Surabaya, memorandum.co.id – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menilai, pengelolaan sampah di Kota Pahlawan merupakan satu hal yang patut menjadi perhatian pemerintah kota (pemkot). Terlebih Surabaya kota padat penduduk, otomatis menghasilkan sampah yang tidak sedikit.
“Pemkot sudah melakukan upaya pengelolaan sampah secara modern yaitu melalui TPS 3R. Sehingga sampah yang masuk kemudian diolah dan menghasilkan produk daur ulang, kompos, dan residu. Adanya TPS 3R ini mampu mereduksi hingga 60% sampah yang masuk,” jelasnya, Minggu (6/6/2021).
Namun demikian, tempat pembuangan sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, recylce) jumlahnya terbilang minim. Dari 187 TPS, saat ini sudah ada 9 TPS 3R yang terletak di Karang Pilang, Kedung Cowek, Sutorejo, Tenggilis, Gunung Anyar, Waru Gunung, Jambangan, Bratang, dan Osowilangon.
“Jika belum semua TPS berkonsep 3R karena kendala lahan, maka solusinya saya ingin ke depan pemkot perlu memperkuat pengelolaan sampah mulai dari hulu yakni, rumah tangga,” harapnya.
Artinya, lanjut politisi PKS ini, sampah dapat dipilah sejak dari rumah. Sehingga armada angkut sampah ke TPS perharinya juga tidak bercampur antara sampah organik dan anorganik.
Supaya dinas bisa merealisasikan ini, menurut Reni perlu didukung kebijakan dalam bentuk Perwali, sebab perdanya sudah ada yaitu Perda 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan.
“Semakin sedikit residu sampah yang masuk di TPA Benowo maka biaya untuk pengelolaan sampah semakin berkurang dan dana bisa dipergunakan untuk program pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan,” ulasnya.
Untuk itu dibutuhkan pilot project, maka Reni mendorong pemkot agar mengadakan kampung percontohan. Misalnya, pemenang kampung Surabaya Smart City bisa dijadikan penerapan pemilahan sampah dari rumah.
“Di samping banyaknya bank sampah yang sudah ada di Surabaya, adanya kampung percontohan ini akan memperkuat kinerja pengelolaan sampah di Surabaya utamanya warga Surabaya terlibat aktif menjadikan kotanya maju dan ramah lingkungan,” pungkasnya.
sumber : https://memorandum.co.id/pimpinan-dprd-surabaya-ingin-pemkot-rancang-pengelolaan-sampah-dari-hulu/
“Pemkot sudah melakukan upaya pengelolaan sampah secara modern yaitu melalui TPS 3R. Sehingga sampah yang masuk kemudian diolah dan menghasilkan produk daur ulang, kompos, dan residu. Adanya TPS 3R ini mampu mereduksi hingga 60% sampah yang masuk,” jelasnya, Minggu (6/6/2021).
Namun demikian, tempat pembuangan sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, recylce) jumlahnya terbilang minim. Dari 187 TPS, saat ini sudah ada 9 TPS 3R yang terletak di Karang Pilang, Kedung Cowek, Sutorejo, Tenggilis, Gunung Anyar, Waru Gunung, Jambangan, Bratang, dan Osowilangon.
“Jika belum semua TPS berkonsep 3R karena kendala lahan, maka solusinya saya ingin ke depan pemkot perlu memperkuat pengelolaan sampah mulai dari hulu yakni, rumah tangga,” harapnya.
Artinya, lanjut politisi PKS ini, sampah dapat dipilah sejak dari rumah. Sehingga armada angkut sampah ke TPS perharinya juga tidak bercampur antara sampah organik dan anorganik.
Supaya dinas bisa merealisasikan ini, menurut Reni perlu didukung kebijakan dalam bentuk Perwali, sebab perdanya sudah ada yaitu Perda 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan.
“Semakin sedikit residu sampah yang masuk di TPA Benowo maka biaya untuk pengelolaan sampah semakin berkurang dan dana bisa dipergunakan untuk program pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan,” ulasnya.
Untuk itu dibutuhkan pilot project, maka Reni mendorong pemkot agar mengadakan kampung percontohan. Misalnya, pemenang kampung Surabaya Smart City bisa dijadikan penerapan pemilahan sampah dari rumah.
“Di samping banyaknya bank sampah yang sudah ada di Surabaya, adanya kampung percontohan ini akan memperkuat kinerja pengelolaan sampah di Surabaya utamanya warga Surabaya terlibat aktif menjadikan kotanya maju dan ramah lingkungan,” pungkasnya.
sumber : https://memorandum.co.id/pimpinan-dprd-surabaya-ingin-pemkot-rancang-pengelolaan-sampah-dari-hulu/
0 Komentar