Prof. Dr. Drs. A. Sobandi, M.Si., M.Pd., dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam Bidang Ilmu Administrasi Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) di Kampus UPI, Jalan Setiabudi pada Rabu, 18 Mei 2022.Dalam pidato pengukuhannya Prof. A. Sobandi menyampaikan karya ilmiah tentang “Pengelolaan dan Implementasi Education 4.0 di Pendidikan Tinggi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Manajemen Perkantoran."
Dikatakan Prof. A. Sobandi, munculnya Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan adanya mesin cerdas (smart machines) dan globalisasi, serta teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) sebagai pemicu utamanya.
Perkembangan Revolusi Industri 4.0 ini, tidak terlepas dari revolusi industri yang terjadi sebelumnya. Namun pada era ini lebih menekankan pada teknologi digital dengan bantuan interkonektivitas melalui Internet of Things (IoT), akses terhadap real-time data, dan pengenalan mengenai cyber-physical systems.
Revolusi Industri 4.0 menawarkan pendekatan dalam konteks proses manajemen yang lebih komprehensif, saling terkait, dan holistik. Revolusi Industri 4.0 menghubungkan fisik dengan digital, dan memungkinkan kolaborasi dan akses yang lebih baik di seluruh departemen, mitra, vendor, produk, dan orang-orang.
Revolusi Industri 4.0 memberdayakan organisasi untuk lebih mengendalikan dan memahami setiap aspek operasi, dan memungkinkan organisasi memanfaatkan data dan informasi secara cepat untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan proses, dan mendorong pertumbuhan.
Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan cyber physical system itu memungkinkan manusia memproduksi data dalam skala besar (big data) untuk tujuan kuantifikasi perilaku manusia dan sosial.
Baca Juga: Contoh Soal TKD dan Core Values BUMN 2022 Bentuk PDF Lengkap dengan Kunci Jawaban
Generasi saat ini dituntut untuk menjadi manusia yang relevan dalam perkembangan masyarakat digital baru. Pendidikan tinggi dapat berperan untuk meningkatkan literasi di bidang digital, teknologi, dan manusia tersebut.
Dalam pandangan modern, manajemen perkantoran dapat diartikan sebagai bagian dari organisasi yang terlibat dalam menjalankan semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengambilan kebijakan, kegiatan organisasi, koordinasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi (Sapru 2008).
Dengan demikian, tujuan akhir dari manajemen perkantoran yang baik adalah kinerja yang efisien dan efektif dari suatu organisasi secara keseluruhan (Parker, 2016), yang fokus pada adaptasi perubahan teknologi informasi dan komunikasi digital.
Revolusi Industri 4.0 mendorong munculnya tren baru dalam manajemen perkantoran seperti Automating Office Task, Accommodating a mobile workforce, Office management software, Mobility, Shared Workspaces, Analyzing And Using Data, Hot Desking.
Selain itu, Navigation and Wayfinding, Virtual Office Receptionists, Sensors and IoT, Cloud-Based Technology, Computer-Aided Facility Management (CAFM) Software, Healthy Work Environments, Activity-Based Working, Bring Your Own Device (BYOD) Policy, Office Aesthetics, Offices as Learning Spaces (Alsop, 2022; Ohlsen, 2018; Jagga, 2020).
Dengan munculnya tren baru manajemen perkantoran maka ada empat bidang utama yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan Manajemen Perkantoran, yaitu bidang teknologi, komunikasi, manajemen mutu, dan manajemen kearsipan di berbagai jenjang pendidikan mulai sekolah menengah, S1, S2, bahkan sampai S3.
Peningkatan Mutu Pendidikan Manajemen Perkantoran
Upaya peningkatan mutu Pendidikan Manajemen Perkantoran harus mengacu pada kebijakan pemerintah dan perlu dilakukan secara dinamis, fleksibel, dan adaptif terhadap tuntutan Education 4.0.
Pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari dukungan SDM Dosen yang profesional, implementasi kurikulum yang relevan, fasilitas pembelajaran yang tepat, dan tata-kelola kelembagaan yang kondusif.
Dengan demikian, tujuan akhir dari manajemen perkantoran yang baik adalah kinerja yang efisien dan efektif dari suatu organisasi secara keseluruhan (Parker, 2016), yang fokus pada adaptasi perubahan teknologi informasi dan komunikasi digital.
Revolusi Industri 4.0 mendorong munculnya tren baru dalam manajemen perkantoran seperti Automating Office Task, Accommodating a mobile workforce, Office management software, Mobility, Shared Workspaces, Analyzing And Using Data, Hot Desking.
Selain itu, Navigation and Wayfinding, Virtual Office Receptionists, Sensors and IoT, Cloud-Based Technology, Computer-Aided Facility Management (CAFM) Software, Healthy Work Environments, Activity-Based Working, Bring Your Own Device (BYOD) Policy, Office Aesthetics, Offices as Learning Spaces (Alsop, 2022; Ohlsen, 2018; Jagga, 2020).
