Uji coba pemasangan alat Landslide Data Recorder (LSDR). (orari.or.id) |
Potensi longsor yang ada di Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga saat ini masih belum bisa diprediksi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) Lokal Banjarnegara, Harsono Widjayanto. Menurutnya, untuk bisa memantau daerah rawan longsor di Banjarnegara, dibutuhkan sebuah alat monitoring tanah bergerak.
"Sangat perlu adanya alat yang bisa memonitor daerah rawan longsor di Banjarnegara," kata Harsono, dilansir dari laman ORARI.
Untuk mengatasi hal tersebut, Havid Adhitama beserta Arifin Santoso, tim teknik ORARI Lokal Banjarnegara mengembangkan sebuah alat monitoring tanah bergerak bernama Landslide Data Recorder (LSDR). LSDR juga sudah mendapatkan izin experiment dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan callsign khusus YH2AEE.
Pengembangan alat tersebut terinspirasi dari satelit LoRa. LoRa sendiri merupakan sistem komunikasi nirkabel untuk Internet of Things (IoT) yang menawarkan komunikasi secara jarak jauh. Satelit LoRa biasanya digunakan untuk berbagai macam aplikasi IoT, misalnya untuk smart city di mana LoRa dapat mendukung sensor-sensor berinteraksi secara langsung.
Menurut Havid, saat ini LSDR masih dalam tahap uji coba awal. Tujuan pemasangan alat ini belum fokus untuk mitigasi, melainkan untuk menghimpun data parameter terlebih dahulu. LSDR juga sudah berhasil diujicobakan di Banjarnegara.
"LSDR sukses dipasang untuk mengirimkan data kondisi tanah di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada minggu pagi (13/2/2022)," kata Havid.
Melalui uji coba tersebut, diperoleh data-data yang nantinya akan dianalisa. Setelah itu, ketika data tersebut sudah diketahui titik normal dan abnormalnya, maka akan dikembangkan lebih lanjut sebagai early warning system (EWS) bencana tanah longsor.
"Kami mengadopsi cara kerjanya untuk diterapkan pada medan terestrial. Satelit terestrial ini dapat mengirimkan data pemantauan dari lokasi terpencil tanpa memiliki ketergantungan pada jaringan internet," jelas Havid, yang juga merupakan mahasiswa UNNES.
Adapun keunggulan dari LSDR ini adalah rendah daya dan memiliki kapasitas yang baik untuk komunikasi data melalui radio. Selain itu, alat pemantau ini juga dapat memberikan data berupa kemiringan tanah, pergerakan tanah, kejenuhan tanah, intensitas hujan, suhu dan kelembapan udara.
Saat ini, data pematauan tersebut bisa dipantau melalui website, data tersebut juga memungkinkan untuk diinterpretasikan oleh instansi yang berwenang untuk menentukan langkah yang tepat dalam mitigasi bencana tanah longsor di Banjarnegara.
Dalam pengembanganya, data dan notifikasi dari alat tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara langsung melalui aplikasi ponsel ataupun aplikasi chatting Telegram yang di integrasikan menjadi Bot otomatis.
Sumber: https://akurat.co/pemuda-banjarnegara-kembangkan-alat-monitoring-tanah-bergerak?page=2
0 Komentar