Bos TOBA Ungkap Strategi Garap Renewable Energy

Jakarta - Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Sjahrir perusahaan tengah melakukan perubahan fokus bisnisnya dari batu bara menjadi energi baru terbarukan. Hal ini ditandai dengan proyek-proyek pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan, salah satunya PLTS terapung dengan perkiraan alokasi investasi US$ 200 juta.

"Kami dulu mulai di bisnis batu bara menjadi energi terintegrasi baru bara dan kini kami menjadi energi terintegrasi terbarukan, kita reinvest cash flow dan realokasi ke energi terbarukan," kata Pandu dalam CNBC Indonesia Award 2021 The Best Energy & Mining Companies, Rabu (29/9/2021).

"Bagaimana mengubah dari fossil fuel based, menjadi renewable yang bisa memangkas karbon itu yang kami gunakan. Surya dan angin bisa, hydro kami ada tapi masih kecil dan ingin diperbesar. Dari sisi teknologi, energi menjadi sektor yang belum banyak disrupsi dan kami akan mulai," tambahnya.

Segmen yang menjadi penopang dalam pengembangan industri energi adalah pembangkit listrik, setelahnya baru mineral yang bisa dijadikan energi terutama untuk baterai di masa depan. Nikel dan turunannya juga menjadi yang dibidik perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan.

Pandu mengatakan di masa depan batu bara masih berperan sebagai sumber energi dan pertahanan, karena masih menjadi sumber energi paling murah. Namun dia menilai pentingnya untuk realokasi investasi dan alternatif pendapatan lain untuk perusahaan menuju net zero karbon.

"Memang tidak terhindarkan beralih ke sustainability energy, kami berubahnya hampir 180 derajat dan tetap di industri energi hanya saja dengan cara yang berbeda," kata Pandu.

Fokus perusahaan saat ini menurutnya bagaimana meminimalisasi risiko pasar, mencari pendapatan di luar batu bara dan mengarah ke energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga angin, surya, hingga hydro. Pandu mengatakan fokus perusahaan saat ini lebih banyak di luar Jawa, terutama untuk memenuhi energi dan listrik yang terus meningkat.

"Kami tidak banyak investasi di Jawa tapi justru di luar Jawa, karena kami bisa mendapatkan harga, return, dan acceptance komunitasnya, dan mereka disana juga membutuhkan energi yang murah," ujar Pandu.

Perusahaan juga akan mencari partner kelas dunia untuk mengembangkan sisi teknologi upstream. Meski energi menjadi sektor yang masih minim disrupsi, Pandu menilai pengembangan dan penggunaan teknologi tetap harus dilakukan.

"Energi menjadi yang paling terakhir terdisrupsi karena biasanya B2B kebanyakan, kalau sudah mendekati konsumen maka kita sebagai perusahaan harus berinovasi," kata dia.

Perusahaan juga menyiapkan investasi hingga US$ 200 juta untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dengan kapasitas 330 megawatt. Dia mengatakan untuk tahap pertama kapasitas PLTS terapung yang dibangun sekitar 150 megawatt.

"Ada keinginan dari pemerintah dan presiden menjadikan Indonesia net zero karbon mengubah dari fossil fuel based menjadi energi terbarukan. Agustus lalu kita menjual saham di PT Paiton Energy dan fokus ke energi terbarukan," kata Pandu.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210929183413-17-280199/bos-toba-ungkap-strategi-garap-renewable-energy

Posting Komentar

0 Komentar