Smart Home System, Alternatif Pengurangan Energi

 

Ilustrasi smart home. (Dekoruma)

Jagat internet sedang ramai dengan rumah yang menggunakan sistem super canggih. Tentu saja, setiap orang menginginkan rumah yang nyaman dan aman meskipun tidak mempunyai waktu untuk melakukan pengamanan.

Di Indonesia, tragedi kemalingan sudah sangat marak, apalagi soal bencana alam yang sangat meresahkan, utamanya di wilayah rawan bencana, seperti DKI Jakarta. Resah? Sudah pasti! Apalagi untuk daerah Sulawesi Selatan yang pada 4 Oktober 2021 silam masuk ke dalam kategori ‘waspada’ terkait potensi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Hal tersebut disampaikan melalui laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Nah, berkembangnya teknologi kini memberikan solusi yang menjawab keresahan masyarakat di Indonesia. Smart home system, suatu sistem berbasis IoT (Internet of Things) yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan dengan berbagai fitur di dalamnya.

Apa saja, sih, fitur yang ditawarkan oleh sistem ini?

Jadi, lampu bisa dimatikan dan dinyalakan secara otomatis. Bukan hanya itu, ada pula pintu yang dibuka dengan fingerprint dan pendeteksi bencana, seperti alarm rumah yang dibuka paksa (mencegah kemalingan), kebakaran hingga banjir, lho!

Selain itu, sistem ini juga saling terhubung melalui internet yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol fungsi, seperti akses keamanan ke rumah, suhu, pencahayaan hingga home theater dari jarak jauh. Kongkretnya, smart home system ini bisa digunakan untuk membuat perangkat dikendalikan dari jauh, seperti kunci pintu, televisi, CCTV, kamera, lampu, kulkas dan lain sebagainya.

Smart home system ini mengacu pada pengaturan rumah yang nyaman, kontrolnya dibuat secara otomatis dari jarak jauh melalui koneksi internet. Tentu saja, dalam hal ini penggunaan perangkat seluler atau perangkat jaringan lainnya sangat diperlukan.

Bukan hanya dibuat supaya pemilik rumah menjadi lebih mudah dan nyaman mengatur rumahnya, pengguna juga akan dibantu penghematan biaya.. Perangkat smart home system ini dapat diakses melalui satu titik pusat, yaitu ponsel pintar, tablet, laptop, bahkan konsol game.

Smart home system diinstal pada perangkat seluler atau perangkat jaringan lain sehingga pengguna dapat membuat jadwal waktu supaya perubahan tertentu berhasil dilakukan dan bisa tetap terbarui.

Lalu apa yang membuatnya lebih hebat?

Smart home system dilengkapi artificial intelligence yang membuat perangkat bisa mempelajari jadwal pengguna, serta melakukan penyesuaian yang dibutuhkan. Tidak hanya itu, selain memungkinkan pemilik rumah mengurangi penggunaan listrik,serta mendapat manfaat dari penghematan biaya terkait energi.

Kemudian, mengapa di Indonesia perangkat ini sangat dibutuhkan?

Tentu saja karena tingkat kejahatan di Indonesia yang masih cukup tinggi. Menyadur dari laman resmi Badan Pusat Statistik, pada periode 2019-2020, presentase penduduk Indonesia yang mengalami kejadian kejahatan dan melaporkannya pada polisi adalah 25%. Apalagi Pandemi Covid-19 yang membuat tingkat kejahatan marak terjadi akibat kesulitan ekonomi yang terjadi.

Inilah yang membuat perlu adanya tindakan masif, utamanya dari Pemerintah Daerah terkait smart home system. Caranya adalah dengan melakukan kerjasama dengan pihak swasta yang bisa mengoperasikan smart home system di rumah-rumah warga yang telah diidentifikasi sebagai rumah rawan. Rawan ini tidak hanya terhadap bencana alam yang terjadi, tetapi juga musibah lainnya, seperti kebakaran dan kejahatan yang bisa terjadi.

Masyarakat di tingkat menengah garis kemiskinan bisa menjadi target utama. Sebab, masyarakat di tingkat atas garis kemiskinan tentu saja mempunyai kekayaan yang membuat rumah mereka memiliki tingkat keamanan yang lebih baik. Kalau masyarakat di tingkat bawah garis kemiskinan, belum tentu bisa stabil dalam hal ini, semisal perangkatnya, rumahnya, dan faktor lainnya yang menjadi kesiapan masyarakat dalam menerima perbaruan ini.

