Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Indonesia adalah negara yang luas dengan berbagai pulau yang terpisah-pisah. Sehingga salah satu hal yang dapat menyatukannya adalah terkait komunikasi. Oleh karena itu, teknologi komunikasi sangat dibutuhkan di Indonesia. Komunikasi tidak hanya dilakukan antara manusia dengan manusia, namun juga dilakukan antara manusia dengan mesin, bahkan mesin dengan mesin.
Komunikasi dengan jarak tak terbatas saat ini adalah dengan menggunakan koneksi internet. Di negara berkembang, koneksi internet memang belum benar-benar merata di semua wilayah di Indonesia. Terutama di desa-desa kecil. Namun berbeda dengan kondisi wilayah kota dengan berbagai teknologinya.
Salah satu teknologi terbaru dalam bidang komunikasi internet adalah Internet of Things.
IoT merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memonitoring dan mengendalikan suatu kondisi dari jarak jauh. Seperti namanya, IoT menggunakan koneksi internet untuk melakukannya.
IoT sebagai sistem yang memudahkan penggunanya, pastinya dapat terus dikembangkan ke berbagai bidang seperti pendidikan, transportasi, industri, pemasaran, dan lain sebagainya. IoT membutuhkan beberapa perangkat untuk dapat menjadi sistem yang utuh, dari kontroler, koneksi internet, cloud, interface, sensor, dan aktuator.
Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah dapat mengembangkan teknologi canggih ini?
Kalian pasti sudah tahu taksi Blue Bird. Taksi ini sudah ada sejak lama sekali Indonesia. Pada masanya, taksi Blue Bird sangatlah diminati untuk melakukan perjalanan jarak sedang di daerah perkotaan. Namun Blue Bird ini sempat mengalami kemunduran, ketika mulai adanya Ojek Online dengan kepraktisannya dalam pemesanan. Namun tidak berhenti di situ. Blue Bird akan terus berinovasi untuk memberikan fasilitas terbaik untuk penggunanya.
Pada tahun 2019 kemarin, Blue Bird kini memperkenalkan taksi dengan penerapan sistem IoT bekerja sama dengan telkomsel dan IBM. Taksi Blue Bird dilengkapi perangkat untuk monitoring yang lebih baik dari perusahaan pusat. Kedepannya, Blue Bird akan menerapkan heat map (visualisasi pemetaan) untuk membantu pengemudi dalam menemukan permintaan taksi dengan jumlah yang banyak.
“Hitmap bisa memberikan guidance buat driver kita, dimanapun mereka berada, kita bisa kasih rekomendasi,” Andeka Putra, Chief Information Officer, Blue Bird.
Data untuk penerapan model ini didasarkan pada database perusahaan sendiri, yang kemudian digabungkan dengan data eksternal dari mitra seperti IBM, yang membantu Bluebird membangun data cuaca.
Data lain yang dikumpulkan perusahaan untuk membantu pengemudi taksi IoT termasuk data dari acara seperti konser, di mana permintaan transportasi biasanya cukup tinggi. Dengan sistem ini, driver dapat menerima rekomendasi wilayah yang banyak permintaan taksi. Rekomendasi hanya dikirimkan ke aplikasi Blue Bird khusus Driver.
Dalam kolaborasi antara Blue Bird dan telkomsel, mereka menghadirkan IoT Control Center.
Perangkat ini berfungsi sebagai monitoring kondisi kendaraan taksi secara real-time. Alat akan dipasangkan pada electronic Control unit kendaraan. Kemudian alat akan memberikan informasi secara real-time terkait kondisi kendaraan untuk melakukan predictive Maintenance. Sehingga, pihak Blue Bird dapat memberikan penanganan masalah mesin kendaraan dengan cepat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, baik untuk driver maupun penumpang.
Tidak hanya itu, IoT Control Center juga berencana untuk memperkuat ekosistem IoT melalui berbagai perangkat yang saling terkoneksi dalam satu jaringan Blue Bird.
Salah satunya adalah dengan adanya IoT Blue Bird yang menjadi solusi pengganti dari Fleety untuk menghitung argo serta menerima pesanan dengan jaringan 2G yang biasa digunakan oleh armada Blue Bird. Perangkat IoT Blue Bird akan didukung jaringan 44G LTE Telkomsel, sebagai perangkat komputer yang terpasang di semua tipe armada lengkap dengan fitur-fiturnya, seperti argo meter, pengiriman order penumpang, pelacakan posisi, komunikasi dengan penumpang dan operator pusat, termasuk dengan pembayaran.
Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan implementasi IoT Telkomsel di ekosistem digital Bluebird merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung visi pemerintah Making Indonesia 4.0. Sementara itu, Direktur utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo meyakini kerja sama antara keduanya tidak hanya akan meningkatkan efisiensi bisnis Blue Bird, tetapi juga berdampak positif pada sektor transportasi di Indonesia melalui peningkatan kualitas penumpang, pengemudi dan peningkatan pelayanan kendaraan.
Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh pelanggan di Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat menjadi motivasi untuk beberapa sektor lainnya untuk mengembangkan sistem IoT untuk memudahkan dalam melakukan monitoring dan controlling terhadap semua hal yang berhubungan dengan sektornya, Seperti pendidikan dengan guru/siswa, industri dengan mesinnya, transportasi dengan kendaraannya, atau yang lainnya.
Jadi buat kalian yang masih belum ingin belajar Internet of Things padahal kalian berada di jurusan elektro, elektronika, atau peminatan yang sejenis, bisa dicoba dari sekarang. Hal ini dikarenakan sistem IoT ini memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan di seluruh sektor di dunia.
Sumber: https://indobot.co.id/blog/sistem-iot-dikembangkan-taksi-blue-bird-bekerja-sama-dengan-telkomsel/
0 Komentar