AICIS DAN TRANSFORMASI DIGITAL

 


saat ini mempengaruhi seluruh planet, dan semua negara berlomba-lomba untuk menang. Ada 82 juta kasus terkonfirmasi, berdasarkan data Worldmeters yang dikutip Kompas (Bramasta, 2020). Selain masalah fatality, pandemi ini berdampak signifikan terhadap perekonomian, yang mengakibatkan resesi yang menurut sebagian analis disebabkan oleh keterlambatan penanganan. Industri pendidikan juga terkena dampak pandemi. Di satu sisi, pengaruh ini tidak diragukan lagi negatif dan bahkan menjadi ancaman bagi bidang pendidikan, namun jika dilihat dari perspektif yang berbeda, pandemi dapat dilihat sebagai peluang.

Percepatan transformasi digital adalah salah satunya, dan memiliki efek menguntungkan. Setelah menggunakan sistem konvensional sebelum pandemi, semua sistem dan metode telah beralih ke cara online dan serba digital. Akibatnya, sistem ini mau tidak mau harus mempelajari teknologi dan mulai berubah. Hal ini sejalan dengan rencana Indonesia untuk mengantarkan revolusi industri keempat, di mana teknologi akan merambah setiap bidang kehidupan. Jika kita melihat lebih dekat pada epidemi, tampaknya itu dapat dilihat sebagai awal dari revolusi industri global.

Sejak diciptakannya mesin uap dan dimulainya produksi massal, yang juga dikenal sebagai revolusi industri 1.0, pada abad ke-18, perkembangan revolusi industri global telah berlangsung. Revolusi industri 2.0 dimulai pada abad ke-19 dan ke-20 dengan penemuan mesin listrik, dan revolusi industri 3.0, yang dibawa oleh penemuan teknologi komputer, adalah penekanan tahun 1970-an. Akhirnya, rekayasa cerdas dan Internet ofThings (IoT) didirikan sekitar tahun 2010 (Trisanti, 2018). Indikasi utama dari kemajuan tersebut adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Revolusi industri keempat, yang sekarang sedang berjalan, telah mengubah secara signifikan setiap industri, termasuk pendidikan. Mengingat perubahan masyarakat yang begitu cepat, baik maupun buruk, maka penting untuk mencermati perkembangan pendidikan, khususnya di bidang teknologi yang dinamis. Perubahan ini jelas merupakan bukti transisi infrastruktur dan teknik pendidikan dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran modern. Pembelajaran tidak lagi terjadi di ruang kelas Shahroom dan Hussin seiring berkembangnya masa depan pendidikan. Hal ini mendorong mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk melek digital, atau untuk dapat mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi yang tersedia dari berbagai sumber dalam bentuk digital. Apa artinya ini bagi masa depan pendidikan dan peran transformasi digital di bidang pendidikan selama epidemi.

Industri pendidikan harus mampu mengimbangi laju akselerasi saat ini. Sekolah dan perguruan tinggi perlu segera bersiap untuk berubah jika ingin relevan di era revolusi industri 4.0. Untuk mengikuti akselerasi ini, program pendidikan 4.0 harus segera dijalankan. Digitalisasi lembaga pendidikan harus meningkatkan efektivitas strategi pengajaran. Selain itu, mahasiswa juga akan didorong untuk lebih melek teknologi. Pada tahun 2016, Microsoft Asia EduTech melakukan penelitian. Dalam studi ini, 95% peserta percaya bahwa dukungan teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk sistem pendidikan saat ini.

Namun, banyak instruktur masih merasa sulit untuk mengikuti kemajuan teknologi. Pada akhirnya, potensi teknologi di dalam kelas belum sepenuhnya terwujud. Perguruan tinggi harus bisa membuat perencanaan dengan cepat agar program ini bisa diwujudkan. Semua sistem di sekolah harus didigitalisasi secara bertahap, infrastruktur harus diselesaikan, metode pembelajaran digital harus diterapkan, dan kompetensi guru harus ditingkatkan.

