Logo Telkomsel. - Istimewa |
Alfian mengatakan dalam mendorong transformasi digital, termasuk layanan 5G, ke pasar korporasi, perusahaan calon pelanggan ingin penolok ukur (benchmark) yang nyata. Mereka ingin melihat dan merasakan langsung manfaat dari solusi IoT 5G.
Perusahaan yang telah lebih dahulu menerima manfaat 5G, lanjutnya, akan menceritakan kepada perusahaan lain manfaat yang diterima seperti efisiensi operasional, peningkatan produktivitas, dan lain sebagainya. Alfian menjelaskan ketika 2-3 pemain di industri telah melihat manfaat nyata dari solusi IoT 5G yang diberikan, maka akan terjadi penyebaran atau komunikasi getok tular. “Ketika sudah ada bukti, misalnya penghematan ongkos operasional, perusahaan akan memilih untuk maju [menggunakan solusi IoT 5G] daripada ketinggalan,” kata Alfian.
Sekadar informasi, Telkomsel telah melakukan komersialiasi 5G sejak Mei 2021. Layanan 5G Telkomsel telah hadir di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Bali, Batam dan lain sebagainya. Khusus di Batam, Telkomsel telah bekerjasama dengan Schneider Electric, untuk sektor manufaktur.
Dalam kerja sama tersebut, terdapat tiga kasus pemanfaatan 5G IoT untuk industri yang diimplementasikan. Pertama, fitur live streaming virtual tour pabrik pintar Schneider Electric. Kedua, teknologi EcoStruxure™ Augmented Operator Advisor.
Terakhir, pengaplikasian sistem EcoStruxure™ Machine Advisor yang menghubungkan perangkat IoT sensor dengan mesin papan pemantau manajemen kendaraan, untuk memantau proses produksi secara waktu nyata.
Solusi IoT 5G Telkomsel membantu Schneider menurunkan waktu perawatan perangkat manufaktur hingga 44 persen, dibandingkan tanpa menggunakan solusi IoT 5G.
Tidak hanya itu, mitra juga dapat melakukan efisiensi operasional hingga 12 persen dan efisiensi scrapt cost hingga 40persen.
Sumber : https://teknologi.bisnis.com/read/20220111/101/1487890/jaringan-5g-iot-telkomsel-buka-kerja-sama-di-kesehatan-dan-manufaktur
0 Komentar