Puluhan perwakilan dari 36 negara yang tergabung Hydrographic Service And Standards Committee (HSSC) gelar pertemuan di Bali selama empat hari, terhitung sejak Senin (16/5) hingga Kamis (19/5) besok.Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut atau Pushidrosal yang berada di bawah TNI Angkatan Laut dan juga sebagai anggota HSSC mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah.
Komandan Pushidrosal Laksdya TNI Nurhidayat, mengatakan HSSC merupakan komite utama teknis organisasi hidrografi internasional yang bertugas mengimplementasikan arah strategis untuk mengembangkan, meningkatkan, menyebarluaskan, dan mempromosikan standar hidrografi yang bersifat global dan seragam. Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan navigasi di laut, perlindungan lingkungan laut, keamanan maritim dan pembangunan ekonomi.
Pertemuan yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri oleh 36 negara anggota dan sekretariat IHO serta para ahli dari industri pemetaan laut dan organisasi internasional terkait, seperti kabel bawah laut, pemilik kapal dimensi besar, organisasi geospasial, dan radio maritim. “Pertemuan ini diikuti 123 orang secara hybrid dan 40 orang yang hadir secara tatap muka. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Brazil, Finlandia, Indonesia, India, Inggris, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Peru, Perancis, Norwegia, Romania, Singapura, Spanyol, dan Swedia,” kata Laksdya Nurhidayat kepada wartawan, Selasa (17/5).
Adapun isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah terkait dengan implementasi standar baru peta laut masa depan, yaitu S-100. Hal ini mengakomodasi perkembangan teknologi dan industri digital seperti artificial intelligence, geo-bigdata, cybersecurity, serta autonomous ship, yang merupakan demand dari dunia maritim.
Implementasi S-100 tersebut direncanakan berlaku mulai 2025 secara global. Hal ini sangat berdampak pada produk peta yang diproduksi Pushidrosal yang merupakan lembaga hidrografi nasional. “Pertemuan ini sebenarnya digelar di Jakarta. Namun setelah berkomunikasi dengan kementerian pariwisata, kami mengajak para tamu ke Bali. Ada beberapa tempat wisata yang dikunjungi para delegasi, misalnya Desa Wisata Penglipuran, Kintamani dan kawasan Ubud,” katanya.
Pertemuan yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri oleh 36 negara anggota dan sekretariat IHO serta para ahli dari industri pemetaan laut dan organisasi internasional terkait, seperti kabel bawah laut, pemilik kapal dimensi besar, organisasi geospasial, dan radio maritim. “Pertemuan ini diikuti 123 orang secara hybrid dan 40 orang yang hadir secara tatap muka. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Brazil, Finlandia, Indonesia, India, Inggris, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Peru, Perancis, Norwegia, Romania, Singapura, Spanyol, dan Swedia,” kata Laksdya Nurhidayat kepada wartawan, Selasa (17/5).
Adapun isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah terkait dengan implementasi standar baru peta laut masa depan, yaitu S-100. Hal ini mengakomodasi perkembangan teknologi dan industri digital seperti artificial intelligence, geo-bigdata, cybersecurity, serta autonomous ship, yang merupakan demand dari dunia maritim.
Implementasi S-100 tersebut direncanakan berlaku mulai 2025 secara global. Hal ini sangat berdampak pada produk peta yang diproduksi Pushidrosal yang merupakan lembaga hidrografi nasional. “Pertemuan ini sebenarnya digelar di Jakarta. Namun setelah berkomunikasi dengan kementerian pariwisata, kami mengajak para tamu ke Bali. Ada beberapa tempat wisata yang dikunjungi para delegasi, misalnya Desa Wisata Penglipuran, Kintamani dan kawasan Ubud,” katanya.
sumber : https://www.nusabali.com/berita/117589/hssc-gelar-pertemuan-empat-hari-di-bali
0 Komentar