Eksistensi Guru di Era 4.0

Edukasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Eksistensi Guru pada Era Revolusi Industri 4.0

Sekian dari banyaknya profesi yang terus mengalami perkembangan adalah profesi keguruan. Guna meningkatkan dan mengembangkan profesionalitas dalam melaksanakan tugas seorang guru, maka pengetahuan akan profesi keguruan senidir haruslah benar-benar dipahami oleh seorang guru. Untuk mengembangkan profesi keguruan juga harus mempertimbangkan perkembangan zaman yang terus berkembang dalam kehidupan masyarakat yang dinamis. Zaman demi zaman sudah terlewati oleh manusia baik secara sadar maupun tidak sadar, karna perkembangan yang terjadi bisa dilihat dan dirasakan bagi manusia yang mau terbuka atau update dengan perkembangan zaman untuk mempelajari perkembangan teknologi informasi yang dapat mempermudah manusia itu sendiri. Perkembangan era, dari era rovolusi (mesin uap) 1.0, era elektrisity (listrik) 2.0, era komputerisasi (3.0), 4.0 (digitalisasi) dan 5.0 (society) memberikan dampak bagi perkembangan semua profesi yang ada dalam kehidupan, termasuk salah satunya dalam profesi keguruan.

Era 4.0 adalah era yang sangat memberikan dampak bagi profesi keguruan karena di era ini digitalisasi tidak dapat dibendung perkembangannya untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi guru, yakni dapat mempermudah kegiatan KBM dengan siswa, baik untuk membuat perangkat kerja maupun tugasnya. Dampak dari perkembangan internet yang terjadi di era 4.0 ini menjadikan segala sesuatunya tanpa batas bahkan tidak terbatas.

Istilah era 4.0 ini berawal dari sebuah revolusi industri ke empat yang terjadi pada seluruh dunia. Disebut sebuah revolusi, karna akibat dari perubahannya memberikan dampak yang besar terhadap tatanan kehidupan. Bahkan revolusi ini diyakini bisa meningkatkan kualitas hidup serta perekonomian yang sangat signifikan. Pada tahun 2011 lalu sekelompok ahli dari berbagai bidang dari Jerman merupakan pencetus pertamakali Revolusi Industri 4.0 ini, dalam sebuah acara Hannover Trade Fair.

Revolusi industri 4.0 menawarkan konsep automatisi, dimana semua pekerjaan diambil alih oleh mesin tanpa membutuhkan tenaga dari manusia. hal ini dibutuhkan oleh produsen untuk efesiensi tenaga kerja, biaya, dan lebih-lebih waktu yang digunakan. Penerepan Revolusi Industri 4.0 ini dikenal dengan istilah Smart Factory, bahkan pertukaran data atau pengambilan data juga dilakukan melalui jaringan internet, karna tuntutan yang dibutuhkan secara on time. Sehingga  proses produksi serta pembukuan dapat terkontrol oleh pihak pabrik dimana saja dan kapan saja, selagi tersambung dengan jaringan internet. Lalu bagaimana dengan profesi guru, jika semua pekerjaan di lakukan oleh mesin pada Revolusi Industri 4.0 ini?

Salah satu investasi sumber daya manusia (SDM) jangka panjang yang memiliki nilai strategis untuk perkembangan peradaban manusia adalah pendidikan. Guru merupakan komponen penting dalam pendidikan. Guru pada konteks pendidikan memiliki fungsi yang besar dan sangat strategis, karna guru berada di barisan terdepan dalam proses pembelajaran. Guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam pelaksanaannya untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologinya serta mendidik peserta didik tentang nilai-nilai positif dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Guru merupakan sosok praktisi yang sesungguhnya.

 Tidak adanya batasan dalam mengakses informasi mengakibatkan perubahan yang drastis dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan terbukanya saluran informasi. Begitu pula dengan profesi guru, yang dalam kegiatannya berkembang dalam  interaksi dengan siswanya. Guru yang profesional merupakan faktor penentu kualitas pendidikan. Seorang guru di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini tidak hanya sebagai pengajar (transfering knowledge) tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Artinya setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang merangsang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, metode dan berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dengan meningkatkan kualitas pengajaran, guru harus mampu mengembangkan tiga kecerdasan dasar siswa, yakni intelektual, emosional dan moral, ketiganya harus ditanamkan pada diri siswa sekuat mungkin agar terpatri di dalamnya. Hal lain yang perlu diperhatikan guru adalah dimensi mental siswa. Secara intelektual, mahasiswa harus berwawasan luas agar bisa menghadapi era global dan tidak kolot apalagi terbawa arus. Selanjutnya aspek emosional dan spiritual siswa harus dididik dengan baik, sehingga dapat menghasilkan perilaku yang baik dan siswa dapat bertahan hidup di tengah kekacauan pengaruh buruk zaman dunia dan prinsip-prinsip spiritual mereka. Selain itu, untuk mempertahankan profesinya, guru harus memiliki kualifikasi profesional yang memadai, kompeten secara keilmuan di bidang yang ditekuninya, mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswa, dan memiliki jiwa kreatif, produktivitas kerja, etika profesi. dan keterlibatan yang besar dalam profesi mereka. Dengan demikian, tantangan guru di era globalisasi tidak akan menempatkan mereka pada posisi yang diuntungkan.

Kedudukan guru serta tugas guru selaku salah satu aspek determinan untuk keberhasilan pembelajaran, paling utama dalam mengalami pembelajaran di masa revolusi industri 4.0. Keberadaan serta peningkatan profesionalitas guru menjadi wacana yang sangat berarti. Pembelajaran di masa Revolusi Industri 4.0 menuntut terdapatnya penyusunan manajemen pembelajaran yang baik serta profesional. Guru yang handal menekankan pada keahlian guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, keahlian guru dalam merancang strategi, serta keahlian guru dalam mengimplemetasikan pembelajarannya.

Guru profesional ialah yang handal dengan tugas utamanya yaitu, mendidik, mengajar, membimbing, memusatkan, melatih, memperhitungkan mengevaluasi partisipan didik. Perilaku serta profesionalisme guru di dalam pembelajaran memiliki kedudukan buat mempersiapkan partisipan didik menjadi generasi yang sanggup memahami kemampuan dengan mantap. Kecakakapan ilmu pengetahuan serta teknologi oleh guru yang handal bukan hanya pengetahuan yang setengah-tengah namun ialah kemampuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang tuntas, sebab ilmu pengetahuan serta teknologi itu sendiri tumbuh dengan begitu cepat. Guru yang tidak memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas serta setengah-setengah akan tercecer serta tidak sanggup menjajaki pertumbuhan ilmu pengetahuan serta teknologi. Dia akan berada jauh di belakang, dan pada akhirnya akan tertinggal dari profesinya. Jadi jelaslah kalau profesi guru terus menerus mengalami perkembangan yang menyesuaikan dengan waktu dan kondisi  yang terjadi dalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa seorang guru harus mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan perkembangan zaman, untuk menambah pengetahuannya, dan menjalankan tugasnyas dengan profesional.

Sumber : https://www.kompasiana.com/alyanafiesa_hd5576/61f6326a4b660d712e10f1e3/eksistensi-guru-di-era-4-0



Posting Komentar

0 Komentar