Manfaat AI di Dunia Kesehatan, Bantu Dokter Mendiagnosis Penyakit

 

Ilustrasi artificial intelligence atau kecerdasan buatan dalam dunia kesehatan. Manfaat teknologi AI di rumah sakit di Indonesia akan memudahkan dokter mendiagnosis penyakit hingga sistem pelayanan kesehatan lainnya.(SHUTTERSTOCK/EPStudio20)

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dinilai perlu diterapkan, dalam pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit di Indonesia. Sebab, manfaat AI dapat membantu para tenaga medis untuk mendiagnosis penyakit pasien dengan lebih akurat.

Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pelni, dr Ditia Gilang Shah Putra Rahim, SpA, dalam webinar bertajuk Artificial intelligence (AI) sebagai Pendukung Sumber Daya Kesehatan.

"AI membantu petugas medis membuat keputusan yang lebih akurat. AI ini dapat membantu mengurangi kesalahan (diagnosis), membuat proses diagnosa menjadi lebih singkat dan efisien," papar Ditia, Selasa (12/4/2022).

Manfaat AI dalam dunia kesehatan

1. Efisiensi proses di rumah sakit

Dijelaskan Ditia, teknologi AI membantu petugas di rumah sakit untuk dapat mengakses informasi terkait riwayat perawatan, pengobatan, hingga data radiologi pasien.

Demikian pula manfaat AI dalam peresepan obat, di mana ketika diberikan dua obat yang akan berinteraksi satu sama lain, maka dengan sistem peringatan otomatis muncul. Sehingga, dokter bisa menilai rekomendasi pemberian obat yang tepat dan akurat kepada pasien.

"Hal lain yang menggunakan AI adalah aplikasi klinik, pasien dapat mendaftaran diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan. Secara otomatis aplikasi mengarahkan pasien datang ke dokter apa, jam berapa, dan tanggal berapa dia akan datang," imbuhnya.

2. Membantu mengetahui kondisi pasien di masa depan

Selanjutnya, artificial intelligence juga membantu dokter untuk mengetahui kondisi pasien di masa depan, agar dapat diketahui kemungkinan penyakit yang akan dialami.

Data seperti tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh dapat dimasukkan ke sistem AI kemudian dianalisa untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.

Pemanfaatan AI di rumah sakit, yakni dalam sistem pelayanan kesehatan di era pandemi Covid-19, kata Ditia, dapat meningkatkan deteksi dini infeksi virus corona. Misalnya pada saat memasuki ruang publik, kamera thermal menunjukkan suhu tubuh seseorang.

Sistem deteksi dini infeksi Covid-19 berbasis kecerdasan buatan ini akan memberi tanda peringatan jika suhu tubuhnya panas atau dalam kondisi demam, yang artinya orang itu tidak boleh masuk ke area tersebut.

"Mesin EKG dahulu hanya berupa grafiknya saja dan harus belajar menginterpretasikan hasilnya. Saat ini dengan kemajuan teknologi, mesin EKG tersebut sudah dapat mengukur panjang gelombang, bahkan memberikan diagnosis yang menjadi dasar bagi tenaga kesehatan memberikan terapi," jelas Ditia.

Menurut Ditia, manfaat kecerdasan buatan dalam penggunaannya di bidang radiologi dapat berkembang dengan pesat guna membantu pembacaan hasil MRI pasien.

Tumor yang masih berukuran kecil, dapat terdeteksi oleh dokter yang dibantu dengan adanya teknologi tersebut.

"Dengan adanya pengukuran dengan AI, hal itu (deteksi tumor) dapat dikerjakan dengan cepat, lebih terarah, dan lebih spesifik," ucap dia.

3. Membantu memprediksi perburukan kondisi pasien

Teknologi AI dokter dapat memprediksi apakah pasien menuju kondisi perbaikan atau justru sebaliknya.

Ketika sistem menunjukkan kondisi perburukan, para dokter dapat melakukan terapi untuk mencegah kondisi yang lebih parah.

Selain itu, manfaat AI di dunia kesehatan juga dapat memudahkan dokter untuk mendeteksi kanker yakni dengan memasukan sejumlah data yang dibutuhkan seperti patologi anatomi, hasil pemeriksaan MRI, CT-scan, dan pemeriksaan lainnya.

Maka, dapat diketahui diagnosis, tata laksana, maupun deteksi metastasis atau penyebaran sel kanker.

"Kita sebagai dokter dan perawat lebih banyak waktu untuk merawat pasien. Namun, AI tetap tidak dapat menggantikan kita sebagai seorang dokter, tetap kita yang memutuskan terapi kepada pasien," ungkap Ditia.

Tantangan penerapan AI di rumah sakit di Indonesia

Sayangnya, belum banyak rumah sakit di Indonesia yang menerapkan artificial intelligence untuk pelayanan kesehatan.

Padahal, artificial intelligence atau kecerdasan buatan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peningkatan beban kerja, serta digunakan sebagai instrumen untuk menghasilkan layanan kesehatan yang efisien, efektif, dan berkualitas.

Adapun tantangan penerapan teknologi AI di rumah sakit di Indonesia menurut dr Ditia antara lain:

  • Kurangnya minat rumah sakit untuk berinvestasi di bidang digitalisasi
  • Sulitnya integrasi data berskala nasional
  • Teknologi IT yang kuno, dan kurang terintegrasi
  • Kultur organisasi dan birokrasi serta tata kelola yang masih bersifat tradisional
  • Regulasi pemerintah yang berubah-ubah
  • Belum adanya kejelasan mengenai hukum perlindungan data pribadi
"Pada intinya kita membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam mempersiapkan pengembangan AI di rumah sakit Indonesia. Baik di rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah," pungkasnya.


Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/13/120200923/manfaat-ai-di-dunia-kesehatan-bantu-dokter-mendiagnosis-penyakit

Posting Komentar

0 Komentar