Bank Indonesia Konsisten Mendorong UMKM Digital dan Ekspor

Bank Indonesia, ilustrasi

Foto: Tahta/Republika


Pengembangan UMKM di Indonesia memiliki urgensi kuat dalam perekonomian nasional. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan kontribusi UMKM yang signifikan, terlihat dari jumlah serapan tenaga kerja (97%), banyaknya unit usaha (99,99%), dan kontribusi terhadap PDB (61,07%).

Hampir seluruh kementerian/lembaga melakukan berbagai program untuk mendukung pengembangan UMKM, tak terkecuali Bank Indonesia (BI). Berbeda dengan instansi lainnya, program pengembangan UMKM Bank Indonesia bertujuan untuk mendukung kebijakan utama Bank Indonesia, yaitu stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan mendorong kelancaran sistem pembayaran.

“Bank Indonesia konsisten melaksanakan program pengembangan UMKM melalui 3 (tiga) pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif,” papar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Penguatan korporatisasi dilakukan untuk meningkatkan skala ekonomi melalui pembentukan kelompok UMKM dengan penguatan aspek kelembagaan dan legalitas usaha.

Peningkatan kapasitas bertujuan meningkatkan produktivitas UMKM, termasuk melalui penerapan inovasi dan digitalisasi yang dapat mendorong daya saing UMKM. Lebih lanjut, perluasan akses pembiayaan dilakukan untuk mempertemukan UMKM dengan berbagai alternatif sumber permodalan formal sesuai dengan kebutuhan usaha.

Bank Indonesia terus memperkuat program pengembangan UMKM untuk mendorong UMKM digital dan ekspor Sejalan dengan arah bauran kebijakan Bank Indonesia 2022 yang merupakan bagian dari upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, program-program pengembangan UMKM juga terus diperluas, termasuk dengan pemanfaatan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor.

Cakupan UMKM binaan pun sejalan dengan upaya pencapaian tujuan utama. Misalnya, klaster pangan untuk mendukung upaya pengendalian inflasi komoditas volatile food, serta UMKM potensi ekspor dan pendukung pariwisata untuk mendorong perbaikan current account deficit (CAD).

Digitalisasi hulu–hilir untuk peningkatan kapasitas UMKM

Di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, digitalisasi menjadi salah satu game changer bagi UMKM untuk bertahan dan melangkah maju. Untuk itu, Bank Indonesia mendorong digitalisasi agar dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi UMKM, memperluas akses pemasaran UMKM baik nasional maupun global, dan mempermudah transaksi UMKM sebagai entry point ke dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital melalui perluasan adopsi QRIS.

Upaya peningkatan produksi dan efisiensi dilakukan melalui penerapan digitalisasi melalui pemanfaatan internet of things (IoT) UMKM pangan baik bekerja sama dengan platform pertanian digital. Digitalisasi pertanian telah diterapkan di beberapa klaster pangan binaan Bank Indonesia di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.

Digitalisasi sisi hulu dilakukan melalui pemanfaatan teknologi berbasis IoT, misalnya sensor cuaca, sensor tanah, dan irigasi terotomasi. Di sisi hilir, digitalisasi dilakukan dengan mendorong klaster pangan terhubung dengan e-commerce pertanian baik nasional maupun lokal.

Perluasan akses pemasaran UMKM dilakukan melalui program onboarding UMKM untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam memanfaatkan berbagai saluran pemasaran digital yang sesuai dengan karakteristik usaha.

Program dilakukan secara komprehensif dengan materi digital skill and mindset, digital presence, digital onboarding, digital marketing, serta digital operation. Tak hanya edukasi, program onboarding UMKM Bank Indonesia juga menerapkan pendampingan dan monitoring peserta sekaligus sebagai sarana evaluasi keberhasilan program.

Digitalisasi juga dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK) yang memudahkan UMKM menyusun laporan keuangan secara digital. Laporan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi lembaga keuangan formal untuk menganalisis kelayakan usaha. Dengan demikian, asymetric information antara lembaga keuangan dengan UMKM dapat diatasi.

Bank Indonesia meningkatkan penggunaan QRIS sebagai solusi transaksi pembayaran UMKM di masa pandemi yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal. Untuk memperluas pemanfaatan QRIS, Bank Indonesia membebaskan biaya merchant discount rate (MDR) sebesar 0% khusus untuk usaha mikro. Hingga 2021, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 14,78 juta, 89% di antaranya adalah UMKM.

Dorong akses pasar hingga hingga ekspor

Selain peningkatan kapasitas UMKM, Bank Indonesia juga memfasilitasi perluasan akses pasar UMKM baik domestik maupun internasional. Salah satunya adalah Karya Kreatif Indonesia (KKI), yang tetap berlangsung secara virtual pada saat pandemi. Dengan jumlah pengunjung dan omzet yang selalu meningkat setiap tahunnya, kegiatan ini merupakan sarana bagi UMKM untuk memperkenalkan produk-produk kain dan kerajinan berkualitas premium.

Dengan mengedepankan sinergi, rangkaian kegiatan KKI senantiasa diselaraskan dengan even Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Koordinasi dengan Kementerian/lembaga yang semakin erat dan intensif, memberikan nilai tambah dalam peningkatan kapasitas, akses pemasaran, serta akses pembiayaan UMKM. Kegiatan ini juga mampu meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam membeli produk-produk UMKM.

Sejalan dengan upaya mendorong perbaikan CAD, Bank Indonesia juga terus mendorong UMKM ekspor dengan menerapkan 2 (dua) strategi, yaitu pull strategy dan push strategy. Push strategy dilakukan melalui kurasi, fasilitasi peningkatan kapasitas dan pendampingan kepada UMKM. Tujuannya, agar UMKM mampu memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produk, termasuk pemenuhan standarisasi dan sertifikasi yang diperlukan untuk ekspor.

Strategi market driven atau pull strategy antara lain dilakukan dengan mendorong keikutsertaan UMKM pada berbagai even promosi perdagangan dan pameran di luar negeri, serta fasilitasi temu bisnis (business matching) dengan pembeli potensial. Sepanjang tahun 2021, Bank Indonesia telah memfasilitasi 364 UMKM komoditas kopi, makanan olahan, kain/pakaian jadi, dan kerajinan dalam 37 even promosi perdagangan internasional di negara-negara tujuan ekspor yang berada di Asia, Australia, Eropa, Amerika, dan Timur Tengah.

Dorong kapasitas untuk akses pembiayaan

Pada aspek pembiayaan, perluasan akses terus didorong untuk kemudahan ekspansi usaha dengan pembiayaan UMKM yang lebih sehat. Peningkatan kapasitas UMKM dilakukan melalui perluasan pemanfaatan pencatatan transaksi keuangan UMKM melalui Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK) untuk membantu meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan.

Upaya peningkatan akses pembiayaan UMKM juga dilakukan melalui business matching bagi UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia. Selain itu, untuk mengatasi asymmetric information antara UMKM dengan lembaga keuangan, Bank Indonesia menyediakan informasi profil UMKM potensial dibiayai melalui website Bank Indonesia, sehingga dapat digunakan oleh lembaga keuangan bank dan bukan bank dalam mendorong fungsi intermediasi dan mempercepat akses layanan keuangan kepada UMKM.

Profil UMKM antara lain meliputi kinerja keuangan dan potensi sumber daya UMKM, jangkauan pasar UMKM, dan kebutuhan pembiayaan UMKM.


Sumber: https://www.republika.co.id/berita/r7y54v440/bank-indonesia-konsisten-mendorong-umkm-digital-dan-ekspor

Posting Komentar

0 Komentar