Kementerian Agama meminta kepada seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk melakukan transformasi institusi, digital dan internasionalisasi secara masif, demi mengembangkan eksistensi PTKIN.

“Kalau belum bertransformasi kelembagaan/institusi, sudah harus berani bertransformasi digital. Kalau belum, maka sudah berani transformasi internasionalisasi,” kata Direktur PTKIN Kemenag Prof Amin Suyitno, Ahad (24/10) pada welcome dinner para intelektual muslim dan pimpinan PTKIN se-Indonesia dalam kegiatan “Annual Internasional Conference on Islamic Studies” (AICIS) XX 2021.

Pada tahun ini, AICIS akan diselerenggarakan di Lombok dan Bali untuk membahas salah satunya terkait transformasi digital, manajemen pengetahuan, dan ketahanan sosial. Dengan terselerenggaranya  AICIS 2022, banyak pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam akselarasi berbagai sektor khususnya dalam perspektif digital, manajemen, dan ketahanan.

Secara umum, transformasi digital dapat dipahami sebagai proses dramatis yang terjadi dalam suatu organisasi dan memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi untuk mengubah perusahaan secara drastis. Seperti yang telah disebutkan, transformasi digital dapat dianggap sebagai prosedur yang memanfaatkan teknologi digital yang ada, termasuk virtualisasi, perangkat seluler, dan cloud yang terintegrasi dengan media lain (J. Loonam, 2018). Lebih lanjut, definisi transformasi digital adalah perubahan cara pelaksanaan suatu tugas dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (Danuri, 2019). Jadi, definisi singkat dari transformasi digital adalah transisi dari operasi analog ke digital.

Sebelum melalui transformasi digital, proses tersebut setidaknya harus melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi transformasi digital, digitalisasi, dan digitalisasi. Proses digitalisasi mengubah sesuatu dari bentuk analog ke bentuk digital. Misalnya, rekaman musik yang dulunya ada di kaset menjadi file MP3, dan media massa seperti koran menjadi e-paper. Sedangkan digitalisasi adalah konversi dari proses bisnis konvensional menjadi digital. Dalam hal ini, menghilangkan kertas dan memindahkan semua transaksi online adalah contoh bagaimana segala sesuatunya berubah.

Suatu organisasi atau lembaga dikatakan telah mengalami transformasi digital jika penggunaan TI telah berkembang dan telah menghasilkan sumber nilai dan pendapatan baru, serta nilai-nilai baru yang masih terus dikembangkan. Slogan Rektor UIN Mataram Prof Dr TGH. Masnun,. M. Ag “Ikut  Digital atau Ditinggal”


Halo Sobat Siber..

Webinar Road To National Cybersecurity Connect (NCC) 2022 dengan tema “Protecting the Data, Protecting the Future” merupakan salah satu agenda penting dalam rangkaian kegiatan menuju National Cybersecurity Connect 2022. 

Berikut surat undangan dan rundown acara yang dapat diunduh https://bit.ly/3DfZYOR

Sehubungan dengan hal tersebut, kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu untuk hadir pada:


Hari & Tanggal    : Rabu, 21 September 2022

Waktu                    : 09.00 - 12.00 WIB

Platform                : Zoom Live Streaming


Informasi lebih lengkap dapat Bapak/Ibu temukan pada surat undangan resmi yang kami lampirkan.

Untuk konfirmasi kehadiran, silakan melakukan registrasi pada link berikut

https://s.id/webinar2_ncc2022

Besar harapan kami atas kehadiran Bapak/Ibu pada acara tersebut. Demikian undangan ini kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih.


Salam,

National Cybersecurity Connect 2022



www.ncsc.co.id

Sumber     : https://radarlombok.co.id/aicis-dan-transformasi-digital.html

Posting Komentar

1 Komentar