Setiap manusia membutuhkan sumber daya energi. Mengingat semua aktivitas yang dilakukan membutuhkan hal tersebut. Sayangnya, penggunaan sumber daya energi yang terlalu masif berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkungan alam.
Hingga akhirnya, hasil dari pembuangan sumber daya energi tersebut dapat membahayakan kesehatan. Inilah yang membuat para ahli terus berinovasi untuk menemukan opsi lain untuk memenuhi sumber daya energi.Salah satunya melalui Energi Baru Terbarukan (EBT), yang mulai dilirik oleh pelaku industri dari berbagai sektor bisnis, yang dinilai dapat mengakselerasi tercapainya green economy atau ekonomi hijau di Indonesia.
"Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kawasan industri hijau yang nantinya didukung oleh sumber energi terbarukan seperti PLTS Atap, sehingga produk yang dihasilkan termasuk dalam kategori produk hijau (green product)," kata Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dalam siaran pers yang Suara.com terima, Rabu (6/10/2021) kemarin.
Selain mampu mengurangi penggunaan energi fosil, pemanfaatan EBT kata dia juga dapat menyerap dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi hijau yanh mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa mengeksploitasi sumber daya alam sehingga akan berdampak baik bagi lingkungan di masa depan.
"Transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan merupakan keniscayaan saat ini, di tengah dunia yang sedang berpacu menghindari krisis iklim. Dampak dari pemanfaatan energi terbarukan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs)," jelas dia yang juga merupakan Strategic Advisor Xurya Daya Indonesia.
Selain dapat mengurangi emisi karbon, penggunaan energi bersih juga membuka kesempatan lapangan kerja baru dan mengatasi pengangguran sehingga mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hijau.
Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia menambahkan, setiap proyek instalasi PLTS Atap juga tidak hanya melibatkan tenaga kelistrikan, tetapi ada banyak tenaga kerja yang terlibat didalamnya.
"Jadi selain bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan, secara tidak langsung juga menyerap tenaga kerja baru, sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang inklusif," ungkapnya.
Tetapi, terciptanya lapangan kerja yang inklusif ini juga perlu didukung oleh kebijakan komprehensif dari berbagai pihak dengan menyediakan pendidikan dan pelatihan para pekerja di sektor energi hijau.
Selain itu dukungan pemerintah dalam merumuskan kebijakan strategis berorientasi jangka panjang juga diperlukan untuk meningkatkan iklim investasi di sektor EBT.
“Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar target green economy dapat tercapai dengan lebih terencana dan sistematis” tutup Fabby.
Sumber : https://www.suara.com/pressrelease/2021/10/07/071451/energi-terbarukan-makin-dilirik-sektor-bisnis-ini-keuntungannya?page=all
0 Komentar