Sederet Strategi Widodo Makmur Capai Pertumbuhan 300%


 Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Widodo Makmur Perkasa Tumiyana mengungkapkan perusahaan tengah melakukan langkah efisiensi untuk meningkatkan kinerja, terutama setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir tahun. Perusahaan akan melakukan integrated farming, peningkatan kapasitas produksi, dan penggunaan energi terbarukan yang akan berperan dalam pengurangan biaya produksi.

"Setelah IPO akhir tahun ini kami akan lakukan integrated farming dengan menanam jagung di 12 ribu hektar. Kemudian dari limbah jagung ini akan menjadi pakan sapi, dan dari kotoran sapi akan kami olah menjadi fertilizer sehingga ada pengurangan biaya produksi. Proses penanaman jagung kami juga akan lebih efisien dan end product akan turun harga, dibandingkan harga di pasar," kata Tumiyana dalam Economic Update CNBC Indonesia, Senin (12/7/2021).

Penggunaan energi terbarukan akan memanfaatkan tenaga angin dan membangun solar panel, dan diperkirakan akan menurunkan biaya konsumsi energi hingga 50%. Selain meningkatkan kapasitas produksi, dan melakukan efisiensi, perusahaan juga akan fokus pada proses melantai di BEI melalui IPO di akhir 2021.

Perusahaan menargetkan bisa mengantongi dana hingga Rp 5,5 triliun dengan melepas 30% sebanyak-banyak 30% saham ke publik. IPO induk usaha WMUU ini merupakan bagian dari rencana penggalangan dana untuk kebutuhan investasi Rp 10,9 triliun dalam waktu 5 tahun, sehingga aksi korporasi ini tidak hanya akan berhenti di IPO saja.

Tumiyanan memperkirakan ekuitas perusahaan akan meningkat tiga kali lipat usai IPO, dan bisa leverage kemampuannya dari berbagai sisi. Saat ini pihaknya pun sudah menunjuk underwriter untuk melakukan prosesnya.

"Sekarang ke teman-teman underwriter kita tidak bisa buka satu-satu, tapi responnya kuat. Beberapa sudah membawa anchor buyer dari negara lain seperti Singapura, Malaysia, Australia, China, Korea. Dari 4 joint lead sudah bawa anchor buyer masing-masing, selain strategic partner yang sudah kami dekati dalam jangka pendek," kelas Tumiyana.

Selain itu dia juga menyasar investor ritel di dalam negeri yang sangat besar. Tumiyana mengatakan usai IPO penambahan kapasitas produksi akan segera dilakukan untuk menangkap potensi pasar yang besar. Apalagi menurut catatannya potensi pasar produk protein turn overnya mencapai Rp 1.040 triliun, dan dalam 5 tahun mendatang diproyeksikan meningkat menjadi Rp 1.300 triliun.

"Itu yang kami sasar menjadi sebuah pasar baru karena pemain seperti kita tidak banyak. Apalagi produksi di area tertentu di benua lain juga mengalami perubahan dan kami menangkap peluang itu untuk memproduksi barang yang lebih efisien karena demand meningkat pertumbuhan harus didorong," kata dia.

Tumiyana juga menargetkan pendapatan dan laba tahun ini bisa meningkat 300% dengan besarnya potensi bisnis pangan dasar dan protein. Dua memproyeksikan pendapatan bisa mencapai Rp 9,6 triliun dari posisi 2020 senilai Rp 3,7 triliun, dengan laba Rp 600 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 136 miliar.

Dia mengatakan untuk 5 tahun rata-rata pertumbuhan pendapatan perusahaan diperkirakan di kisaran 49% dan laba 39%. Hal ini didorong dari peningkatan indeks kepercayaan konsumen, penambahan jumlah penduduk, dan meningkatnya pendapatan per kapita.

"Kami dorong terus untuk melakukan aksi korporasi dan meningkatkan produksi, terutama dengan penurunan produksi di negara lain. Jadi kita suka tidak suka harus melakukan peningkatan produksi untuk kebutuhan luar negeri dan dalam negeri," ujarnya.

sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210712132219-17-260110/sederet-strategi-widodo-makmur-capai-pertumbuhan-300

Posting Komentar

0 Komentar