Sektor Hulu Migas Setor ke Negara Rp 78,2 Triliun

 


JAKARTA, investor.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat setoran sektor hulu migas ke negara hingga Mei kemari mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 78,2 triliun. Setoran ini mencapai 76,2% dari target penerimaan hulu migas dalam APBN US$ 7,28 miliar. Capaian tersebut salah satunya lantaran harga minyak mentah yang terus meningkat. “Kita bersyukur karena harga minyak saat ini semakin meningkat, saat ini sekitar US$73 per barel, dan Indonesia Crude Price (ICP) sekitar US$68 per barel,” kata Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dalam keterangan resminya, Rabu (16/6). Untuk menjaga penerimaan negara tetap maksimal, SKK Migas meminta agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) segera meningkatkan investasi dengan memanfaatkan harga minyak yang tengah merangkak naik. “Kami berharap harga yang tinggi ini bisa mendorong KKKS meningkatkan kegiatan investasinya, antara lain dengan segera merealisasikan proyek-proyek yang sebelumnya ditinggalkan karena memiliki keekonomian pada harga US$50 atau US$60 per barel,” jelas Taslim. Taslim berharap, peningkatan kegiatan akan tercermin dalam pembahasan rencana kerja dan anggaran (Work, Program and Budget/WP&B) yang akan digelar pada Juli-September nanti. Hal ini sesuai dengan arahan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. “Kami akan segera mengirimkan surat edaran kepada KKKS agar mereka segera meningkatkan investasi untuk 2022. Syukur kalau kegiatan bisa ditingkatkan mulai tahun ini,” tambahnya. Untuk memaksimallan peningkatan investasi, pihaknya berharap agar permohonan insentif hulu migas dapat segera disetujui pemerintah. Di tengah kenaikan harga minya, insentif tetap dibutuhkan sebagai usaha untuk meningkat iklim investasi migas agar lebih menarik dan kompetitif. Apalagi, pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun lalu menurunkan realisasi investasi hulu migas di seluruh dunia, sekitar 30%. Tantangan investasi hulu migas semakin berat karena adanya kampanye dunia untuk mengalihkan investasi ke sektor energi terbarukan. Tantangan serupa juga terjadi di Indonesia di mana realisasi investasi per Mei kemarin mencapai US$ 3,93 miliar atau sekitar 31,7% dari target US$ 12,38 miliar. “Dengan membaiknya harga minyak, kami berharap situasi [investasi] membaik karena dari sisi potensi, Indonesia masih menjanjikan. Sebagai bukti, kita masih menyaksikan temuan dari pengeboran Sumur Maha di Perairan Makasar, juga adanya temuan tambahan cadangan di Lapangan Banyu Urip yang dobel dari perkiraan sebelumnya. Semoga usaha bersama ini dapat meningkatkan kegiatan produksi di tanah air,” tutur Taslim. Hingga Mei kemarin, lifting minyak tercatat sebesar 662,6 ribu barel per hari (bph) atau 94% dari target APBN 705 ribu bph. Selanjutnya, lifting gas sebesar 5.379 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) atau 95,4% dari target 5.638 MMScfd. Pada tahun depan, lifting minyak diproyeksikan di kisaran 705-750 ribu bph dan gas 1,03-1,2 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD).

sumber : https://investor.id/business/sektor-hulu-migas-setor-ke-negara-rp-782-triliun

Posting Komentar

0 Komentar