Indosat (ISAT) Matangkan Solusi 5G untuk Industri Manufaktur


Bisnis.com, JAKARTA – PT indosat Tbk. (ISAT) tengah mematangkan solusi 5G untuk industri manufaktur, yang dapat membantu perusahaan tidak hanya melakukan pemantauan, juga pengendalian perangkat dari jarak jauh. VP Head B2B Solution Indosat Ooredoo Supriyadi mengatakan sejauh ini pasar manufaktur merupakan pasar terbesar untuk perangkat yang digerakan dengan internet atau internet of things (IoT). Implementasi 5G Indosat, kata dia, ke depan juga akan mengincar segmen manufaktur untuk segmen korporasi. Menurutnya, dengan menggunakan jaringan 4G, pelaku usaha manufaktur hanya dapat menerima informasi tentang jalannya produktivitas di dalam pabrik lewat papan monitor.

Ke depan, kata Supriyadi, perusahaan manufaktur tidak hanya memperoleh informasi atau memantau dari jarak jauh, namun dapat mengoperasikan perangkat Iot manufaktur.

Adapun, jaringan 5G Indosat rencananya dapat mendukung automasi mesin-mesin produksi di dalam pabrik, sehingga jaringan tersebut menghadirkan efisiensi bisnis, kualitas produksi yang lebih banyak dan peningkatan keselamatan bagi pekerja. “Kami akan masuk ke pengendalian, bagaimana mesin-mesin produksi bisa beroperasi secara automasi. Di 5G ada satu teknologi edge computing 5G. Proses pengolahan data akan lebih dekat dengan mesin sehingga latensi lebih rendah,” kata Supriadi kepada Bisnis, Sabtu (19/7).

Sekadar informasi edge computing 5G adalah sebuah teknologi yang membuat pemrosesan data lebih dekat dengan perangkat. Jika komputasi awan tradisional melakukan proses data di awan atau tersentralisasi di awan, dengan edge computing proses menjadi terdesentralisasi, menjadi lebih dekat dengan alat IoT yang menerima jaringan.

Tidak hanya itu, kata Supriyadi, jaringan 5G juga dapat mendukung solusi visualisasi komputer. Dengan jaringan 5G, Indosat memadukan aset perusahaan seperti CCTV dengan video analitik, sehingga pemilik perusahaan tidak hanya dapat melihat video rekaman mentah atau footage atas sebuah kejadian yang telah terjadi, juga bisa mendapatkan ekstrak data. “Dengan solusi itu misalnya mereka bisa melakukan mengidentifikasi obyek, menghitung orang, meningkatkan keamanan dan lain sebagainya,” kata Supriyadi.

Supriyadi menambahkan dengan latensi yang rendah 5G, ke depan industri kesehatan dapat meningkatkan layanan tidak hanya dapat melakukan pengobatan jarak jauh berbasis video. Menurutnya, pelaku industri kesehatan juga bisa melakukan operasi dari jarak jauh, di mana perangkat operarasi digerakan dengan jaringan 5G dari jarak jauh. “Ini semua tidak bisa dilakukan dengan jaringan 4G,” kata Supriyadi. Sekadar informasi, pada Senin (14/6/2021) Indosat berhasil menjadi operator telekomunikasi kedua yang mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk komersialisasi layanan 5G. Penerbitan SKLO ini didasarkan pada pelaksanaan Uji Laik Operasi (ULO) bertempat di Jakarta Pusat (area Monas-Jl. Medan Merdeka Barat-Jl. Medan Merdeka Selatan). Dengan diterbitkannya SKLO 5G ini menandakan bahwa seluruh sarana dan prasarana untuk penggelaran jaringan 5G yang telah selesai dibangun oleh PT Indosat, Tbk secara teknis siap dioperasikan, khususnya akan dilakukan pada pita frekuensi 1800 MHz atau 1,8 GHz, dengan lebar pita 20 MHz dalam rentang 1837,5 MHz sampai dengan 1857,5 MHz. President Director & CEO Indosat Ahmad Al-Neama mengatakan pergelaran 5G di Indosat tidak hanya simbol kegiatan pemasaran. Indosat berkomitmen memberikan layanan 5G terbaik yang berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat. “Peluncuran 5G bukanlah simbol marketing. Ini merupakan komitmen kami untuk Indonesia. Karena ini komitmen, maka kami harus mempersiapkan dengan baik segala sesuatunya,” kata Ahmad kepada Bisnis.

sumber : https://teknologi.bisnis.com/read/20210621/101/1407875/indosat-isat-matangkan-solusi-5g-untuk-industri-manufaktur

 

Posting Komentar

0 Komentar