Jakarta: Sinergi dan kolaborasi antar pihak merupakan kunci dalam implementasi industri 4.0, sejalan dengan kian sengitnya persaingan di era digitalisasi sekarang ini. Transformasi industri 4.0 dinilai akan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku industri dan mempercepat pemulihan industri nasional.
Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian telah membentuk ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0) untuk membangun sinergi dan kolaborasi antar pihak. Sinergi dan kolaborasi itu meliputi pemerintah, pelaku industri/asosiasi, akademisi dan Lembaga R&D, technical provider, konsultan, dan pelaku keuangan guna mempercepat proses transformasi Industri 4.0.
Melalui SINDI 4.0, Kemenperin berupaya untuk meningkatkan sinergi dengan menghubungkan pemerintah, konsultan, akademisi, peneliti, dan pelaku industri untuk dapat mendukung transformasi teknologi sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dalam program nasional Making Indonesia 4.0.
Kementerian Perindustrian melalui Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) menyelenggarakan kegiatan Indonesia 4.0 Conference & Expo-Virtual Edition pada 18-20 Agustus 2021 berkolaborasi dengan Naganaya Indonesia. Kegiatan ini diharapkan bisa memaksimalkan Industri 4.0 di Tanah Air.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang tahunan berkumpulnya seluruh pemangku kepentingan ekosistem industri 4.0 khususnya di Indonesia dan dapat memberikan manfaat yang konkret terhadap perkembangan Industri 4.0 di Indonesia," ujar Direktur Utama Naganaya Indonesia Internasional Aditya Adiguna, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Juni 2021.
Industry BVC Schneider Electric Indonesia Hedi Santoso mengatakan membangun ekosistem seperti SINDI 4.0 yang dapat menjadi wadah bersinergi dan berkolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan sangat penting dalam rangka percepatan transformasi industri di Indonesia. Harapannya berimbas terhadap perekonmian.
"Mengingat salah satu kendala terbesar pelaku industri adalah memperoleh akses terhadap teknologi, keahlian, dan mitra yang tepat dalam membantu transformasi digitalnya," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan transformasi sistem produksi konvensional menjadi digital membutuhkan komponen dan peralatan otomatisasi yang sesuai dengan kebutuhan pabrik.
Terkait hal tersebut, Kementerian Perindustrian terus mendorong dan memfasilitasi percepatan industri nasional dalam melakukan transformasi digital sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Pemerintah memandang implementasi teknologi industri 4.0 menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing.
"Khususnya untuk industri elektronika yang merupakan user sekaligus provider teknologi tersebut," ujar Agus.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menyampaikan pentingnya peralatan otomatisasi dalam mempercepat implementasi Making Indonesia 4.0.
"Teknologi manufaktur seperti big data, artificial intelligence (AI), robotics, internet of things (IoT), dan lain sebagainya hanya bisa diimplementasikan jika lini produksi pabrik didukung dengan peralatan-peralatan otomatisasi. Ke depannya, peralatan ini akan menjadi sebuah kebutuhan bagi industri agar tetap dapat bersaing di pasar," pungkasnya.
sumber : https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/VNno6J7b-maksimalkan-ekonomi-digital-kemenperin-perkuat-sinergi-ekosistem-industri-4-0
0 Komentar