JAKARTA - Pembangunan Ibu kota Nusantara (IKN) disebut akan menjadi sebuah transformasi peradaban untuk Indonesia.
Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan konsep pembangunan di IKN ini akan menjadi yang pertama diterapkan dibandingkan pembangunan kota-kota lainnya.
Menurutnya, pembangunan IKN ini akan dititikberatkan tentang bagaimana sebuah kota yang berkelanjutan.
Mulai dari aspek sosial budaya, hingga kegiatan ekonomi yang dilangsungkan di kota baru tersebut.
Danis memberikan contoh, selama ini pembangunan-pembangunan yang terjadi dibeberapa kota di Indonesia, masih kurang memperhatikan dampak lingkungan.
Terutama untuk kawasan-kawasan industri yang saat ini sudah beroperasi.
"Kita pembangunan (di IKN) juga berbicara untuk industri, ini industri masa depan, jangan yang biasa kita terima (pembangunan yang ada sebelumnya), itu jadi sesuatu yang benar," ujar Danis saat ditemui MNC Portal di Kantor PII, Senin (16/1/2023).
Setidaknya untuk menjadikan IKN sebagai kota berkelanjutan, ada 3 konsep yang menjadi landasan pembangunan.
Pertama Smart City atau kota cerdas, Forest City atau kota yang hijau, dan Sponge City atau kota penyerap, baik untuk karbon yang dilepas oleh emisi kendaraan atau industri, maupun serapan air hujan kedalam tanah.
"Jangan kita terima pembangunan yang ada sebelumnya sebagai sesuatu yang benar, betapa misalnya di berbagai kota di kita (Indonesia), tidak ada yang hijau kan, masa mau kita teruskan (pembangunan yang sama di IKN)," kata Danis.
Namun demikian memang harus diakui bahwa proses pembangunan untuk mencapai cita-cita pembangunan tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Bahkan hingga selesai pembangunan tahap I tahun 2024 konsep kota tersebut juga belum tentu bisa terwujud.
"Ini kan proses transformasi pembangunan IKN, proses berubah, cara bekerja, cara hidup, cara tinggal, ini yang akan dibangun, akan disesuaikan dengan (konsep berkelanjutan) itu," sambungnya.
Bahkan menurut Danis pembangunan IKN ini juga akan berdampak pada transformasi untuk peningkatan kompetensi insinyur-insinyur yang ada di Indonesia.
Karena konsep yang baru tersebut memberikan tantangan untuk para insinyur mulai melakukan penyesuaian.
"Seiring dengan pembangunan itu, akan ada insinyur di bidang lingkungan, insinyur yang bergerak di bidang energi baru terbarukan dan lainya. Kita harus berevolusi, kita akan ada evaluasi seperti itu, nanti kita akan memberikan rekomendasi tenaga di bidang apa yang kurang," pungkas Danis.
0 Komentar