DishServe Pivot, Blak-blakan Akui Bisnis Cloud Kitchen Minim Untung


Startup 
yang dirintis pada Desember 2020 ini memproyeksikan mampu menghasilkan pendapatan tambahan US$2.000 (sekitar Rp30 juta) per bulan melalui model bisnis baru tersebut. Perusahaan berencana menambah 4.000 jaringan mitra dapur hingga 2026 dan menargetkan bisa meraih laba pada Q3 2023.

DishServe selama ini telah didukung sejumlah investor seperti:

  • Insignia Ventures Partners,
  • Genting Group dan lainnya.

Startup ini terakhir kali mengumumkan perolehan pendanaan Pra-seri A dengan nominal yang tak diungkapkan pada November 2021.

Sebelumnya, platform super-app Grab menutup jaringan cloud kitchen di Indonesia pada Desember 2022. Manajemen Grab menjelaskan penutupan tersebut lantaran pertumbuhan yang tidak konsisten serta peralihan menjadi model bisnis aset ringan.

“Dengan perombakan model bisnis, DishServe akan fokus untuk membantu dapur yang kurang dimanfaatkan sehingga bisa mengembangkan bisnis dengan memaksimalkan solusi teknologi milik kami,” ungkap Singhi dalam keterangannya, Kamis (2/2).

Startup makanan dan minuman DishServe “banting setir” dari model bisnis cloud kitchen menjadi layanan otomatisasi restoran dan pengiriman makanan atau delivery only.

Alasan pivot:

  • Cloud kitchen memiliki margin minimal karena keuntungan diserap oleh aplikasi pengiriman makanan.
  • Harga pokok penjualan (cost of goods sold/COGS) tinggi karena skala produksi yang kecil.
  • Mitra perusahaan berskala kecil dan menengah terkendala minimnya research and development (R&D), serta adanya inkonsistensi dalam penyajian kualitas.

DishServe kini mengembangkan:

  • penyediaan merek,
  • integrasi aplikasi pengiriman makanan,
  • otomatisasi harga dan promosi,
  • rekonsiliasi neraca keuangan,
  • manajemen inventaris,
  • rantai pasok dan logistik,
  • layanan pelanggan,
  • QR code dan lainnya.

CEO DishServe Rishabh Singhi mengungkap transisi bisnis sudah dimulai sejak September 2022.

Startup yang dirintis pada Desember 2020 ini memproyeksikan mampu menghasilkan pendapatan tambahan US$2.000 (sekitar Rp30 juta) per bulan melalui model bisnis baru tersebut. Perusahaan berencana menambah 4.000 jaringan mitra dapur hingga 2026 dan menargetkan bisa meraih laba pada Q3 2023.

DishServe selama ini telah didukung sejumlah investor seperti:

  • Insignia Ventures Partners,
  • Genting Group dan lainnya.

Startup ini terakhir kali mengumumkan perolehan pendanaan Pra-seri A dengan nominal yang tak diungkapkan pada November 2021.

Sebelumnya, platform super-app Grab menutup jaringan cloud kitchen di Indonesia pada Desember 2022. Manajemen Grab menjelaskan penutupan tersebut lantaran pertumbuhan yang tidak konsisten serta peralihan menjadi model bisnis aset ringan.

sumber : https://id.techinasia.com/dishserve-pivot

Posting Komentar

0 Komentar