Kembangkan Potensi Talenta Digital Indonesia, Kominfo Lakukan Pendekatan Komprehensif

 


Siaran Pers No. 126/HM/KOMINFO/04/2022
Selasa, 5 April 2022
Kembangkan Potensi Talenta Digital Indonesia, Kominfo Lakukan Pendekatan Komprehensif

Guna mengoptimalkan potensi yang dimiliki talenta digital nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyiapkan berbagai program stimulus pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui pendekatan komprehensif.

Mewakili Menkominfo Johnny G. Plate, Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyatakan, pendekatan komprehensif tersebut mencakup tiga tingkat kecakapan yaitu level dasar, level menengah, dan level lanjutan.

"Tingkat basic atau basic digital skill melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital atau GNLD Siberkreasi. Kementerian Kominfo pada tahun 2021 telah menjangkau lebih dari 12,3 juta peserta yang terliterasi digital di seluruh provinsi di Indonesia, tentu juga dengan keterlibatan partisipasi dan dukungan aktif dari Sobat Siber Indonesia," ujarnya dalam webinar Pesantren Kilat Digital 2022 yang secara virtual dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa (05/04/2022).

Jubir Dedy Permadi menyatakan pengembangan selanjutnya pada tingkat intermediate atau pelatihan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS). Tema-tema dalam pelatihan DTS sendiri meliputi cyber security, artificial intelligence, cloud computing, big data analytics, digital marketing, maupun kecakapan digital teknis lain yang makin dibutuhkan di era transformasi digital.

"Pada tahun 2021, DTS telah berhasil menjangkau 133 ribu peserta dan target peserta juga terus ditingkatkan setiap tahunnya. Sehingga dapat diharapkan DTS menghasilkan 700 ribu talenta digital di Indonesia sampai tahun 2024 nanti, tetapi itu pun perlu dukungan dari pihak lain, stakeholders lain untuk bisa memenuhi kebutuhan talenta digital indonesia yang diprediksikan akan mencapai 9 juta talenta digital dalam 15 tahun," jelasnya.

Adapun untuk stimulis pelatihan kecakapan digital tingkat lanjutan atau advance, Kementerian Kominfo melaksanakan program Digital Leadership Academy yang bertujuan meningkatkan kecakapan digital bagi C-level atau pimpinan sektor privat maupun pemerintahan.

"Pada tahun 2022, kami akan memberikan pelatihan untuk 550 peserta bekerjasama dengan universitas-universitas ternama di dunia. Seperti Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Harvard Kennedy School, University of Cambridge, Massachusetts Institute of Technology, Cornell University, Imperial College London dan berbagai universitas lainnya," tuturnya.

Tiga Prinsip Transformasi

Jubir Kementerian Kominfo menyatakan dunia bisnis saat ini mengalami fenomena organisasi eksponensial, di mana sebuah perusahaan menerapkan tiga prinsip, antara lain memaksimalkan pemanfaatan teknologi, efisiensi jumlah karyawan, dan mempekerjakan karyawan yang memiliki kecerdasan digital.

"Menurut Laporan The Future Jobs dari WEF atau Forum Ekonomi Dunia, pada tahun 2025 mendatang terdapat 43% pelaku industri yang terindikasi akan melakukan reduksi jumlah tenaga kerja sebagai konsekuensi dari pilihan integrasi teknologi. Tidak hanya itu, diproyeksikan pula akan terdapat 85 juta pekerjaan lama yang mungkin akan hilang dan 90 juta pekerjaan baru yang mungkin muncul akibat pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma," jelasnya.

Oleh karena itu, Jubir Dedy Permadi menyatakan masyarakat harus terus didorong untuk membekali diri dengan berbagai skillset yang semakin dibutuhkan di era transformasi digital. Mengutip hasil studi dari LinkedIn, Jubir Kementerian Kominfo menjelaskan pada tahun 2020 lalu kebutuhan kecakapan digital di masa depan akan berfokus pada tiga hal yang dikenal sebagai The ABC, yaitu artificial intelligence, big data, dan cloud computing.

