China dilaporkan akan membangun sebuah bendungan pembangkit listrik dengan mencetak struktur bangunan menggunakan Printer 3D. Bendungan yang rencananya di bangun di dataran tinggi Tibet ini diatur untuk dirakit lapis demi lapis seperti halnya 3D Printing atau pencetakan 3D.Bahkan disebut bahwa pembangunan ini akan dibangun tanpa campur tangan manusia dan akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang akan melibatkan robot-robot konstruksi.
Melansir detikINET dari Business Insider, proyek ini dikemas juga dalam bentuk makalah yang diterbitkan April lalu di Journal of Tsinghua University (Science and Technology).
Proyek bendungan pembangkit listrik setinggi 179,8 meter ini bakal dilakukan di Bendungan Yanqu, sekitar dataran tinggi Tibet. Pembangunannya ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
Jika sudah selesai maka proyek AI ini bisa dikatakan sebagai struktur tertinggi di dunia yang dibangun menggunakan proses 3D Printing.
Jika sudah selesai maka proyek AI ini bisa dikatakan sebagai struktur tertinggi di dunia yang dibangun menggunakan proses 3D Printing.
Adapun rekor saat ini dipegang oleh gedung perkantoran dua lantai di Dubai, yang berdiri hanya setinggi 6 meter.
Menurut para ilmuwan, lokasi bendungan menggunakan sistem AI terpusat yang digunakan untuk mengawasi jalur perakitan otomatis besar-besaran untuk mengatur armada truk tak berawak yang dipakai untuk mengangkut bahan konstruksi ke bagian-bagian tempat kerja.
Setelah material tiba, buldoser dan pavers tak berawak akan mengubahnya menjadi lapisan bendungan. Kemudian roller yang dilengkapi dengan sensor akan membantu menekan setiap lapisan sehingga menjadi kokoh dan tahan lama.
Sesuai isi makalah proyek ini, ketika lapisan 3D Printing selesai robot akan mengirim informasi tentang status konstruksi kembali ke sistem AI. Namun, penambangan bahan konstruksi masih harus dilakukan secara manual.
"Sistem AI dan pasukan robotnya akan membantu menghilangkan kesalahan manusia, seperti ketika operator roller tidak menjaga garis lurus atau ketika pengemudi truk mengirimkan material ke tempat yang salah" kata penulis utama Liu Tianyun dari Universitas Tsinghua, menurut SCMP .
Sistem ini juga akan memungkinkan pekerjaan di tempat berlangsung terus menerus tanpa masalah keselamatan bagi pekerja manusia.
Menurut para ilmuwan, bendungan Yangqu yang telah selesai akan menyediakan 5 miliar kWh listrik setiap tahun ke China. Jika berhasil metode pembangunannya bisa dijadikan cetak biru untuk proyek konstruksi lainnya seperti pembangunan jalan.
Setelah material tiba, buldoser dan pavers tak berawak akan mengubahnya menjadi lapisan bendungan. Kemudian roller yang dilengkapi dengan sensor akan membantu menekan setiap lapisan sehingga menjadi kokoh dan tahan lama.
Sesuai isi makalah proyek ini, ketika lapisan 3D Printing selesai robot akan mengirim informasi tentang status konstruksi kembali ke sistem AI. Namun, penambangan bahan konstruksi masih harus dilakukan secara manual.
"Sistem AI dan pasukan robotnya akan membantu menghilangkan kesalahan manusia, seperti ketika operator roller tidak menjaga garis lurus atau ketika pengemudi truk mengirimkan material ke tempat yang salah" kata penulis utama Liu Tianyun dari Universitas Tsinghua, menurut SCMP .
Sistem ini juga akan memungkinkan pekerjaan di tempat berlangsung terus menerus tanpa masalah keselamatan bagi pekerja manusia.
Menurut para ilmuwan, bendungan Yangqu yang telah selesai akan menyediakan 5 miliar kWh listrik setiap tahun ke China. Jika berhasil metode pembangunannya bisa dijadikan cetak biru untuk proyek konstruksi lainnya seperti pembangunan jalan.
sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-6082772/gokil-china-bakal-bangun-bendungan-pakai-ai-dan-printer-3d
0 Komentar