Ini Pentingnya Digital Parenting bagi Orang Tua, Cegah Cyberbullying pada Anak?

 


Pakar digital forensik dari Universitas Indonesia, Ruby Alamsyah menyarankan para orang tua agar memahami pola asuh di era digital (digital parenting), mendampingi, mengontrol, mengawasi, dan membatasi jam anak bermain gadget.

Semua itu penting dilakukan demi melindungi anak dari perundungan dunia maya atau cyberbullying yang belakangan marak terjadi.

"Aktifkan parenting control (dengan digital parenting), pilihkan platform yang boleh dimainkan dan sekaligus memberi pemahaman bagi anak untuk melindungi dirinya," ujar dia, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Lebih lanjut, Ruby menjelaskan beberapa kategori cyberbullying, di antaranya pesan yang mengandung penghinaan, membuat akun palsu seseorang untuk mempermudah pelaku melancarkan aksinya (impersonation) serta menguntit dan meneror (cyberstalking).

Selain itu, ada juga pencemaran nama baik, pemerasan, membuat komentar yang menyakitkan (trolling), pura-pura menjadi teman kemudian mempermalukan korban (outing), dan menyebarluaskan informasi pribadi secara online (doxing).

"Untuk melindungi anak kita, orangtua jangan melimpahkan tanggung jawab bergawai kepada anak, namun tetap mengawal dan mengawasi penuh terhadap apa yang diberikan kepada anak. Think before click, think before post. Ingat, internet adalah ranah publik,” tutur Ruby.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Fita Maulani mengatakan, dalam upaya mencegah tindak cyberbullying pada anak, pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) bisa menjadi solusi.

IOT merupakan konsep terkait sebuah obyek tertentu yang memiliki kemampuan mengirimkan data melalui jaringan tanpa adanya interaksi dari manusia ke manusia atau dari manusia ke perangkat komputer.

Contoh IoT yang lekat dengan kehidupan orang-orang saat ini yakni teknologi GPS (Global Positioning System) dan smartphone yang bisa digunakan untuk remote TV atau AC.

Dalam konteks cyberbullying, teknologi ini akan mengirim sinyal kepada orang tua atau guru di sekolah melalui komputer atau perangkat seluler saat sensor mendeteksi anomali di tingkat desibel yang tidak wajar.

Tingkat desibel anomali yang tidak wajar bisa disebabkan adanya perundungan atau intimidasi pada anak.

Anak-anak pun dapat dilengkapi dengan wearable berupa jam tangan atau kalung yang mampu mendeteksi sensor, baik itu GPS tracker atau panic button alert  yang dapat difungsikan saat terdesak.

Fita juga mengatakan, orang tua perlu melindungi anak dari dunia digital, salah satunya dengan tidak membagikan foto atau menginformasikan keberadaan anak di media sosial.

"Lindungi anak kita di dunia digital, salah satunya dengan tidak membagi foto atau menginformasikan keberadaan anak di media sosial. Kita tidak pernah tahu bahwa mungkin saja ada follower (pengikut) yang tidak dikenal, yang adalah pelaku kejahatan," tutur dia.

Meski upaya melindungi masyarakat di dunia digital sudah tercantum dalam Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), tetapi masyarakat disarankan tetap melakukan upaya preventif atau pencegahan secara mandiri.

Upaya preventif itu misalnya tidak menerima pertemanan dari orang tidak dikenal, membagikan informasi pribadi, hindari mengunduh aplikasi dari platform tidak resmi, menghindari menggunakan fitur check-in, jangan mudah terprovokasi, dan bereaksi agresif.

Jika sudah terjadi tindak cyberbullying, orang tua sebaiknya simpan pesan atau email sebagai bukti digital, log off dari situs, blokir pesan, dan jangan menanggapi pelaku cyberbullying.

Jika tindakan pelaku sudah sangat meresahkan, maka laporkan kejadian tersebut pada orang dewasa atau orang tua di sekitar pelaku dan pihak berwajib.




Strategi transformasi digital di industri manufactur akan membahasa berbagai macam topik di antaranya apa itu digital transformasion dan dampaknya bagi industri serta menyiapkan infrastructure teknologi untuk transformasi menuju industri 4.0. 

Temukan pembahasan lengkapnya dalam seminar offline pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 14 September 2022

Jam : 13.00 - 17.00 WIB

Lokasi Acara : Hotel Grandsol Marina, Tangerang


Narasumber : 

1. Yoki Mulyadi Wijaya - B2B Sales Manager TPLink

2. Herry Rumawatine S.H, M.AP - Ketua APINDO Tangerang

3. Fanky Christian - Ketua APTIKNAS, Direktur PT. Daya Cipta Mandiri

4. Demi Heezen - Leadership Coach Excelent Founder Skill2max

5. Yolanda Roring - Moderator Founder Yorindo Communication


Daftarkan diri anda segara : https://bit.ly/DTFSmartManufacturing14Sept


Dapatkan Doorprize dan benefit seperti sertifikat, konsultasi dan souvenir.

Sumber     : https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-015476952/ini-pentingnya-digital-parenting-bagi-orang-tua-cegah-cyberbullying-pada-anak?page=3

Posting Komentar

0 Komentar