"Mengingat karakteristik dunia digital yang makin kompleks, dinamis, serta berkembang dengan sangat kecepatan. Talenta digital Indonesia diharapkan tidak hanya unggul dalam hal keterampilan teknis atau hard skill, namun juga cakap keterampilan nonteknis atau soft skill," jelasnya.

Menurut Jubir Dedy Permadi keterampilan soft skill tersebut dikenal dengan sebutan 4C (critical thingking, creativity, collaboration dan communication), serta complex problem solving. Di Indonesia, kepemilikan atas kemampuan digital sangat relevan untuk dikembangkan di kalangan kandidat tenaga kerja.

"Survei East Ventures Digital Competitiveness Index tahun 2022 menunjukkan bahwa 95,8% perusahaan digital di Indonesia menganggap kemampuan digital merupakan salah satu komponen penting dalam proses seleksi calon tenaga kerja. Namun demikian, 56,3% perusahaan digital saat ini masih merasa kesulitan untuk mencari tenaga kerja dengan kemampuan digital. Mereka menilai kandidat tenaga kerja di Indonesia masih memiliki kelemahan terkait kemampuan digitalnya," jelasnya.

Jubir Kementerian Kominfo menyontohkan kemampuan implementasi yang belum memadai atau masih bersifat teoritis. Selain itu, kemampuan yang dimiliki masih terlalu umum, pengalaman yang belum memadai, dan adaptasi yang lama untuk menyelesaikan permasalahan digital di sebuah perusahaan.

"Selain itu, penerapan literasi dan kecakapan digital oleh tenaga kerja Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Amazon Web Services dan AlphaBeta dalam studi Digital Skills Research Report 2021 menemukan bahwa ada 19% tenaga kerja Indonesia yang mengaplikasikan literasi digital level dasar, dan hanya 6% tenaga Indonesia atau tenaga kerja Indonesia yang mengaplikasikan kecakapan digital teknis atau menengah," tuturnya.

Lebih lanjut riset AlphaBeta pada tahun 2020 menunjukan apabila Indonesia melakukan intensifikasi peningkatan keterampilan digital, maka tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital akan memberikan kontribusi sebesar 4.434 triliun terhadap PDB Indonesia di tahun 2030.

"Nilai yang sangat fantastis, nominal ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari proyeksi awal jika tidak dilakukan intensifikasi peningkatan keterampilan yaitu lebih dari 1.900 triliun. Artinya ada gap yang cukup besar antara kebijakan tanpa intensifikasi dan kebijakan dengan intensifikasi," tandas Jubir Dedy Permadi.

Jubir Kementerian Kominfo mengapresiasi kegiatan Pesantren Kilat Digital yang diinisiasi Sobat Cyber Indonesia. Menurutnya, selain memberikan materi terkait keagamaan, pesantren kilat juga memberikan berbagai kelas-kelas menarik terkait kemampuan digital yang dibutuhkan di era transformasi digital saat ini.

"Kami berharap program seperti ini dapat direplikasi oleh lembaga-lembaga lain, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan talenta digital rasional dalam kurun waktu kedepan ini. Mari terus perkuat kolaborasi dan sinergi guna mewujudkan Indonesia yang makin cakap digital. Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju," tandasnya.

Dalam webinar tersebut hadir Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Muhammad Arif Angga, Founder Sobat Cyber Indonesia Al Akbar Rahmadillah, dan Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia Firna Lim.

Sumber: https://kominfo.go.id/content/detail/41005/siaran-pers-no-126hmkominfo042022-tentang-kembangkan-potensi-talenta-digital-indonesia-kominfo-lakukan-pendekatan-komprehensif/0/siaran_pers

Posting Komentar

0 Komentar