BUMN telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menjalin kerjasama dengan Singtel, perusahaan telekomunikasi terkemuka di Asia, untuk mengembangkan regional data center serta mengintegrasikan bisnis fixed dan mobile broadband.
Kerjasama tersebut dilakukan perseroan dalam rangka memperkuat bisnis digital perusahaan. Oleh karena itu, Telkom berkomitmen untuk terus memperkuat kapasitas dan kapabilitas. Hal itu demi mengakselerasi pengembangan ekosistem digital melalui kepemimpinan teknologi serta talenta yang unggul dan berdaya saing global.
Adapun, inisiatif tersebut direalisasikan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dan CEO Singtel Group Yuen Kuan Moon, disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, serta Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam, di Kementerian BUMN (14/4).
Kedua perusahaan mendandatangani dua nota kesepahaman yakni kolaborasi untuk pengembangan bisnis data center regional serta integrasi layanan fixed dan mobile broadband, atau yang juga disebut fixed mobile convergence (FMC).
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyebutkan TelkomGroup bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan konsolidasi bisnis data center guna menjawab tantangan transformasi digital ke depan.
Dia menambahkan, regional data center merupakan kelanjutan dari strategi konsolidasi data center ini sekaligus menjadi bukti komitmen untuk menjawab kebutuhan sekaligus menangkap peluang agar dapat membuka jalan perusahaan untuk menjadi global scale data center player.
"Tentunya upaya tersebut membutuhkan kemitraan strategis dengan operator yang telah terbukti memiliki kapabilitas dan reputasi yang mumpuni. Singtel dengan kekuatan dan pengalamannya menjadi salah satu mitra strategis dan tepat bagi Telkom dalam mengembangkan bisnis data center regional ini," ungkap Ririek.
Pihaknya melanjutkan, di era transformasi digital yang sarat dengan perkembangan teknologi, kebutuhan data center di dunia secara strategis diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Asia Tenggara telah diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan bisnis data center tercepat dengan tingkat pertumbuhan tahunan di atas 20 persen hingga 2024. Artinya, Telkom perlu menangkap peluang bisnis data center ini, tidak hanya di market nasional, tetapi juga di market regional dan global.
Peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan kekuatan infrastruktur dan kapabilitas bisnis yang memadai. Oleh karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola.
Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri. Telkom juga sedang membangun sebuah hyperscale data center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, di mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II/2022.
Data center ini nantinya ditujukan tidak hanya untuk perusahaan dan instansi di Indonesia tapi juga perusahaan asing hingga global player.
Selain pengembangan bisnis data center, Telkom dan Singtel juga menjajaki kerja sama implementasi integrasi bisnis fixed dan mobile broadband.
Integrasi bisnis ini sudah mulai dijalankan Telkom melalui sinergi layanan IndiHome dengan Telkomsel.
Sejalan dengan arahan Kementerian BUMN, integrasi kedua bisnis tersebut akan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk memperoleh pengalaman digital terbaik dalam menikmati layanan internet dan bundling, serta kemudahan-kemudahan lain dari layanan TelkomGroup di mana saja.
Inisiatif ini nantinya akan mempertahankan kepemimpinan TelkomGroup di portofolio bisnis broadband, di mana Telkom akan fokus pada segmen B2B dan Telkomsel fokus pada segmen B2C.
Ririek menyatakan, dengan layanan broadband yang semakin seamless, serta tumbuhnya ekosistem bisnis dan kekayaan data yang mengikutinya, hal itu akan membuka peluang-peluang bisnis baru khususnya di era digital melalui pengembangan bisnis e-commerce, content streaming, big data, social network, dan Internet of Things.
"Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan, stakeholders, dan masyarakat," tuturnya.
CEO Singtel Group Mr. Yuen Kuan Moon menambahkan, seiring dengan pesatnya digitalisasi bisnis dan dengan perkembangan adopsi IoT, artificial intelligence, dan 5G di seluruh regional, permintaan akan data center berkualitas tinggi terus meningkat.
"Kemitraan ini merupakan langkah penting bagi pengembangan strategi data center kami melalui aset terbaik, kompetensi, dan network yang dimiliki oleh dua perusahaan pemimpin pasar data center di Indonesia dan Singapura," katanya.
Yuen melanjutkan bahwa sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN, Indonesia merupakan pangsa pasar strategis dari bisnis data center. Menurutnya, hal tersebut dapat memperluas footprint platform Singtel di tiga lokasi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan yakni Indonesia, Singapura, dan Thailand.
Platform ini akan mendukung kebutuhan transformasi digital dari pelanggan yang ingin menjangkau Indonesia, dan sekaligus juga menyediakan platform bagi bisnis di Indonesia untuk menjangkau ke luar negeri.
"Kami berharap dapat memperluas kerja sama jangka panjang dengan TelkomGroup untuk mengkapitalisasikan tren yang menguntungkan dan peluang pasar yang luar biasa."
Menteri BUMN RI Erick Thohir menegaskan, sebagai BUMN yang tengah bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom harus mampu mengembangkan kepemimpinan teknologi untuk tidak hanya memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia, namun juga ikut mengawal transformasi digital Indonesia.
"Hal ini membutuhkan berbagai terobosan tidak hanya dalam peningkatan kompetensi digital namun juga perubahan bisnis model dengan memanfaatkan kemitraan strategis yang dapat mengakselerasi transformasi perusahaan," tuturnya.
(aor)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220415110237-218-785153/telkom-gandeng-singtel-kembangkan-regional-data-center.
0 Komentar