Perkembangan zaman membuat kota-kota seolah berlomba menjadikan sebuah kota menjadi kota yang layak huni dan bersifat sustainability. Konsep - konsep perkotaan kian hadir dalam beberapa macam mulai dari dahulu sampai dengan era sekarang ini.
Salah satu hal yang menyebabkan perkembangan konsep perkotaan ini ialah dengan adanya kebutuhan dari masyarakatnya sendiri yang berhak untuk mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, aman dan memiliki kualitas yang baik. Diketahui terdapat beberapa konsep pengembangan kota yang mengakamodasi beberapa kepentingan masyarakat dan memiliki karakteristik tertentu, misalnya Green City, Smart City dan Compact City. Yang menjadi fokus pada tulisan kali ini ialah konsep smart city.Smart City atau kota pintar merupakan sebuah konsep kota yang mengintegrasikan teknologi dalam beberapa aspek yang berada dalam kota dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang efisien dan optimal kepada masyarakatnya serta memberikan kemudahan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut. Konsep Smart City ini bisa dikatakan sebagai konsep yang berkembang pesat seiring dengan adanya IoT (Internet of Thing).
Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini internet telah menjadi kebutuhan tiap manusia (terutama usia produktif), juga termasuk memberikan pelayanan juga memerlukan bantuan internet agar samapi pada masyarakat. Coben (2010) berpendapat bahwa terdapat enak dimensi kota pintar, yaitu smart mobility, smart society, smart government, smart economy, smart environment and quality of life. Dari keenam pilar terbutlah yang membentuk sebuah kota menjadi kota pintar. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kota yang diklaim mengusung konsep smart city, contohnya ada Bandung, Surabaya, Malang dan Denpasar. Namun yang menjadi fokus penulisan kali ini ialah Kota Denpasar, Bali.
Denpasar merupakan sebuah kota yang berada di Pulau atau Provinsi Bali. Kota Denpasar sendiri dinobatkan sebagai juara pertana kota cerdas berdasarkan hasil penilaian dari Kompas dengan tajuk Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018. Sebenarnya Kota Denpasar ini sudah dari sekitar tahun 2008 an telah mengembangkan teknologi komunikasi dan informatika dalam melayani masyarakatnya dengan mengadakan call center safety community yang dirasa hal itu telah menyerempet ke arah pembangunan smart city dan bisa jadi menjadi cikal bakal berkembangnya penggunaan teknologi dalam pelayanan masyarakat. Sebenarnya pengembangan kota di Depasar ini menggunakan pendekatan top down dan bottom up planning. Jadi disini yang meginisiasi dan menggalakkan pembangunan ini tak hanya dari pemerintah saja namun juga masyarakat setempat trut andil dalam melakukan perbahan-perubahan demi Denpasar yang lebih baik. Dalam hal ini peran pemerintah sangat besar dalam memfasilitasi dan mendengarkan aspirasi dari masyarakatnya.
Untuk saat ini Kota Denpasar telah meluncurkan aplikasi untuk masyarakatnya yang bernama PRO Denpasar+. Kata PRO disini merupakan sebuah singkatan dari Pengaduan Rakyat Online. Dalam PRO Denpasar+ ini berorientasi pada kemudahan masyarakat dalam menyampaikan keluh kesah serta aspirasinya kepada pemerintah setempat. Namun tak hanya itu, dalam aplikasi ini juga terdapat beberapa fitur pendukung yang memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayan publik dengan simple, cepat, akurat serta real time. Contoh fiturnya adalah seperti Live CCTV yang memberikan gambaran kondisi real mengenai wilayah, fitur informasi lowongan pekerjaan, fitur harga pasar, fitur Damakesmas dan fitur perijinan yang memungkinkan masyarakat mengajukan perijinan secara online atau dalam hal ini bisa dikatakan ada kaitannya dengan sistem OSS (Online Single Submission). Dengan aplikasi yang memeiliki beberapa fitur tersebut dirasa sejalan dengan konsep smart city yang notabene adalah pengembangan kota berbasis teknologi.
Sumber : https://www.kompasiana.com/dinara42721/614580ca53f9cd10a754f262/cerita-dari-denpasar-pengembangan-smart-city
0 Komentar