Mahasiswa Unair Rancang Cincin Pendeteksi Saturasi Oksigen

 


Mahasiswa Unair Rancang Cincin Pendeteksi Saturasi Oksigen

SURABAYA -- Empat mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga menggagas cincin sensor saturasi oksigen yang terintegrasi Internet of Things (IoT). Cincin sensor saturasi oksigen tersebut terbuat dari bahan nanomaterial berupa lapisan tipis (thin film) material MXene.

Empat mahasiswa yang dimaksud yakni Diva Meisya Maulina Dewi, Agustina Oktafiani, Fajar Sukamto Putra, dan Zuhra Mumtazah. Diva Meisya menjelaskan pembuatan cincin sensor saturasi oksigen terinspirasi dari banyaknya pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Banyak kasus pasien yang menjalani isolasi mandiri tiba-tiba mengalami penurunan tingkat saturasi oksigen hingga di bawah 90 persen. Bahkan tidak jarang panurunan saturasi oksigen tersebut tidak terdeteksi karen mereka tidak mengalami gejala sesak napas.

Petugas kesehatan dan relawan bersiap memberikan bantuan makanan dan obat-obatan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Jalan Bawang, Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (23/7/2021) malam.

“Sensor ini bisa langsung terintegrasi ke RS atau fasilitas kesehatan terdekat sehingga akan cepat memberikan pertolongan pertama pada pasien,” kata Diva, Jumat (6/8).

Diva menjelaskan, sensor saturasi oksigen berperan sebagai telemedicine dan controling. Diva menuturkan sensor yang tersusun dari lapisan Thin film MXene terangkai dengan alat elektronik berupa mikrokontroler dan wifi module berbentuk seperti cincin.

Sensor yang dipasang di jari tangan akan mendeteksi saturasi oksigen dalam darah. Signal kemudian diterima oleh mikrokontroler untuk diteruskan ke database sehingga bisa diakses oleh user.

Ia menjelaskan, cara MXene mendeteksi saturasi oksigen, berdasar penelitian Khan et al, (2018) tiap pixel dari ROA terdiri atas Red OLED, NIR dan OPD yang masing-masing akan terkoneksi pada Analog Front End (AFE).

Lebih detailnya, Red OLED, NIR dan OPD merupakan sinar yang memiliki gelombang tertentu yang nantinya mendapatkan data mengenai oksihemoglobin dan deoksihemoglobin. “Semua komponen ini terhubung pada mikrokontroler sebagai penerima sinyal untuk diteruskan ke pengguna,” ujarnya.
“Sensor ini bisa langsung terintegrasi ke RS atau fasilitas kesehatan terdekat sehingga akan cepat memberikan pertolongan pertama pada pasien,” kata Diva, Jumat (6/8).

Sumber : https://m.republika.co.id/berita/qxey6v436/mahasiswa-unair-rancang-cincin-pendeteksi-saturasi-oksigen

Posting Komentar

0 Komentar