Masih Tinggi, Ini Ramalan BUMI Soal Harga Batu Bara

 


Masih Tinggi, Ini Ramalan BUMI Soal Harga Batu Bara

Jakarta - Harga batu bara tercatat melonjak pada perdagangan akhir pekan lalu dan mencetak rekor baru. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 156,95/ton. Melesat 2,75% dibandingkan posisi hari sebelumnya, dan kini berada di titik tertinggi setidaknya sejak 2008.
Direktur & Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan lonjakan harga batu bara tidak terjadi dalam sekejap dan beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti peningkatan aktivitas industri dan musim dingin. Sebelumnya harga batu bara telah turun hingga US$ 50 per ton, dan mulai pertengahan 2020 harga mulai menanjak naik.

"Ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan di China, sebagian besar dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 dan permintaan yang bervariasi dari China. Kami juga melihat harga naik hingga US$ 157 per ton," kata Dileep, Senin (9/8/2021).

Dia menilai hingga akhir tahun tren harga batu bara masih akan tinggi dan tidak akan di bawah US$ 100 per ton. Tren harga tinggi ini akan bertahan hingga 2022-2023 dimana harga bergerak di kisaran US$ 130-150 per ton.

"Tampaknya akan berlanjut dan harga dapat dipertahankan di dekat level saat ini, sejauh mungkin ada koreksi, tetapi kami tidak melihatnya turun di bawah US$ 100 per ton," kata dia.

Sepanjang tahun ini, perusahaan memproyeksikan harga batu bara yang diproduksi di kisaran US$ 53-56 per ton. Untuk anak usaha BUMI, yakni Kaltim Prima Coal, harga batu bara diperkirakan di level US$ 60-64 per ton, sementara Arutmin US$ 39-42 per ton.

Bahkan di tengah meningkatnya permintaan energi terbarukan, batu bara masih akan menunjukan eksistensi selama beberapa tahun ke depan. Ketika ada pemulihan pandemi negara-negara ini mengalami pola permintaan yang bervariasi terhadap energi yang tidak bisa dipenuhi semuanya oleh energi terbarukan. Dileep menambahkan untuk di Asia, peningkatan aktivitas industri membuat permintaan batu bara meningkat 3% dan akan bertahan selama jangka menengah.

"Meski ada energi terbarukan tidak dapat menggantikan sepenuhnya bahan bakar fosil sejauh sekitar 25-30 tahun, karena terlalu banyak variabel lain yang terlibat," ujar Dileep.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210809144518-17-267243/masih-tinggi-ini-ramalan-bumi-soal-harga-batu-bara

Posting Komentar

0 Komentar