Teknologi Geospasial Tingkatkan Kolaborasi Antara Lembaga Pemerintahan

 

Ilustrasi. Foto: grafis Medcom.id.

Esri Indonesia, penyedia solusi geospasial menggandeng Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dalam bidang pencarian dan pertolongan. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), Analisa Big Data, dan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI).

Pada 2020, Indonesia mengalami 29 bencana alam, sehingga menjadikannya negara paling rawan bencana alam di dunia. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana yang paling banyak terjadi pada 2020 adalah bahaya hidrometeorologi atau bencana yang terjadi akibat dari fenomena meteorologi1.

Penggunaan teknologi geospasial dapat secara signifikan meningkatkan kolaborasi antara lembaga pemerintahan terkait yang memungkinkan mereka untuk dapat mengakses informasi yang akurat, sesuai dengan wewenang, kapan saja, dan di mana saja. Penggunaan teknologi geopasial ini akan mengoptimalkan koordinasi yang lebih efisien untuk waktu tanggap bencana dan kegiatan penyelamatan di seluruh wilayah.

Menurut Country Sales Manager Esri Indonesia, Christanto Yanuar, kemajuan teknologi dan inovasi telah menciptakan peluang baru untuk meningkatkan ketahanan bencana dan mengurangi risiko bencana. Perkembangan disrupsi teknologi -seperti kecerdasan buatan, internet untuk segala (Internet of Things), dan mahadata (Big Data) telah bertansformasi ke berbagai bidang, termasuk meminimalisasi resiko bencana dan manajemen bencana.

Misalnya, algoritma berbasis AI dapat digunakan dalam analisis prediktif untuk membantu memprediksi bencana, serta mempercepat waktu pemulihan dan waktu tanggap. "Ketika setiap detik berharga dan tingkat risiko yang tinggi, badan yang berada di garis terdepan harus membuat keputusan yang didorong oleh data real-time otoritatif yang akurat, sehingga mereka yakin telah membuat pilihan terbaik walau di bawah tekanan," kata Yanuar, dalam keterangan resminya, Kamis, 17 Maret 2022.

"Di sinilah pentingnya kemitraan kami dengan Basarnas dalam membantu para pemangku kepentingan agar dengan cepat mengintegrasikan, melakukan visualisasi, dan yang terpenting memahami data dari berbagai lembaga selama bencana alam," tambahnya.

Dia menjelaskan, dengan menggunakan platform ArcGIS, salah satu industri terkemuka dari Esri, tim Basarnas dapat dengan cepat memvisualisasikan masyarakat yang terkena dampak dan infrastruktur kritikal yang rusak. Kapabilitas ini dapat memfasilitasi para pengambil keputusan dengan kesadaran penuh akan situasi yang dihadapi yang dapat membantu mereka secara efisien memobilisasi sumber daya yang terbatas dan mengoptimalkan rute pasokan kebutuhan bantuan yang mendesak.

"Di Basarnas, misi kami adalah memastikan keselamatan dan keamanan penduduk saat terjadi bencana alam. Teknologi GIS akan memperkuat kami kami di dalam merencanakan, membuat keputusan, serta mengelola sumber daya dan fasilitas kami dengan lebih baik serta mengadopsi standar operasional yang ditetapkan oleh International Search and Rescue Advisory Group (Insarag)," tambah Kepala Basarnas, Marsdya Henri Alfiandi.

Menurut dia, kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas kami sebagai lembaga SAR nasional dan memperkuat ketahanan Basarnas dalam melakukan operasi kemanusiaan di Indonesia.

Untuk membantu pemerintah dan masyarakat setempat dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap wabah virus di Tanah Air, melalui Pusat Dukungan Darurat Geopasial atau Emergency Spatial Support Center (ESSC) diluncurkan oleh Esri Indonesia pada 2020 sebagai Geoportal Covid-19. Badan tersebut sebelumnya telah memberikan upaya tanggap darurat dengan bantuan dengan teknologi geospasial dan keahlian jika terjadi keadaan darurat nasional, termasuk gempa bumi Palu-Donggala, tsunami, erupsi Gunung Agung pada 2017 dan bencana banjir yang melanda Jakarta belum lama ini.


Sumber: https://www.medcom.id/ekonomi/sustainability/GNGA13Ak-teknologi-geospasial-tingkatkan-kolaborasi-antara-lembaga-pemerintahan

Posting Komentar

0 Komentar