ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya, (Tribunnews/Jeprima)
JAKARTA. Asosiasi Internet of Things Indonesia (Asioti) mengumumkan susunan pengurus periode 2022-2024. Mereka berasal dari perwakilan ekosistem internet of things (IoT) di Indonesia.
Teguh Prasetya, CEO PT Alita Praya Mitra, kembali dipercaya sebagai Ketua Umum Asioti periode baru untuk memimpin 16 anggota pengurus. Kinerjanya akan diawasi oleh enam dewan pengawas yang dipimpin oleh Merza Fachys, Direktur Utama Smartfren Telecom.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Ismail berharap, industri IoT lokal bisa mendorong Indonesia menjadi tuan rumah teknologi di negeri sendiri.
Menurutnya, hampir semua sektor di lini kehidupan masyarakat dapat disolusikan dengan IoT. Misalnya, industri keuangan, pertanian, peternakan, transportasi, logistik, dan masih banyak lagi. "IoT menjadi solusi terhadap permasalahan di industri-industri tersebut sangat terbuka lebar dan Indonesia baru pada tahap awal dalam memanfaatkan teknologi IOT di vertikal industri," kata Ismail, dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (30/1).
Teguh menegaskan, potensi bisnis IoT di Indonesia tidak akan tercapai tanpa dukungan ekosistem yang kuat dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. "Kami berupaya untuk membentuk ekosistem IoT yang diharapkan tumbuh di setiap wilayah. Guna menjawab kebutuhan yang unik terkait dengan pemerintah daerah, lingkungan, korporasi dan industri," kata Teguh.
Menurutnya, potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat. Dengan nilai bisnis di tahun 2022 sebesar Rp 444 triliun.
Teguh Prasetya, CEO PT Alita Praya Mitra, kembali dipercaya sebagai Ketua Umum Asioti periode baru untuk memimpin 16 anggota pengurus. Kinerjanya akan diawasi oleh enam dewan pengawas yang dipimpin oleh Merza Fachys, Direktur Utama Smartfren Telecom.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Ismail berharap, industri IoT lokal bisa mendorong Indonesia menjadi tuan rumah teknologi di negeri sendiri.
Menurutnya, hampir semua sektor di lini kehidupan masyarakat dapat disolusikan dengan IoT. Misalnya, industri keuangan, pertanian, peternakan, transportasi, logistik, dan masih banyak lagi. "IoT menjadi solusi terhadap permasalahan di industri-industri tersebut sangat terbuka lebar dan Indonesia baru pada tahap awal dalam memanfaatkan teknologi IOT di vertikal industri," kata Ismail, dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (30/1).
Teguh menegaskan, potensi bisnis IoT di Indonesia tidak akan tercapai tanpa dukungan ekosistem yang kuat dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. "Kami berupaya untuk membentuk ekosistem IoT yang diharapkan tumbuh di setiap wilayah. Guna menjawab kebutuhan yang unik terkait dengan pemerintah daerah, lingkungan, korporasi dan industri," kata Teguh.
Menurutnya, potensi IoT di Indonesia sebesar 400 juta perangkat. Dengan nilai bisnis di tahun 2022 sebesar Rp 444 triliun.
Sumber : https://jateng.tribunnews.com/2022/01/29/wabup-safin-penutupan-lokalisasi-lorong-indah-penting-untuk-pulihkan-citra-positif-pati
0 Komentar