Pandemi Covid-19 tak dipungkiri telah membatasi kegiatan berinteraksi dan bertemu orang secara langsung. Kondisi ini membuat perusahaan di Jepang beralih ke aplikasi yang memanfaatkan Artificial intelligence (AI) untuk membantu karyawan mereka menemukan jodoh.
Setidaknya, sekitar 800 perusahaan dan organisasi di seluruh Negeri Sakura telah mendaftar ke aplikasi Aill goen. Sebagian perusahaan tertarik dengan aplikasi ini karena mereka membatasi potential match hanya untuk karyawan perusahaan yang berpartisipasi, sehingga menyediakan platform yang aman dan terjamin.
"Tujuan saya adalah menciptakan platform yang memudahkan karyawan mencapai keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, dan pada gilirannya mendorong pertumbuhan perusahaan juga," kata Toyoshima, CEO Aill Inc, start-up berbasis di Tokyo yang meluncurkan layanan itu pada November 2020.
"Pengusaha khawatir tentang kesehatan mental pekerja mereka, yang sebagian besar tinggal di rumah tanpa interaksi fisik selama pandemi," tambah dia.
Para pengembang juga menekankan tingginya tingkat kesuksesan aplikasi mereka. Perusahaan yang telah mendaftar sejauh ini termasuk perusahaan besar, seperti Nippon Telegraph and Telephone Corp, Mizuho Securities Co, All Nippon Airways Co., dan The Mainichi Newspapers Co.
Layanan ini juga disediakan sebagai bagian dari paket program kesejahteraan dan tunjangan yang ditawarkan oleh banyak perusahaan kepada karyawannya.
Bagi karyawan, Aill goen adalah pilihan yang jauh lebih murah. Biayanya enam ribu yen (Rp743 ribu) per bulan dan beberapa perusahaan menanggung semua atau sebagian dari biaya bulanan.
Layanan agen pernikahan konvensional, di sisi lain, menelan biaya hampir dua kali lipat, karena ada biaya pendaftaran tinggi mencapai ratusan ribu yen yang mungkin harus dibayar individu untuk diri mereka sendiri.
Berbeda dengan aplikasi kencan online lainnya, pendekatan Aill Goen berfokus pada intervensi selama obrolan berbasis chat di awal. Aplikasi akan menyarankan kapan seseorang harus mengajak bertemu dan pertanyaan apa yang harus diajukan saat perkenalan.
"Ketika orang memasuki usia 30-an dan 40-an, mereka menjadi enggan menggunakan aplikasi kencan, tetapi jika aplikasi tersebut diperkenalkan melalui organisasi yang diakui, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mengambil langkah pertama," kata Izumi Tokisato, manajer umum asosiasi divisi perencanaan kebijakan regional organisasi di Jepang.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220117121325-33-307914/perusahaan-jepang-manfaatkan-ai-untuk-bantu-staf-cari-jodoh
0 Komentar