Kecerdasan Buatan Bantu Layanan Kesehatan Jadi Lebih Prima

 

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di bidang layanan kesehatan bukan saja membuat proses diagnosa dan prognosa penyakit semakin akurat, yang membuat langkah penanganan penyakit semakin cepat dan akurat pula, tetapi juga ikut mendorong terciptanya manajemen layanan kesehatan yang semakin efisien dan semakin ekfektif.

Peran kecerdasan buatan dalam bidang layanan kesehatan telah menjadi topik pembicaraan hangat dalam beberapa waktu belakangan ini. Di masa depan, diperkirakan pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor layanan kesehatan bakal semakin luas.

Kecerdasan buatan mengacu pada sistem atau mesin yang meniru kecerdasan manusia untuk melakukan tugas secara berulang, dan dapat meningkatkan kemampuannya berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan. Kecerdasan buatan sendiri tidak dimaksudkan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk meningkatkan kemampuan manusia secara lebih signifikan dalam mendapatkan sejumlah solusi untuk mengatasi berbagai persoalan.

Terkait bidang kesehatan, kecerdasan buatan mengacu pada penggunaan algoritma kompleks yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu secara otomatis. Ketika para peneliti kesehatan, dokter, dan ilmuwan bidang medis memasukkan data ke komputer, algoritma yang dibuat dapat langsung meninjau, menafsirkan, dan bahkan menyarankan solusi untuk masalah medis yang kompleks.

Salah satu aspek penting dari pemanfaatan kecerdasan buatan di bidang layanan kesehatan yaitu dapat memberikan dukungan potensial untuk manajemen layanan kesehatan yang komprehensif. Dengan demikian, dapat ikut membantu para dokter, perawat, dan administrator kesehatan dalam melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan mereka.

Di sektor layanan kesehatan, penggunaan kecerdasan buatan setidaknya dapat membantu kelancaran tiga jenis proses berikut ini.

1. Proses diagnosa

Kecerdasan buatan dapat membantu proses diagnosa pasien lebih akurat. Proses diagnosa penyakit sangat menentukan untuk merencanakan perawatan yang tepat dan ikut memastikan kepulihan pasien. Hasil survei di Amerika Serikat menyebut kesalahan diagnosa menyumbang sekitar 60 persen dari semua kesalahan medis dan diperkirakan menyebabkan 40.000 hingga 80.000 kematian setiap tahun. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan diharapkan dapat mengurangi jumlah kesalahan yang dibuat oleh penafsiran (interpretasi) manusia. Kesalahan interpretasi medis tentu saja menghalangi diagnosa yang akurat. Sejauh ini, penafsiran medis adalah tugas yang kompleks dan menantang secara kognitif. Penerapan kecerdasan buatan dapat meningkatkan tingkat akurasi dan efisiensi diagnosa.

2. Proses prognosa

Kecerdasan buatan dapat membantu membuat prediksi tentang kesehatan pasien di masa yang akan datang. Prognosa akurat dapat memberikan gambaran kepada pasien tentang risiko beberapa penyakit yang mungkin dihadapi ke depannya, sehingga bisa segera dilakukan langkah-langkah antisipatif. Model yang paling sering dipakai dalam prognosa adalah model linear.

3. Untuk perawatan

Kecerdasan buatan dapat membantu dokter dalam merekomendasikan perawatan yang lebih baik untuk pasien. Untuk mengetahui seberapa efektif sebuah model perawatan, biasanya sebelum membuat sistem, akan dilakukan percobaan terhadap sekelompok partisipan yang diberikan treatment dan sekelompok lainnya yang tidak diberikan treatment. Metode yang digunakan untuk membuat sistem kecerdasan buatan untuk model perawatan ini adalah yang disebut ARR (absolute risk reduction).

Di luar aspek perawatan dan penanganan penyakit, kecerdasan buatan juga dapat dimanfaatkan dalam membantu penemuan obat dan uji klinis. Beberapa perusahaan farmasi di Barat saat ini telah melibatkan kecerdasan buatan untuk membantu perusahaan mereka menemukan obat-obatan baru.

Selain itu, kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan pula untuk pengoptimalan proses logistik kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan dan peralatan medis dalam sistem pasokan tepat waktu yang sepenuhnya didasarkan pada algoritma prediktif pelayanan kesehatan. Ini membuat manajemen layanan kesehatan dapat berjalan lebih efektif dan lebih efisien. Kesenjangan layanan kesehatan pun dapat semakin diminimalisir. Pada gilirannya, ini semua akan turut menghemat waktu dan uang, serta mengurangi beban tenaga profesional kesehatan dan sekaligus meningkatkan kenyamanan pasien.***

Sumber rujukan:

1) Codrin Arsene. 2021. Artificial Intelligence in Healthcare: the Future Is Amazing.
https://healthcareweekly.com/artificial-intelligence-in-healthcare/

2) Informatika UII.2021. AI for Healthcare, Bagaimana Perannya?
https://informatics.uii.ac.id/2021/04/09/ai-for-healthcare-bagaimana-perannya/

3) Milad Mirbabaie. 2021. Artificial Intelligence in Disease Diagnostics: A Critical Review and Classification on the Current State of Research Guiding Future Direction.
https://link.springer.com/article/10.1007/s12553-021-00555-5


Sumber: https://digitalbisa.id/artikel/kecerdasan-buatan-bantu-layanan-kesehatan-jadi-lebih-prima-VD7jl

Posting Komentar

0 Komentar