Ubaya dan Penerbit Erlangga Edukasi Masyarakat Kenali Fakta dan Hoaks Seputar Vaksin Covid-19


SURABAYA –KEMPALAN: Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi dengan Penerbit Erlangga ajak masyarakat kenali fakta dan hoaks seputar vaksin Covid-19 melalui webinar nasional. Webinar nasional bertajuk “Fakta dan Hoaks Seputar Vaksin Covid-19” digelar dalam rangka memberikan edukasi pentingnya pemahaman vaksin Covid-19 untuk menangkal konten atau berita hoaks di masyarakat. Terdapat juga launching buku karya Dosen Fakultas Farmasi Ubaya, Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt. yang berjudul “Bioteknologi Farmasi – Edisi Khusus Pandemi Covid-19”. Acara dan launching buku diresmikan oleh Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT secara virtual, Sabtu (17/7/2021).

Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT mengungkapkan bahwa Ubaya sebagai lembaga pendidikan tinggi selalu ingin berperan dalam membantu pemerintah dan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. Caranya dengan terus berkarya menghasilkan karya inovasi yang kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. “Saya berharap buku ini bisa menjadi sumber informasi yang akurat dan terpercaya terutama dalam menyikapi situasi saat ini. Terima kasih kepada Penerbit Erlangga yang sudah membantu dalam menerbitkan buku. Semoga kehadiran buku ini bisa memberikan solusi untuk masyarakat luas,” ucap Benny.

Setelah launching buku, acara dilanjutkan dengan webinar nasional dengan menghadirkan tiga narasumber. Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt. menjadi narasumber pertama dalam memaparkan materi mengenai “Efektivitas dan Keamanan Vaksin Covid-19”. Dosen Fakultas Farmasi Ubaya ini mengawali materi dengan menjelaskan karakteristik informasi hoaks atau berita bohong atau disebut juga fake news. Materi tersebut diberikan kepada peserta karena maraknya informasi hoaks melalui konten atau berita-berita yang ada di media mengenai vaksin Covid-19. Sasaran konten hoaks yang beredar di masyarakat umumnya ditemukan saat pra-vaksinasi, vaksinasi, dan pasca vaksinasi, terkait efektivitas serta keamanan vaksinasi.

“Sebetulnya BPOM sudah memberikan iZin ada enam produk vaksin yaitu CoronaVac Sinovac, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna yang saat ini masih gencar diperbincangkan untuk vaksinasi dosis ketiga nakes (tenaga kesehatan). Vaksin-vaksin ini dasar teknologinya sudah lama jadi bukan sesuatu yang baru. Pandemi ada baru disiapkan, bukan seperti itu,” terangnya.

Materi mengenai mekanisme vaksin diulas lebih mendalam pada karya buku barunya. Dengan diluncurkan buku tersebut, Oeke berharap dapat memberikan pembukaan wawasan tentang konsep yang benar dengan dasar scientific mengenai produk biologi. Melalui webinar nasional, Oeke menghimbau untuk lebih bijak dalam memilih informasi dan bermedia sosial.

“Buku ini awalnya saya tulis untuk memenuhi kebutuhan ajar mahasiswa. Kemudian saya melihat bahwa ada kebutuhan masyarakat atau teman-teman seprofesi tenaga kesehatan untuk mendapat wawasan atau konsep yang benar baik itu vaksin hingga antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal ini yang sering dicari di media sosial, misalnya actemra yang sulit didapatkan tetapi berguna untuk terapi bagi pasien Covid-19,” ujar Oeke.

Disamping itu, materi kedua dengan judul “Kecerdasan Artifisial dalam Dunia Kesehatan” disampaikan oleh Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM. selaku Dosen Fakultas Teknik Elektro Unika Atma Jaya. Ketua Indonesian Artificial Intelligence Society (IAIS) meyampaikan jika ada informasi hoaks mengenai penggunaan micro chip pada vaksin. Faktanya, chip memang berukuran kecil, tetapi belum bisa berukuran lebih kecil lagi sehingga tidak bisa dimasukkan kedalam cairan vaksin. Menurutnya, pembuatan teknologi berukuran kecil tidak semudah yang dibayangkan masyarakat atau digambarkan oleh film-film.

Saat ini banyak lembaga atau organisasi kesehatan di dunia berkolaborasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk membantu dalam mendiagnosis pasien. Adanya AI juga dapat menjembatani berbagai pihak seperti pemerintah, dokter, pasien dan farmasi dalam penanganan Covid-19. Sebagai contoh dalam penggunaan aplikasi chatbot yang membantu memberikan informasi kesehatan dan melayani masyarakat selama pandemi Covid-19.

“Sistem AI juga digunakan untuk mendeteksi Covid-19. Pencitraan Medis CT Scan dan X-Ray untuk penegakan diagnosis Covid-19 menggunakan AI. AI juga berperan sebagai sistem pendukung keputusan dalam membantu radiolog dan dokter menegakkan diagnosis Covid-19. Membantu mempercepat diagnosis Covid-19 dan bersifat komplemen terhadap deteksi berbasis PCR dan rapid test,” sambungnya.

Narasumber terakhir yaitu Dr. Dra. Christina Avanti, M.Si., Apt. selaku Wakil Rektor III Ubaya sekaligus Dosen Farmasi Ubaya hadir untuk berbagi pengalaman kepada peserta mengenai “Kontribusi Ubaya sebagai Perguruan Tinggi dalam Vaksinasi Covid-19”. Sebagai Ketua Satgas Cegah Covid-19 Ubaya, Beliau menceritakan tindakan apa saja yang sudah dilakukan oleh satgas pencegahan penyebaran Covid-19 Ubaya mulai tahun 2020 hingga tahun 2021.

Ubaya juga turut berkontribusi dalam menyukseskan program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah dengan ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan pos pelayanan vaksinasi COVID-19 drive-thru pertama di Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan program Gojek berkolaborasi dengan Halodoc dengan menggandeng Ubaya, Dinas Kesehatan Surabaya, dan Rumah Sakit Husada Utama.

“Selama pelaksanaan vaksinasi, Ubaya juga tidak luput dari beberapa konten atau berita hoaks. Ini terjadi karena ada beberapa miskomunikasi, sebetulnya antrean vaksinasi yang sempat membludak disebabkan karena antusias masyarakat dan ternyata sebagian dari mereka belum mendaftar melalui aplikasi tetapi sudah datang di lokasi. Namun, kami segera sigap untuk membantu dan merapikan kembali antrean agar berjalan dengan baik sesuai prokes,” tutup Christina. (Humas Ubaya for Kempalan.com)

Editor : Freddy Mutiara
https://kempalan.com/2021/07/17/ubaya-dan-penerbit-erlangga-edukasi-masyarakat-kenali-fakta-dan-hoaks-seputar-vaksin-covid-19/

Posting Komentar

0 Komentar