Jika hal ini bisa dilakukan dengan masif, tentu saja dampaknya akan sangat dirasakan oleh lingkungan masyarakat yang menggunakannya, apalagi hal ini dapat membuat semakin melek-nya masyarakat akan energi terbarukan yang bisa menjadi solusi baru untuk penghematan energi atas kolaborasinya dengan smart home system ini.

Nah, apakah ada risiko keamanan dan bug di dalam sistem ini?

Pasti, dong! Pemilik rumah harus selalu memantau dan memperbaharui sistemnya. Inilah yang menjadi kekurangan smart home system dan menjadi banyak pertimbangan bagi calon penggunanya. Pasalnya, risiko keamanan dan bug bisa terus mengganggu pembuat dan pengguna teknologi.

Bisa jadi, ada peretas yang ahli sehingga mendapatkan akses ke perangkat smart home system yang terhubung dengan internet. Menyadur dari Orami, pada bulan Oktober 2016 silam pernah terjadi sebuah botnet Bernama Mirai yang menyusup ke perangkat DVR, kamera hingga router, dimana perangkat yang saling terhubung ini menjatuhkan sejumlah virus web utama melalui serangan penolakan layanan (serangan DDoS).

Nah, risiko ini tentu bisa dikurangi dengan melindungi perangkat maupun peralatan smart home system dengan kata sandi yang kuat dan baiknya menggunakan sistem yang sudah terenkripsi. Jangan lupa, hubungkan hanya pada perangkat terpercaya ke jaringan seseorang.

Setelah mengetahui hal ini, tentu saja biaya yang dikeluarkan tidaklah murah. Biaya pemasangan smart home system ini membutuhkan nilai yang cukup banyak. Apalagi, kemungkinannya sangat besar untuk adanya kurva belajar yang curam untuk diri terbiasa dengan sistem dalam satu keluarga yang menggunakannya.

Tapi, kelebihannya pasti ada, dong?

Tentu saja ada, sebab mengontrol peralatan, thermostat, pencahayaan, deteksi api (untuk kebakaran) serta fitur lainnya menggunakan perangkat yang berbeda, pengguna smart home system dapat mengontrol semua hal menggunakan satu perangkat, misalnya ponsel atau tablet.

Jadi, setelah smart home system terhubung ke perangkat portabel, pengguna mendapatkan pemberitahuan dan pembaruan atas masalah di rumah. Contohnya, smart doorbeels yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan berkomunikasi dengan orang yang datang ke rumah mereka di depan pintunya, bahkan saat pengguna tidak ada di rumah. Canggih, ya!

Biaya dari smart home system sendiri memang mahal. Namun, nantinya pengguna akan mendapat keuntungan dari penghematan biaya yang signifikan melalui peralatan dan elektronik yang lebih efisien penggunaannya, serta adanya penurunan biaya energi yang digunakan.

Tertarik? Harus kemana mencari penyedia layanan yang terpercaya?

Jangan asal-asalan, calon pengguna harus memastikan bahwa penyedia layanan yang akan diajak bermitra ini harus terpercaya, apalagi smart home system menyangkut rumah dan seluruh isinya.

Mulia Teknologi Utama bisa menjadi salah satu pilihanmu, perusahaan ini berdiri sejak tahun 2015 di Surabaya dan menjunjung tinggi mutu serta kualitas layanan berupa smart home system yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perusahaan ini menyediakan perangkat smart home system yang sering dihubungkan dengan televisi, proyektor, CCTV, audio-video, AC, pompa air, lampu on/off, dan lain sebagainya.

Selanjutnya Rumah Pintar Indonesia, perusahaan penyedia produk smart home system merk ARBIT, dan juga penyedia jasa instalasi smart home system. Salah satu teknologinya yatu smart light, smart curtain set, dan smart door lock.

Tidak hanya dua perusahaan di atas, ada juga KARSYTE sebagai vendor yang mempunyai banyak pilihan layanan bagi calon pengguna. Melansir dari laman resmi KARYSTE, smart home system yang ditawarkan ialah smart lighting control, smart curtain, dan smart garden.

Jika kamu sangat tertarik, maka cobalah untuk memperhatikan segala aspek dari penggunaan smart home system. Semua sistem tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan, kita sebagai calon pengguna yang mempunyai kekuatan untuk mengendalikan semua ini haruslah memperhatikan segala keuntungan yang akan terjadi.

Sumber: https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/01/06/082659/smart-home-system-alternatif-pengurangan-energi

Posting Komentar

0 Komentar