Bundamedik Gencar Adopsi Teknologi Tahun Ini, Kembangkan Robot Bedah

 

© ANTARA FOTO/REUTERS/Andreas Gebert/aww/cf HEALTH-CORONAVIRUS/GERMANY

PT Bundamedik Tbk (BMHS) berencana gencar mengembangkan teknologi, seperti robot untuk bedah dan big data. Perusahaan kesehatan ini juga akan berfokus menggaet startup kesehatan seperti KlinikPintar dan Halodoc.

Managing Director Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengatakan, perusahaan akan gencar ekspansi tahun ini guna mendongkrak pertumbuhan bisnis. "Kami menyasar kota-kota besar di Indonesia," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/2).

Perusahaan juga menyasar pasar di daerah yang masyarakatnya kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan. "Ekosistem kesehatan kami sudah siap, kami juga menyasar daerah-daerah seperti itu," katanya.

Bundamedik sudah hadir di Sumatera, Sulawesi, dan Bali. "Ini menjadi tempat menarik untuk kami kembangkan segmen baru di sana," ujarnya.

Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Northstar itu pun akan menjajal ekspansi green field. Northstar merupakan salah satu investor Gojek.

"Kami sudah menyiapkan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Akuisisi green field untuk memperkuat existing bisnis yang sudah ada," ujarnya.

Komisaris Utama Bundamedik Ivan Rizal Sini menambahkan, perusahaan juga akan gencar merambah berbagai macam teknologi digital untuk kesehatan. Salah satunya, berkolaborasi dengan platform digital seperti KlinikPintar, Halodoc, dan Alodokter.

"Ini yang akan banyak kami lakukan pada 2022," katanya.

Tahun lalu, Bundamedik terlibat dalam pendanaan seri A KlinikPintar US$ 4,15 juta atau sekitar Rp 58 miliar. Investasi ini dipimpin oleh modal ventura asal Singapura, Golden Gate Ventures (GGV).

Bundamedik juga akan gencar mengembangkan teknologi seperti big data. "Ini terkait juga dengan bagaimana ekosistem kesehatan yang kami bangun," ujarnya.

Kemudian, Bundamedik bakal membangun teknologi bedah menggunakan robot atau robotic surgery di Rumah Sakit Umum Bunda. Layanan ini terus diperluas sejalan dengan peningkatan permintaan dari pasien di Indonesia.

Pasien banyak meminta layanan robot bedah karena operasi menjadi lebih singkat. Selain itu, waktu penyembuhan diklaim lebih cepat.

Ivan mengatakan, upaya digitalisasi kesehatan karena potensinya besar. McKinsey memproyeksikan, pasar kesehatan digital di Asia Rp 1.434 triliun pada 2025. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 21% sejak 2020.

Hasil riset itu menjelaskan bahwa negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Vietnam merupakan pasar dengan potensi yang baik.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sempat memperkirakan bahwa sektor kesehatan gencar menggunakan teknologi pasca-pandemi corona. Menurutnya, bidang ini bakal dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi big data, Internet of Things (IoT) hingga kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Sedangkan pengembangan teknologi oleh Bundamedik tahun ini, untuk mempertahankan kinerja positif. Bisnis di luar Covid-19 perusahaan tumbuh 26% tahun lalu. Jumlah tempat tidur juga melonjak 40%.

Bundamedik pun menambah klinik dan rumah sakit baru di Palembang dan Denpasar. Secara keseluruhan, jumlah klinik yang berada dalam ekosistem perusahaan naik dua kali lipat dibandingkan 2020.

Emiten kesehatan itu juga memperluas ekosistem lewat kerja sama strategis dengan startup KlinikPintar dan 102 Klinik Fertilitas Indonesia (KFI).

Bundamedik juga mengakuisisi klinik program bayi tabung Morula IVF Surabaya tahun lalu.

Sumber: https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/bundamedik-gencar-adopsi-teknologi-tahun-ini-kembangkan-robot-bedah/ar-AAUbBiA?li=AAfuAgL

Posting Komentar

0 Komentar