Bisnis Voucher yang Tak Lekang Oleh Hantaman Pandemi

Jakarta - Pandemi bagai dua sisi mata uang karena di satu sisi ada yang tumbang tapi di sisi lain ada yang berjuang dan menjadi pemenang.

Salah satu perusahaan yang bisa bertahan dan bahkan makin cuan saat pandemi adalah Ultra Voucher. Perusahaan digital ini bergerak di bidang voucher/gift card.

"PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) dimulai pada 2017. Secara bisnis sudah memulai jual voucher fisik pada 2015. Fokus ke digital pada 2017," ujar COO Ultra Voucher, Riky Boy H Permata dalam TECH CONFERENCE 2021 "Future 5G, Global Connectivity, Cloud Computing & Internet Of Things" Kamis (16/9/2021).

Pada 2017, Ultra Voucher merambah ke voucher retail misalnya makanan. Awalnya hanya ada 5-10 merchant saja yang bekerjasama dengan Ultra Voucher. Hingga saat ini, telah bergabung 350 merchant dengan lebih dari 40 ribu outlet.

"Saat pandemi, Ultra Voucher active user-nya naik. Justru growth saat pandemi. Naik revenue dan user. Perusahaan bukan bakar-bakar karena kita tidak melakukan discount yang menggerus bisnis," tuturnya.

Sehingga, lanjutnya, meski kerap memberikan potongan harga, perusahaan tetap membukukan keuntungan. Bahkan, sejak 2017 hingga 2021, Ultra Voucher terus membukukan keuntungan.

"Ultra voucher diminati produk dan investment. Bisa dibilang, bisa bertahan di kondisi normal, pandemi, akan selalu kuat," tegasnya.

Adapun jaringan Ultra Voucher diantaranya melalui B2C, marketplace, B2B yang terdiri dari konsumen korporasi hingga bank dan terakhir adalah re-seller. Untuk B2C, pengguna bisa langsung mengunggahnya melalui app store. Di mana nantinya akan banyak pilihan voucher mulai dari hiburan hingga makanan.

Sebelumnya, pada acara yang sama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan bahwa pandemi mengharuskan banyak sektor bisnis bertahan bahkan ada yang bisa menjadi pemenang.

"Beberapa sektor menjadi pandemic winner," tuturnya.

Teknologi menurut Sandi menjadi salah satu poin penting untuk bisnis bisa bertahan. Apalagi, saat ini telah ada jaringan 5G yang masuk ke Indonesia sejak Mei 2021.

"Terutama sejak 5G pada Mei 2021. Kita harapkan ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melanjutkan agenda karena tidak pernah tahu kapan pandemi berakhir," tegasnya.

Di ASEAN, lanjutnya, Indonesia menyumbang 40% pangsa pasar ekonomi digital. Hal ini dikontribusikan juga oleh teknologi Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan yang dimanfaatkan untuk virtual effect dengan hadirnya 5G.

"Revolusi industry 4.0 juga menjadi peluang bisnis aplikasi makin besar. Jaringan 5G berperan untuk menjadi nilai tambah. Subsektor aplikasi, gaming akan terus memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pertumbuhan besar," pungkasnya.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210916150323-37-276858/bisnis-voucher-yang-tak-lekang-oleh-hantaman-pandemi

Posting Komentar

0 Komentar