Masuk Bisnis 'Renewable Energy', Indika Garap Panel Surya dan Motor Listrik

 


JAKARTA, investor.id – PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan diversifikasi bisnis dengan masuk ke sektor energi terbarukan (renewable energy). Perseroan menggarap proyek panel surya atau photo-voltaic (PV) module dan motor listrik.

Head of Investor Relations Indika Energy Ricardo Silaen menjelaskan, pemerintah kini mulai menggalakkan penggunaan energi terbarukan. Pada saat yang sama, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan bagi pemilik bangunan untuk menggunakan panel surya (solar panel) demi mengurangi emisi karbon.

"Pemerintah mengharuskan minimal 30% dari area di bangunan pemerintah menggunakan solar panel. Sementara, untuk rumah mewah, apartemen, dan perumahan diharuskan minimal 25%," jelas Ricardo dalam acara The First Indonesia Investor Summit yang berlangsung secara virtual, Minggu (27/6).

Dengan melihat peluang itu, Indika Energy mulai mengembangkan bisnis panel surya melalui kerja sama dengan pengembang solar panel asal India, Fourth Partner Energy. Melalui kerja sama tersebut, Indika membentuk perusahaan patungan bernama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) dengan kepemilikan saham 51%.

Adapun ruang lingkup bisnis EMITS adalah instalasi rooftop solar PV, menghasilkan listrik tenaga surya hingga membangun panel surya untuk menghasilkan listrik yang diinjeksi ke PT PLN. Dalam jangka panjang, Indika menargetkan EMITS bisa menginstalasi listrik tenaga surya sebesar 500 megawatt (MW) dalam lima tahun.

Bisnis energi terbarukan kedua yang digarap Indika melalui anak usahanya, PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI), adalah motor listrik. Pembentukan bisnis ini dilatarbelakangi oleh inisiatif pemerintah untuk mendorong penggunaan motor listrik hingga 2 juta unit pada 2025, rencana Gojek yang akan menggunakan motor dan mobil listrik pada 2030, serta rencana PLN yang akan membangun stasiun pengisian listrik di seluruh Indonesia.

Ricardo mengungkapkan, diversifikasi bisnis ini dilakukan untuk mendukung rencana Indika dalam mengurangi ketergantungan terhadap bisnis batu bara. Pada 2025, Indika menargetkan sekitar 50% pendapatan berasal dari bisnis non-batu bara. Namun, bukan berarti Indika akan meninggalkan bisnis batu bara.

"Dalam jangka menengah, batu bara masih dibutuhkan karena konsumsinya meningkat hingga 65% dalam 10 tahun mendatang dan batu bara adalah salah satu sumber energi yang paling murah," jelas dia.

Secara bisnis, batu bara masih memiliki prospek yang masih menjanjikan. Namun, dia tidak memungkiri, pertumbuhan energi terbarukan cenderung lebih pesat dibandingkan bisnis batu bara.

Karena itu, untuk menjaga keberlangsungan bisnis, Indika melakukan diversifikasi bisnis. Selain energi terbarukan, Indika pun menggarap komoditas lain, yakni tambang emas. Saat ini, Indika menggenggam 45,8% saham di tambang emas PT Masmindo Dwi Area.

Selain itu, Indika membangun terminal BBM di Balikpapan dengan nilai proyek US$ 115 juta. Indika juga terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban dengan kepemilikan saham 29%.

sumber : https://investor.id/market-and-corporate/masuk-bisnis-renewable-energy-indika-garap-panel-surya-dan-motor-listrik

Posting Komentar

0 Komentar