Dengan munculnya tren baru manajemen perkantoran maka ada empat bidang utama yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan Manajemen Perkantoran, yaitu bidang teknologi, komunikasi, manajemen mutu, dan manajemen kearsipan di berbagai jenjang pendidikan mulai sekolah menengah, S1, S2, bahkan sampai S3.
Peningkatan Mutu Pendidikan Manajemen Perkantoran
Upaya peningkatan mutu Pendidikan Manajemen Perkantoran harus mengacu pada kebijakan pemerintah dan perlu dilakukan secara dinamis, fleksibel, dan adaptif terhadap tuntutan Education 4.0.
Pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari dukungan SDM Dosen yang profesional, implementasi kurikulum yang relevan, fasilitas pembelajaran yang tepat, dan tata-kelola kelembagaan yang kondusif.
Dalam proses pembelajaran di era Education 4.0, dosen perlu memiliki pengetahuan yang memadai terkait integrasi aspek technological, pedagogical, and content knowledge atau TPaCK (Mishra, & Koehler, 2006).
Kurikulum Pendidikan Manajemen Perkantoran perlu mengakomodasi penguatan keterampilan abad ke-21 atau 21st-century skills, dalam hal ini, kurikulum perlu menekankan pada digital literacy skills, yaitu information literacy, media literacy, dan technology literacy, yang disebut dengan IMT.
Penyelenggaraan Pendidikan Manajemen Perkantoran perlu dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi dalam suatu sistem manajemen mutu. Agar optimal, beberapa strategi dapat mengadopsi konsep Education 4.0, Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 (Society 5.0).
Penerapan konsep Education 4.0, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 ini sejalan dengan sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi, terutama dalam menyelesaikan permasalahan melalui perpaduan inovasi dari berbagai unsur yang terdapat pada Revolusi Industri 4.0.
Seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), The Internet of Things (IoT), dan Big Data, akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet, sehingga lebih mempermudah peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum Pendidikan Manajemen Perkantoran perlu mengakomodasi penguatan keterampilan abad ke-21 atau 21st-century skills, dalam hal ini, kurikulum perlu menekankan pada digital literacy skills, yaitu information literacy, media literacy, dan technology literacy, yang disebut dengan IMT.
Penyelenggaraan Pendidikan Manajemen Perkantoran perlu dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi dalam suatu sistem manajemen mutu. Agar optimal, beberapa strategi dapat mengadopsi konsep Education 4.0, Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 (Society 5.0).
Penerapan konsep Education 4.0, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 ini sejalan dengan sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi, terutama dalam menyelesaikan permasalahan melalui perpaduan inovasi dari berbagai unsur yang terdapat pada Revolusi Industri 4.0.
Seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), The Internet of Things (IoT), dan Big Data, akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet, sehingga lebih mempermudah peningkatan mutu pendidikan.
Konsep super-smart society atau Society 5.0 ini mengedepankan human-centered (berpusat pada manusia ) dan technology based (berbasis teknologi).
Infrastruktur yang memadai dalam suatu lembaga pendidikan tinggi dapat mendukung strategi peningkatan mutu pada aspek tata-kelola kelembagaan yang pada gilirannya berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap proses pembelajaran dan kompetensi lulusan.
Yakani melalui peningkatan mutu SDM dosen, pengembangan kurikulum, pengembangan fasilitas pembelajaran, penguatan penelitian dan pengabdian serta kerjasama.
Dengan demikian, lembaga pendidikan tinggi perlu mengedepankan strategi untuk memadukan artificial intelligent, internet of things, dan big data dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang memungkinkan adanya massive open online course (MOOC), learning management system (LMS), pembelajaran synchronous dan asynchronous, dan keterlibatan mahasiswa dalam belajar (student engagement).
Infrastruktur yang memadai dalam suatu lembaga pendidikan tinggi dapat mendukung strategi peningkatan mutu pada aspek tata-kelola kelembagaan yang pada gilirannya berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap proses pembelajaran dan kompetensi lulusan.
Yakani melalui peningkatan mutu SDM dosen, pengembangan kurikulum, pengembangan fasilitas pembelajaran, penguatan penelitian dan pengabdian serta kerjasama.
Dengan demikian, lembaga pendidikan tinggi perlu mengedepankan strategi untuk memadukan artificial intelligent, internet of things, dan big data dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang memungkinkan adanya massive open online course (MOOC), learning management system (LMS), pembelajaran synchronous dan asynchronous, dan keterlibatan mahasiswa dalam belajar (student engagement).
sumber : https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-354504303/guru-besar-upi-prof-a-sobandi-education-40-di-pt-dalam-peningkatan-mutu-pendidikan-manajemen-perkantoran?page=4
0 Komentar