Perhatikan Keamanan Digital di Mana Saja

 

Perhatikan Keamanan Digital di Mana Saja

Kabupaten Bandung Jabar-Keamanan digital sebenarnya melindungi diri, keluarga qt pdan orang lain yang terkonek dengan kita juga dengan perangkat digital yang kita gunakan. Digital safety berbeda dengan digital security. Digital security berarti berbicara mengenai keamanan digital, berbicara mengenai keselamatan.

Mengamankan password agar tidak diketahui oleh orang lain, penggunaan ID card, ruangan dikunci dengan akses yang dibatasi merupakan digital security. Sementara digital safety ialah penggunaan password yang tidak membahayakan, penggunaan kamera kamera pengawas, di mobil ada sensor jarak mobil dan motor tidak bisa dikendalikan jika tercium aroma alkohol, sensor marka jalan pada mobil dan lainnya.

Ada gadget yang terhubung dengan kamera, mesin cuci, robot tempat membuat kopi, lampu dan semua alat rumah tangga. Semua terhubung melalui internet itulah yang disebut dengan Internet of Things (IoT).

Yoseph Hendrik, dosen STARKI mengatakan, jika kita berbicara mengenai IoT apa saja yang ada di internet of thing tentu ada perangkatnya atau hardware berupa ponsel, laptop, komputer kemudian ada software menggunakan browser dan aplikasi ialah software. Kemudian ada jaringan seperti Wi-Fi terdapat data dan terakhir adalah brainware.

Jadi kalau kita terhubung dengan internet maka kelima ini pasti menjadi bagian dari kita harus dipahami. Dari kelima ini masing-masing memiliki keamanan tersendiri termasuk brainware atau orang yang menggunakan internet tersebut.

“Diperlukan autentifikasi atau otorisasi terhadap perangkat perangkat digital dan semua infrastrukturnya untuk memastikan bahwa peralatan yang dipakai aman dari penyalahgunaan pemakai dan saat dipakai tidak membahayakan jiwa. Bentuk otentifikasi serta otorisasi paling mendasar dalam pemakaian perangkat perangkat digital adalah penggunaan username dan password PIN, OTP, 2FA Captcha, SSO dan lainnya,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021) siang.

Untuk sandi keamanan itu ada statis dan dinamis. Sandi keamanan statis adalah sandi keamanan yang tenang yang tidak pernah berubah sama sekali oleh pemiliknya contohnya adalah user ID password dan PIN. Sementara sandi keamanan dinamis, sandi keamanan yang berubah-ubah karena memang dibuat oleh sistem seperti OTP dan 2FA.

OTP (One Time Password) merupakan kode dinamis yang dapat memvalidasi upaya masuk ke dalam akun. OTP bertujuan menghindari kelemahan yang dimiliki oleh sistem autentikasi berbasis password statis.

OTP terdiri dari 4-6 angka dan dikirimkan melalui email atau SMS. Hanya dapat digunakan satu kali saja dalam periode waktu tertentu paling lama hanya 6 menit. Kode OTP bersifat rahasia dan tidak boleh diberikan kepada siapapun dengan alasan apapun banyak digunakan pada aplikasi keuangan seperti dompet digital untuk mencegah tindak kejahatan

2FA (Two Factor Authentication) kita harus mendaftarkan perangkat lainnya yang pertama kita tahu password kita lalu yang kedua kita harus memasukkan nomor HP kita. “Apabila kita mau dibajak misalnya hacker udah tahu password kita lalu dia memasukkan passwordnya ke akun kita. Server tidak percaya begitu saja dia langsung mengirimkan kode OTP yang ke HP kita. Ituulah yang membuat akun media sosial kita aman karena ada dua verifikasi kali ke ponsel kita,” ujarnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Ariyo Zidni (Pendongeng dan Penulis Cerita Anak), Dewi Tresnawati ( RTIK Indonesia), Bukhori (RTIK Sukabumi), dan Deya Oktarisa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Sumber : https://cakrawala.co/perhatikan-keamanan-digital-di-mana-saja/



Posting Komentar

0 Komentar