Penggunaan Diperkirakan Semakin Tinggi, Kebutuhan Cloud Meningkat di Berbagai Segmen Industri

 


Tren penggunaan komputasi awan (cloud computing) diperkirakan akan semakin melesat pada 2022 bagi dunia bisnis digital.

Melesatnya cloud computing pada tahun ini seiring langkah perusahaan dan organisasi untuk mengadopsi model bisnis yang berlandaskan data (data-driven), cara kerja jarak jauh dan hibrida, dan global supply chain.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan cloud computing di Indonesia. Salah satunya adalah pandemi Covid-19 yang mempercepat penggunaan tren digitalisasi, sektor informasi dan komunikasi yang diprediksi tumbuh 8,3% hingga 10,1% pada 2022, serta lebih dari 61% PDB Indonesia akan masuk tahap digitalisasi pada 2022 (sumber: Data Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu RI 2022).

Selain itu, fenomena lebih dari 15 persen penggunaan cloud di perusahaan akan meliputi edge computing pada 2022, serta belanja teknologi yang diprediksi akan mencapai 78 miliar dolas AS dari 2019 hingga 2022, juga turut menjadi faktor penting yang mendukung perkembangan cloud computing di Indonesia.

Lembaga riset Gartner memperkirakan, belanja teknologi cloud secara global diprediksi akan mencapai 482 miliar dolar AS pada 2022. Nominal tersebut naik dari total 313 miliar dolar AS pada 2022. Gartner juga menyatakan, infrastuktur cloud computing merupakan tulang punggung dari hampir setiap layanan digital di dunia, mulai dari media sosial, streaming, hingga Internet of Things (IoT).

Berbagai tren Cloud Computing yang diperkirakan akan semakin ramai sepanjang 2022 ini adalah Hybrid Cloud, Artificial Intelegence Cloud Computing, Edge Computing, dan Kontainer (Container). Hybrid cloud diartikan sebagai solusi gabungan antara public dan private cloud untuk suatu bisnis maupun organisasi yang memiliki kebutuhan data besar, namun juga terikat dengan security compliances.

Beberapa keunggulan hybrid cloud yakni memiliki keleluasaan terkait skalabilitas, kecepatan jaringan, redudansi, kontrol, dan efisiensi biaya.

Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dinilai semakin penting bagi keunggulan kompetitif perusahaan. Salah satu pendorong meluasnya adopsi teknologi AI adalah mulai mudah dan terjangkaunya aplikasi untuk pengembangan AI, dan ketersediaan perangkat pendukung AI pada layanan cloud computing, sehingga penerapan AI semakin luas.

Selain menuntut keahlian di bidang AI, pada awalnya perusahaan yang ingin memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan tersebut membutuhkan infrastruktur dengan daya komputasi ekstra. Akan tetapi, masalah infrastruktur ini bisa diatasi dengan memanfaatkan layanan cloud untuk aplikasi AI.

Teknologi edge computing merupakan proses komputasi yang difokuskan untuk memproses traffic IoT. Komputerisasi ini berfungsi pula sebagai wadah penyimpanan dan pengolahan data yang bertempat sedekat mungkin dengan sumber data.

Hal ini agar proses traffic data bisa dilakukan dengan latensi minim dengan tingkat konsumsi bandwidth yang jauh lebih efisien.

Sementara kontainer, memiliki berbagai kelebihan dibandingkan alternatif lain seperti mesin virtual. Ukuran kontainer hanya sekitar puluhan megabyte, lebih efisien dalam konsumsi sumber daya, dan dapat diluncurkan dengan lebih cepat.

Lembaga riset Forrester menyebutkan bahwa pada 2022, adopsi kontainer akan mencapai 50%. Sementara Gartner meramalkan, 75% perusahaan global akan menggunakan kontainer pada 2022. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2020 yang tingkat adopsinya hanya sebesar 30%. Akan tetapi, apakah tren penggunaan cloud computing tersebut sudah sesuai dan dapat diterapkan pada setiap perusahaan?

Tentu saja, kebutuhan setiap perusahaan berbeda dan tidak harus selalu sejalan dengan tren global. Lintasarta menyesuaikan kebutuhan tersebut, melalui layanan Lintasarta Cloudeka.

Lintasarta Cloudeka menyediakan lima jenis layanan cloud berbasis Infrastruktur, antara lain adalah Deka Prime (PX1) yang merupakan layanan public cloud didukung dengan fitur-fitur andal untuk bisnis pengguna. Lalu Deka Flexi (FX2) yang merupakan public cloud dengan skema bayar per penggunaan (pay per use) dan kemudahan dalam deployment VM.

