Masih Diremehkannya Keamanan Sistem Informasi di Indonesia oleh BSSN


 Perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat, terutama jika dilihat dari jumlah penggunaan internet. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka perlu dibuat pula baik itu sistem keamanan informasi sebagai bentuk penanggulangan ataupun pencegahan kejahatan di dunia maya supaya pengguna tidak lagi merasa khawatir dalam penggunaan hak akses internet dan juga menghindari disalahgunakannya oleh oknum tertentu yang memungkinkan untuk melakukan tindakan kejahatan dalam dunia maya.

Menarik untuk dibahas, yaitu mengenai kejahatan siber yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia, yaitu kehadiran Bjorka. Serangan Bjorka terhadap sistem keamanan informasi berupa data-data milik pemerintah menyita perhatian masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Kendati mampu mengungkap data-data yang diklaim rahasia, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menilai, aksi yang dilakukan Bjorka masih dalam intensitas rendah.
Menurut Hinsa Siburian, Intensitas ancaman serangan di ruang siber dikelompokkan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Serangan siber dengan intensitas tinggi dapat melumpuhkan infrastruktur informasi vital yang berada di dalamnya. Hinsa juga menjelaskan, infrastruktur informasi vital ini adalah sistem elektronik yang sudah digunakan di objek vital nasional. Dia kemudian menegaskan, secara umum infrastruktur informasi vital nasional masih berjalan dengan baik hingga saat ini.

Lewat paparan yang telah dijabarkan, Hinsa mengajak masyarakat agar tidak perlu terlalu resah terhadap isu kebocoran data nasional oleh peretas yang mengaku sebagai Bjorka. Pihaknya pun juga sudah memastikan bahwa BSSN sejauh ini telah melakukan proses validasi dan uji forensik digital terhadap data-data yang bocor di masyarakat. Hasni menjelaskan lebih lanjut, walau ada informasi valid dari data-data yang bocor, validitasnya memiliki masa berlaku. Adapun setelah ditelisik, didapati data yang berulang.

Berdasarkan apa yang telah diberitakan di atas, penulis tergelitik untuk menyampaikan opini yang tidak puas terhadap respons BSSN sebagai lembaga negara terhadap seranga Bjorka. Melalui respons tersebut, sudah terlihat jelas ketika pemerintah beranggapan bahwan kasus serangan Bjorka ini merupakan ancaman serangan siber yang termasuk dalam golongan intensitas rendah. Sebagai orang awam dengan logika sederhana, penulis heran dengan respons pemerintah tersebut karena serangan siber dengan intensitas rendah saja, kita sudah kebobolan apalagi jika ada serangan ataupun ancaman dengan intensitas tinggi yang datang. Mau jadi seperti apa akibat yang bakal ditimbulkan nantinya? Bahkan, sampai tulisan ini diketik saja, identitas dari Bjorka saja belum terungkap. Hal tersebut juga menunjukkan sistem keamanan informasi milik negara masih buruk karena mudah dibobol.

Melalui opini ini, penulis hanya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang memiliki kompetensi khusus di atas rata-rata terutama dalam hal ini pada bidang keamanan sistem informasi untuk tidak lagi meremehkan apa pun disekitar kita. Terutama bila hal tersebut menyangkut kepentingan banyak orang bahkan kepentingan sebuah negara.

Posting Komentar

0 Komentar