Jakarta: Kemacetan di DKI Jakarta, khususnya saat jam pergi dan pulang kerja, menjadi salah satu permasalah yang belum terselesaikan. Tata Consultancy Services (TCS) kemudian memiliki solusi bagaimana mengatasi permasalahan lalu lintas di ibukota, khususnya di saat-saat jalanan penuh sesak.
President Director TCS, Bhavin Zaveri, sudah mengamati lalu lintas Jakarta sejak tahun 2015 dan melihat isu ini menjadi salah satu perhatian penting pemerintah. Menurutnya kemacetan yang ada sekarang ini bisa diselesaikan apabila pemerintah bisa memberikan analisa prediksi untuk mengurai kemacetan lalu lintas.
"Analisa prediksi membangun menghadirkan model (skema) melalui data, alogaritma, dan menggunakan AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan buatan) untuk menghasilkan sebuah prediksi yang bagus untuk lalu lintas di tiap daerah di Jakarta, Jabodetabek, atau dimanapun," beber Bhavin kepada Medcom.id.
Dia memprediksi Pemerintah belum memiliki sebuah sistem prediksi analisa prediksi untuk lalu lintas Jakarta. Padahal dengan penggunaan data-data yang dimiliki oleh pemerintah, khususnya melalui pantauan kamera CCTV, hal ini bisa manfaatkan untuk meningkatkan lalu lintas.
"Kami memilikinya, dan kami bisa membuat teknologinya. Kami bisa proses datanya kemudian membuat flow untuk kemacetan lalu lintas," beber Bhavin.
Bhavin bercerita bahwa perusahaannya memang bergerak di bidang konsultasi dan layanan teknologi informasi untuk berbagai sektor. Termasuk, mereka pun juga memiliki sejumlah teknologi yang dikembangkan khusus untuk sektor otomotif.
Sebagai contoh, perusahaan asal Mumbai, India, ini sudah bekerja sama dengan Ferrari sejak tahun 2008 untuk pengolahan data yang didapat selama berlaga di Formula One (F1). Data-data ini kemudian diolah oleh TCS untuk disajikan kepada para insinyur Kuda Jingkrak sebagai landasan membangun sebuah mobil yang lebih efisien dan efektif dalam sebuah balapan.
Sebagai contoh, perusahaan asal Mumbai, India, ini sudah bekerja sama dengan Ferrari sejak tahun 2008 untuk pengolahan data yang didapat selama berlaga di Formula One (F1). Data-data ini kemudian diolah oleh TCS untuk disajikan kepada para insinyur Kuda Jingkrak sebagai landasan membangun sebuah mobil yang lebih efisien dan efektif dalam sebuah balapan.
0 Komentar