The Matrix yang diproduksi tahun 1999 ini menggambarkan bagaimana manusia hidup dalam simulasi realitas yang diciptakan oleh mesin cerdas sampai seorang programmer bernama Neo menyadari hal tersebut. Bahkan film “Blade Runner” yang diproduksi tahun 1982 sudah berbicara tentang perbedaan antara manusia dengan replicant atau robot android.
Dan film-film yang menggambarkan kecerdasan buatan tidak hanya diproduksi oleh Hollywood. Jerman, misalnya, sudah memproduksi film semacam ini di tahun 1927 (Metropolis) dan 1934 (Der Herr der Welt/Master of the World). Sementara India pernah merilis film Enthiran (2010) dan Ra One (2011), dan Jepang memiliki film Ghost in The Shell (1995).
AI, Si Pemberi Nyawa pada Karakter Thanos
Nah, bagaimana halnya dengan penerapan Artificial Intelligence dalam produksi film, di mana AI bukan sekadar menjadi konten yang mengundang decak kagum penonton? Salah satu contoh penerapan AI yang menonjol dalam produksi film adalah proses penciptaan karakter.
Misalnya, penciptaan karakter dalam film Avengers: Infinity War. Selain karena kecanggihan CGI, machine learning ikut ambil bagian dalam memberikan “nyawa” pada karakter Thanos di film tersebut.
Penerapan software machine learning canggih, Masquerade, membuat tokoh Thanos terlihat lebih realistis dan alami di mata penonton. Prosesnya diawali dengan menempatkan 100-150 track dot pada wajah Josh Brolin, sang pemeran tokoh antagonis tersebut, yang kemudian ditangkap oleh kamera high definition.
Hasil rendering ini diumpankan ke algoritme machine learning yang sudah berlatih dengan data berupa sejumlah besar hasil scanning wajah dalam berbagai ekspresi. Ketika hasilnya dinilai tidak cukup akurat, tim efek digital akan melakukan tweaking untuk meningkatkan hasilnya. Jika tanpa software machine learning, tim efek visual harus mengubah ekspresi secara manual dengan animasi yang cukup memakan waktu.
AI Bantu Cetak Box Office
Namun contoh penerapan AI dalam produksi film tidak berhenti di situ. Di dunia yang serba cepat seperti saat ini, AI dapat berperan penting dalam banyak hal di industri film.
Dengan mengintegrasikan AI dan teknologi canggih lainnya dalam produksi film, pembuatan film akan lebih cepat dan berpotensi meraup pendapatan lebih besar. Selain itu, penggunaan teknologi juga akan memudahkan hampir semua tugas di industri perfilman.
Inilah beberapa contoh penerapan dan pemanfaatan AI di produksi film.
1. Menulis naskah
Artificial Intelligence dan machine learning dapat membantu para produser film membuat naskah baru atau menyusun sinopsis dan karakter dari film-film yang diproduksi sebelumnya. Dengan mempelajari sejumlah besar data berupa naskah film atau buku yang diadaptasi ke film, AI dapat membuat naskah film baru.
2. Menyederhanakan proses pra produksi
Pra produksi adalah proses yang penting dan sulit dalam pembuatan film. Menurut Animation Express, pra produksi sendiri mencapai sekitar 60 persen dari keseluruhan proses pembuatan film. Dalam pra produksi, produser film harus mencari lokasi, meng-casting aktor dan aktris, menyiapkan jadwal syuting, dan sebagainya.
Bagaimana AI dapat membantu di tahap ini? AI menyederhanakan proses-proses dalam pra produksi. Misalnya, AI membantu perencanaan jadwal syuting dan jadwal aktivitas lainnya dengan menganalisis data-data, seperti ketersediaan waktu para aktor/aktris yang terlibat. Kemudian AI akan membuatkan jadwal sesuai waktu yang tersedia. Dengan demikian, jadwal syuting dapat diatur dengan efisiensi maksimal.
Berkat pemahaman AI terhadap skenario film, AI juga dapat membantu menemukan tempat syuting dan memilih para aktor dan aktris yang tepat untuk memerankan tokoh-tokoh dalam skenario film tersebut.
3. Membuat subtitle
Perusahaan-perusahaan pembuat film yang beroperasi secara global harus menyiapkan konten yang dapat dikonsumsi oleh penonton dari berbagai kawasan. AI dapat membantu menghadirkan konten video atau film dengan subtitle dalam berbagai bahasa melalui teknologi seperti natural language generation dan natural language processing.
4. Promosi film
Dengan memanfaatkan AI dalam proses promosi, perusahaan/studio film dapat meningkatkan potensi film-film produksinya untuk menjadi box office. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan algoritme AI dalam mengevaluasi basis penonton, antusiasme terhadap film, dan popularitas para pemainnya di seluruh dunia.
5. Menyunting film
Proses penyuntingan film, apalagi film yang berdurasi panjang, tentu memakan waktu. Nah, AI dapat membantu para editor film dengan menyediakan draft pertama dengan cepat.
Caranya adalah menggunakan teknologi pengenalan wajah atau facial recognition. Dengan teknologi ini, algoritme AI akan mengenali pemeran utama dan menyortir adegan-adegan tertentu yang akan dilihat oleh para editor. Dengan cara ini, para editor bisa fokus pada adegan-adegan dalam plot utama film.
Sumber : https://infokomputer.grid.id/read/123099367/contoh-penerapan-artificial-intelligence-dalam-produksi-film?page=2
0 Komentar