IKN baru harus menjadi kota cerdas


Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Provinsi DKI Jakarta ke Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sudah melalui pertimbangan matang salah satunya menjadi kota cerdas yang bisa diikuti kota-kota lain di Indonesia.

IKN baru diharap menjadi kota cerdas (intelligent city) yang dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain di tanah air, kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Menurut Budi dalam keterangan tertulis, Kamis, IKN diharap mampu melaksanakan dan mewujudkan visinya sebagai kota pintar sehingga bisa menjadi role model bagi daerah lain di seluruh tanah air.

Seperti yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu yang menyebutkan penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pulau Jawa ditempati oleh 56 persen penduduk Indonesia, atau sebanyak 156 juta penduduk mendiami wilayah Pulau Jawa.

Kondisi ini selain manjadi beban bagi Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta dan Jabodetabek, juga pembangunan dan roda perekonomian akan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Akibatnya penduduk di luar Pulau Jawa akan lambat tersentuh pembangunan.

"Kondisi ini juga akan memperparah tingkat kesenjangan pembangunan antar penduduk dan antar wilayah,"  kata Jokowi.

"Penerapan intelligent City di daerah-daerah di Indonesia ini menjadi penting diwujudkan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan," kata Budi.

Meskipun Indonesia mengenal dan berusaha untuk mengimplementasikan kota pintar beberapa tahun terakhir dan tergolong baru, namun banyak daerah yang telah mengusung kota pintar belum sepenuhnya berhasil, kata Budi menambahkan.

Menurut Budi Gunawan, penerapan konsep kota pintar juga sekaligus untuk menyejajarkan dengan IKN lain yang telah mengusung kosep serupa. Seperti Putrajanya-Malaysia yang telah mengusung intelligent City, Kota otonom Sejong-Korea Selatan dengan Eco-City, atau Smart City yang telah direncanakan oleh calon Ibu Kota baru mesir, El Alamein.

Budi juga menjelaskan bahwa gagasan Intelligent City telah diterapkan di berbagai negara dan kota maju di dunia dan telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat dunia yang hidup di berbagai kota dari seluruh penjuru dunia.

Kunci keberhasilan kota pintar adalah kemampuan mengembangkan dan menerapkan teknologi yang notabene sebagai pondasinya.

Lebih jauh Budi Gunawan juga menjelaskan tentang konsep kota cerdas (Intelligent city), yaitu konsep kota pintar (smart city) yang ditambahkan dengan upaya untuk mengubah/mentransformasi komunitas untuk menjadi lebih baik, lebih kreatif, dan terlibat dalam proyek-proyek pengembangan komunitas pintar yang dapat mendorong terciptanya suasana kota yang saling terkoneksi melalui dukungan teknologi.

Masih menurut Budi Gunawan, Intelligent city sejalan dengan visi IKN yaitu ‘Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable’.

Visi tersebut diterjemahkan melalui pengembangan kota yang berdampingan dengan alam melalui konsep forest city serta smart and intelligent city. Melalui visinya diharapkan IKN dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern, dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Tidak hanya sebagai prototype bagi daerah lain dalam mengembangkan intelligent City, IKN juga dapat mendorong lahirnya kepala daerah terbaik dengan visi teknokratik untuk meniru Nusantara sebagai benchmark nasional.

"Keberhasilan pemimpin IKN juga akan menjadi teladan bagi pemimpin daerah lain dalam menyelenggarakan pemerintahannya," ujar Budi.

Selain itu, menurut dia, pendirian IKN saat ini merupakan momen yang tepat di tengah Indonesia memiliki bonus demografi. Pada satu sisi, bonus demografi yang ditandai dengan penambahan penduduk usia produktif merupakan window of opportunity (keuntungan) yang tidak terelakan bagi Indonesia. Peningkatan usia produktif akan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto).

Namun disisi lain, menurut Budi, bonus demografi bisa menjadi beban dan bumerang apabila usia produktif memiliki kompetensi rendah dan tidak difasilitasi dengan lapangan kerja yang memadai.

Melalui pembangunan IKN baru maka dapat mencegah terjadinya brain drain (kehilangan sumber daya produktif) di tengah bonus demografi ini. "IKN berusaha menciptakan pusat pertumbuhan baru yang dapat bermanfaat bagi penyerapan banyak tenaga kerja sehingga brain drain dapat dicegah," kata Budi menambahkan.

Selain itu, terdapat dua pertimbangan utama mengapa Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur dipilih sebagai Ibu Kota baru, yaitu alasan geografis dan pemerataan pembangunan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua Umum Persekutuan Suku Asli Kalimantan (PASAK) Surpani, secara geografis Kalimantan Timur berada di tengah Indonesia bagian barat dan timur dan berada di jalur khatulistiwa.

Disamping itu, Kalimantan Timur juga memiliki wilayah yang luas untuk dikembangkan menjadi Ibu Kota modern dan profesional. Selain itu, Kalimantan Timur juga tidak berada di lempengan gempa sehingga jarang terjadi bencana.

"Posisi Kalimantan Timur juga diharapkan memperkuat kedudukan Indonesia sebagai negara maritim. Dengan begitu dapat mendukung perkembangan ekonomi berkualitas dan berkelanjutan,"

sumber : https://banten.antaranews.com/berita/207265/ikn-baru-harus-menjadi-kota-cerdas

Posting Komentar

0 Komentar