Layanan cloud ketiga dari Lintasarta Cloudeka adalah Deka Vault, yang merupakan layanan cloud backup untuk melindungi dari bencana dan membantu pengguna melakukan sinkronisasi pada server virtual utama. Sementara layanan keempat adalah Deka Premium yang merupakan layanan private cloud yang didedikasikan hanya untuk satu pengguna.

Layanan terakhir pada rangkaian Lintasarta Cloudeka adalah layanan Deta Box, yang merupakan layanan object storage untuk dapat mengelola penyimpanan data perusahaan sehingga lebih terorganisasi dalam pengelolaannya.

Selain menyediakan layanan cloud berbasis Infrastruktur (IaaS), Lintasarta Cloudeka juga menyediakan layanan berbasiskan platform (PaaS) dan berbasiskan software (SaaS), layanan berbasiskan platform di antaranya dalam bentuk Deka Harbour yang merupakan cloud berbasis container untuk dapat mengelola aplikasi perusahaan.

Sedangkan layanan dalam bentuk SaaS diantara berupa software Deka Sense serta Intelligence Video Analytics.

Pada layanan Deka Sense, Lintasarta menghadirkan layanan data analytics berbasis teknologi social intelligence untuk menghasilkan laporan analisis brand perusahaan di media digital. Intelligent Video Analytics sendiri adalah layanan software siap pakai yang berbasis artificial intelligence (AI) untuk memantau video live guna mengumpulkan data atribut, peristiwa, maupun pola perilaku tertentu.

Cloudeka tidak hanya menghadirkan layanan-layanan tersebut, tetapi juga dengan keamanan. Cloudeka menghadirkan layanan Firewall untuk melindungi aplikasi dan infrastruktur IT dari pengguna layanan cloud ini. Selama lebih dari tiga dekade, Lintasarta berkiprah dalam dunia teknologi informasi (IT) di Indonesia.

Lintasarta merupakan perusahaan penyedia komunikasi data, internet, dan layanan IT untuk berbagai sektor industri. Didirikan sejak April 1988, Lintasarta telah menjadi bagian dari dinamika bisnis di Indonesia dengan menghadirkan layanan komunikasi data, informasi bisnis, serta internet yang andal hingga ke wilayah-wilayah terpencil di Nusantara.

Saat ini, Lintasarta melayani lebih dari 2.400 pelanggan korporasi dengan lebih dari 35.000 jaringan yang meliputi layanan komunikasi data fiber optik, jaringan satelit, managed security & collaboration, data center dan Disaster Recovery Centre (DRC), cloud computing, managed services, e-health, Third Party Administrator (TPA), dan solusi total komunikasi data.

Lintasarta memberikan layanan profesional mulai dari layanan prajual melalui konsultasi bisnis, network engineer untuk assessment dan desain solusi pelanggan, hingga layanan purnajual yang memadai seperti Customer Assistant Representative (CAR).

Layanan profesional Lintasarta didukung oleh lebih dari 1.000 staf berpengalaman, yang di antaranya memiliki sertifikasi internasional dan tersebar di lebih dari 54 kota di Indonesia.

Lintasarta Marketing and Solution Director Ginandjar mengemukakan semenjak diperkenalkan kembali pada bulan September 2021, sudah banyak perusahaan dari berbagai jenis industri, termasuk rintisan (startup), yang berminat menggunakan layanan-layanan yang ditawarkan Lintasarta Cloudeka.

"Harapannya, kehadiran Lintasarta Cloudeka dapat mempermudah dan mempercepat proses transformasi digital untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sehingga Lintasarta Cloudeka dapat menjadi penyedia layananan Cloud lokal nomor 1 di Indonesia," ujarnya.

Lintasarta terus mengembangkan dan memperkuat layanan-layanan baik IaaS, SaaS maupun PaaS didalam Cloudeka agar bisa menjawab kebutuhan Industri.

"Kami juga mendorong kolaborasi dengan pelaku usaha lain maupun pemerintah dalam memajukan ekosistem digital dengan memanfaatkan cloudeka. Dengan kolaborasi tersebut kami mentargetkan lebih banyak lagi pelaku usaha yang terbantu dengan berbagai kemudahan dan keunggulan Cloudeka sehingga percepatan transformasi digital yang dicanangkan pemerintah bisa berjalan dengan baik," katanya.


Sumber: https://republikbobotoh.com/2022/04/01/penggunaan-diperkirakan-semakin-tinggi-kebutuhan-cloud-meningkat-di-berbagai-segmen-industri?page=1


Posting Komentar

0 Komentar