Kecerdasan Buatan untuk Ukur Dosis Obat Covid-19


 Penelitian melibatkan dua obat antivirus yang telah digunakan untuk melawan infeksi Covid- 19.

SINGAPURA - Para peneliti di Singapura berupaya memerangi penyebaran Covid-19 dengan bantuan kecerdasan buatan (Al), untuk menentukan kombinasi obat antivirus yang paling optimal dan dosis yang tepat. Studi baru-baru ini yang dipimpin Dean Ho, Direktur Institute for Digital Medicine, di NUS Yong Loo Lin School of Medicine, telah menunjukkan beberapa harapan.

Dia menemukan ketika obat antivirus molnupiravir dan paxlovid masing-masing digabungkan dengan obat penghambat protease YH-53, campuran itu efektif melawan varian Omicron dari virus korona di laboratorium. Ho menggunakan platform Al-nya, yang dikenal sebagai IDentif.Al, untuk menentukan kombinasi dan dosis.

Penelitian melibatkan dua obat antivirus yang telah digunakan untuk melawan infeksi Covid-19. Saat ini, paxlovid sekitar 90 persen efektif dalam mencegah kebutuhan rawat inap atau perkembangan infeksi, bila diberikan dalam waktu lima hari setelah gejala muncul.

"Molnupiravir sekitar 30 persen efektif," kata Wakil Presiden Asosiasi Inovasi dan Terjemahan Kesehatan di National University of Singapore (NUS), David Allen, yang terlibat dalam penelitian ini. Paxlovid terdiri dari dua obat, nirmatrelvir, obat antivirus yang menargetkan enzim 3CL virus Sars-CoV-2, yang perlu direplikasi oleh virus korona dan ritonavir.

Ritonavir membantu menjaga antivirus aktif dalam tubuh pada konsentrasi yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama guna memerangi virus. Sedangkan molnupiravir bekerja dengan menargetkan enzim yang dibutuhkan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri, dengan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetiknya.

Allen mencatat sementara setiap obat belum menunjukkan penurunan kemanjuran, beberapa pasien di Singapura dan luar negeri mengalami kekambuhan infeksi setelah pemberian paxlovid, meskipun ada respons awal terhadap obat tersebut. "Ini menunjukkan virus Sars-CoV-2 tidak sepenuhnya diberantas oleh obat atau oleh pertahanan kekebalan orang yang terinfeksi," ujarnya.

Allen mengatakan resistensi virus terhadap obat tersebut sejauh ini belum diidentifikasi sebagai penyebab kekambuhan, tetapi tetap menjadi kekhawatiran yang membayangi. Uji coba sedang dilakukan untuk mengklarifikasi apakah penggunaan Paxlovid harus dilakukan untuk jangka waktu yang lebih lama untuk mencegah kekambuhan.

Resistensi obat semacam itu, yang disebabkan oleh mutasi virus, dapat merusak keefektifan obat ketika digunakan untuk merawat pasien. Tim kemudian bertanya apakah kombinasi obat berpotensi menurunkan kemungkinan resistensi virus Sars-CoV-2.

Ho dan timnya menggunakan |Dentif.Al dan mengeksplorasi berbagai kombinasi dan dosis paling tepat yang dibutuhkan, untuk memperkuat efek molnupiravir dan paxlovid terhadap Omicron.

Setiap kombinasi obat kemudian divalidasi terhadap virus Sars-CoV-2 dalam tes laboratorium, sebelum dapat dipertimbangkan untuk evaluasi klinis lebih lanjut. Salah satu kombinasi melibatkan penambahan YH-53, obat penghambat protease dari Jepang. Obat penghambat protease bertujuan memblokir virus korona agar tidak bereplikasi.

Hasil sejauh ini menunjukkan, baik paxlovid maupun molnupiravir, bila dikombinasikan dengan YH-53, memiliki sinergi tergantung dosis. "Artinya, bila digunakan bersama- sama dengan dosis yang tepat, obat-obatan tersebut secara bersama-sama lebih efektif melawan Omicron," kata Ho.

Tim mengeksplorasi lebih lanjut konfigurasi dosis yang lebih luas untuk kombinasi ini untuk menentukan yang paling efektif melawan Omicron, dengan efek toksik minimal. Ho mengatakan kombinasi lain melibatkan uji coba molnupiravir dengan obat influenza murah yang dikenal sebagai favipiravir.

"Banyak dokter telah meminta agar kami menguji favipiravir, salah satu alasannya, obat tersebut telah disimpan di banyak negara untuk mengobati flu, karena obat ini relatif murah dan dapat ditoleransi dengan baik," tambahnya.

sumber : https://koran-jakarta.com/kecerdasan-buatan-untuk-ukur-dosis-obat-covid-19?page=3

Posting Komentar

0 Komentar