Konsep green data center semakin menjadi fokus pelaku industri sebagai upaya dekarbonisasi dari kegiatan operasionalnya.
Ada dua aspek utama dekarbonisasi yang ingin dicapai, yakni efisiensi konsumsi listrik yang terukur dan peralihan ke sumber energi terbarukan, serta upaya pengurangan dampak lingkungan langsung dari fasilitas dan teknologi data center.
Studi internal Schneider Electric memperkirakan, penggunaan energi oleh industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan membengkak menjadi 20,9 persen dari total global dan menyumbang 5,5 persen dari emisi gas rumah kaca global pada 2025.
Sementara itu, salah satu konsumsi listrik terbesar di industri teknologi informasi (TI) berasal dari data center.
Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia Yana Achmad Haikal mengatakan, listrik dan pendinginan (cooling) mengonsumsi energi terbesar di data center dan perlu menjadi prioritas utama dalam peningkatan keberlanjutan.
“Sistem pendinginan mengonsumsi listrik hingga 37 persen dari total konsumsi listrik, dan membutuhkan sumber daya air dalam jumlah yang besar,” kata Yana dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (9/2/2023).
Oleh karena itu, lanjutnya, dibutuhkan sistem pemantauan real-time untuk mengukur efektivitas operasional fasilitas data center dalam penggunaan listrik, air, dan sumber daya lainnya.
“Tidak hanya itu, pemilihan solusi dan teknologi yang mengusung konsep ramah lingkungan serta dapat mengoptimalkan siklus hidup data center juga penting dalam mendukung keberlanjutan operasional perusahaan,” jelas Yana.
Dukung pembangunan AREA31
Yana mengatakan bahwa sebagai pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric ingin menjadi mitra digital bagi pelaku data center di Indonesia untuk bertransformasi menuju green data center.
Baru-baru ini, perusahaan asal Prancis tersebut juga ditunjuk oleh PT Dunia Virtual Online untuk mendukung pembangunan infrastruktur data center terbarunya, AREA31, yang berlokasi di Cimanggis, Jawa Barat.
Dalam mendukung infrastruktur AREA31 menjadi green data center, pondasi dasar yang diperlukan adalah memiliki visibilitas menyeluruh terhadap perjalanan aksinya termasuk konsumsi energi.
“Infrastruktur green data center juga harus memiliki kemampuan untuk memproses dan menganalisis data secara akurat untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran,” kata Yana.
Schneider Electric, tambahnya, mendukung hal tersebut melalui berbagai solusi. Pertama, menyediakan perangkat terhubung (connected product), seperti low voltage (LV) switchgear dan medium voltage (MV) switchgear.
Kedua, perangkat lunak, seperti data center infrastructure management (DCIM) untuk memantau kinerja infrastruktur data center secara real-time dan uniflair room cooling system yang meningkatkan efisiensi konsumsi energi, mengontrol kelembaban, serta menjaga stabilitas suhu udara di ruangan pendinginan.
President Director AREA31 Michael Alifen pada kesempatan yang sama mengatakan, AREA31 mengusung konsep Purpose-Built Data Center yang menyediakan tidak hanya solusi data center, tetapi juga satelit teleport.
AREA31 memiliki kapasitas hingga 25 MegaWatt (MW) yang nantinya akan tersedia delapan data hall dan mengakomodir hingga 1.200 rak.
“Kami memiliki visi misi untuk menjadikan AREA31 sebagai green and sustainable data center. Oleh karena itu, kami memilih mitra digital yang memiliki solusi dan rekam jejak mumpuni dalam sustainability, yakni Schneider Electric untuk mendukung infrastruktur AREA31 agar lebih efisien, lincah, andal, dan berkelanjutan,” kata Michael.
Adapun AREA31 merupakan penyedia layanan hyperscale data center berkonsep Military Bunker dengan 8 high-security layers dan menawarkan area rooftop seluas 3.500 meter persegi sebagai fasilitas telecommunication port.
Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi satellite communication provider untuk colocation dengan kapasitas hingga 14 unit antena stasiun bumi dengan diameter 9 meter.
AREA31 juga telah tersertifikasi RATED 3 oleh American National Standards Institute dan Telecommunications Industry Associatoon (ANSI TIA) 942.
0 Komentar