Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Semester I Hanya Bertambah 169 MW

 

Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Semester I Hanya Bertambah 169 MW

Upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan atau EBT 23% pada 2025 rupanya cukup berat. Pasalnya sepanjang semester I 2021, kapasitas pembangkit EBT hanya bertambah 169 megawatt (MW).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, membenarkan bahwa realisasi bauran EBT hingga sampai ini belum ada perubahan signifikan. Realisasi dari bauran EBT terhadap energi nasional baru mencapai 11,2% atau hanya naik sekitar 0,2% dari posisi akhir 2020.

Dengan tambahan tersebut, total kapasitas pembangkit EBT yang ada saat ini mencapai 10,6 gigawatt (GW). "PLT EBT selama semester 1 bertambah 169 MW. Totalnya jadi 10,6 GW," ujar Dadan kepada Katadata.co.id, Jumat (6/8).

Jumlah tersebut sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, dan sebagian kecil berasal dari pembangkit listrik tenaga sampah kota. Meski begitu, Dadan tak memerinci secara total semua kapasitas pembangkit nasional yang ada saat ini.

Upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan atau EBT 23% pada 2025 rupanya cukup berat. Pasalnya sepanjang semester I 2021, kapasitas pembangkit EBT hanya bertambah 169 megawatt (MW).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, membenarkan bahwa realisasi bauran EBT hingga sampai ini belum ada perubahan signifikan. Realisasi dari bauran EBT terhadap energi nasional baru mencapai 11,2% atau hanya naik sekitar 0,2% dari posisi akhir 2020.

Dengan tambahan tersebut, total kapasitas pembangkit EBT yang ada saat ini mencapai 10,6 gigawatt (GW). "PLT EBT selama semester 1 bertambah 169 MW. Totalnya jadi 10,6 GW," ujar Dadan, Jumat (6/8).

Jumlah tersebut sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, dan sebagian kecil berasal dari pembangkit listrik tenaga sampah kota. Meski begitu, Dadan tak memerinci secara total semua kapasitas pembangkit nasional yang ada saat ini.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, bauran energi untuk pembangkit listrik hingga kini masih didominasi oleh batu bara yakni 65,30%. Kemudian gas 17,86%, air 7,05%, panas bumi 5,61%, BBM (+BBN) 3,81%, Biomassa 0,18%, dan sisanya EBT lain 0,18%.

"Ini besaran bauran energi di sektor pembangkit listrik hingga Juni 2021. Bukan kapasitas terpasang, tapi realisasi produksi listriknya," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari.

Untuk diketahui, Kementerian ESDM sebelumnya menyampaikan realisasi investasi energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) hingga semester I 2021 sebesar US$ 1,07 miliar. Angka tersebut mencapai 52% dari target yang ditetapkan pada tahun ini yang sebesar US$ 2,04 miliar.

Dadan menyampaikan bahwa pemerintah optimis target investasi di tahun ini akan tercapai. "Target masih tetap, kondisi pandemi memang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek di lapangan," kata dia beberapa waktu lalu.

Adapun realisasi investasi pada semester I ini ditopang oleh investasi aneka EBT sebesar US$ 590 juta, kemudian panas bumi US$ 357 juta, bioenergi US$ 124 juta, dan konservasi energi US$ 6 juta. Realisasi investasi diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pemulihan ekonomi nasional selama pandemi.

Menurut Dadan ada beberapa proyek besar yang diperkirakan akan mendongkrak capaian investasi di akhir tahun ini seperti proyek PLTA dan PLTP yang realisasi investasinya diharapkan masih akan terus naik.

Sumber : https://katadata.co.id/happyfajrian/ekonomi-hijau/610d06578ffc2/kapasitas-pembangkit-listrik-ebt-semester-i-hanya-bertambah-169-mw

Posting Komentar

0 Komentar