Keuangan Jeblok & Saham Grup Kresna DMMX Mahal, Layak Beli?

  • Penurunan harga signifikan masih membuat valuasi saham DMMX mahal.
  • Kinerja fundamental perusahaan juga tidak menggembirakan.
  • Perusahaan perlu membuktikan diri kepada investor lewat kinerja top line dan bottom line yang optimal ke depan.

Sempat melonjak hingga Rp3.410/saham pada medio 2021, saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) kini diperdagangkan di level Rp775/saham. Dengan harga tersebut, valuasi saham DMMX masih kemahalan (overvalued).

Seperti sejumlah saham sejenisnya, saham DMMX sempat menunggangi riuhnya gelombang kenaikan saham-saham teknologi pada 2021. Saham data center DCII, hingga Grup Lippo MLPT sempat meroket ditopang hype tersebut.

Sejatinya, kehebohan saham teknologi berbarengan dengan melesatnya saham bank mini atau juga bisa disebut bank mini serta aset berisiko macam kripto pada 2021.
Sisa-sisa spekulasi tersebut kini masih terlihat di sejumlah saham, termasuk DMMX, lewat valuasinya yang masih jauh di 'awang-awang'.

Belum lagi, melihat kinerja keuangan emiten Grup Kresna tersebut yang kurang menggembirakan.

Laba bersih perusahaan anjlok 94,57% secara tahunan (yoy) menjadi Rp12,28 miliar pada 9 bulan 2022. Padahal, pendapatan perusahaan meningkat 85,43% yoy menjadi Rp1,33 triliun.

Ini terjadi seiring perusahaan mengalami pembengkakan beban operasional yang menggerus laba usaha perusahaan.

Beban penjualan meningkat 80,88% yoy menjadi Rp11,24 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi membengkak 54,33% yoy menjadi sebesar Rp29,32 miliar selama periode Januari-September 2022.

Laba usaha DMMX sendiri turun sebesar 10,8% yoy dari Rp18,3 miliar pada periode kuartal III 2021 menjadi Rp16,30 miliar pada periode yang sama 2022.

Terkait kontribusi top line perusahaan digital trade marketing tersebut, segmen trade marketing menyumbang kontribusi pendapatan terbesar, yakni Rp1,05 miliar per 30 September 2022, disusul grosir digital Rp159,46 miliar, perangkat keras Rp56,69 miliar, dan lain-lain.

Informasi saja, trade marketing adalah penyediaan program pemasaran perdagangan B2B termasuk pengiklanan dan promosi pemasaran dan aktivasi penjualan. Promosi pemasaran termasuk penawaran voucher seperti voucher makanan atau voucher diskon.

Rasio profitabilitas DMMX juga kurang optimal. Margin laba operasi (OPM) hanya 1,23%, di bawah (4,48%) dan sejumlah peers. Demikian pula margin laba bersih (NPM) DMMX hanya 0,93%, di bawah rerata industri 3,1% dan peers.

Sehubungan dengan itu, rasio andalan investor, return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) juga mini, masing-masing hanya 1,76% dan 1,48%.

Valuasi Mahal

Seperti disinggung di atas, valuasi saham DMMX masih tergolong mahal.
Menggunakan metrik populer, price-to earnings ratio (PER), yang membandingkan harga saham dan laba perusahaan, DMMX mencapai 333,13 kali, di atas rule of thumb 10 kali dan rerata industri 23,49 kali.

Selain itu, rasio harga saham dibandingkan dengan penjualan (PSR) DMMX yang sebesar 3,06 kali juga di atas industri yang hanya 0,39 kali.

Lebih lanjut, dilihat dari nilai aset menggunakan rasio price-to book value (PBV), saham DMMX juga terbilang overvalued. Rasio PBV DMMX sebesar 5,81 kali, di atas industri 3,23 kali.

Apabila menggunakan gabungan rasio multiples dan perhitungan laba perusahaan, nilai wajar saham DMMX berada di angka Rp152/saham atau ada potensi downside 80,39% dari harga per penutupan 17 Maret 2023.

Prospek Bisnis

Sebagai informasi, DMMX menyediakan solusi perdagangan digital, platform berbasis cloud untuk pengiriman konten digital, dan layanan manajemen end-to-end seperti manajemen konten digital, pengembangan sistem administrasi, dan program akuisisi penjualan.

Klien DMMX yang memanfaatkan platform cloud signage (papan informasi visual digital), seperti ritel Circle K, Indomaret, Family Mart, Djarum, Lawson, Alfamidi, Alfamart, hingga BCA.

Per 30 September 2022, DMMX mengelola layanan cloud signage platform di 8.500 lebih toko milik klien dan 11.000 signage.

Selain itu, DMMX memiliki platform marketplace commerce yang menawarkan program pemasaran perdagangan B2B lengkap, yang meliputi periklanan, promosi pemasaran, perdagangan pasar dan aktivasi penjualan. Klien DMMX meliputi SRC dan Kios Warga.

Lebih lanjut, DMMX juga memiliki lini bisnis platform gaming, influencer marketplace (DIGRANS, yang bekerja sama dengan RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina) hingga eWholesale Platform.

Era digital, media baru (YouTube), ecommerce dan pertumbuhan ritel yang cerah bisa menjadi katalis positif bagi perusahaan. Namun persaingan bisnis berupa solusi sejenis, misalnya di solusi signage, dari pemegang merek perangkat signage bisa menjadi penghambat pertumbuhan DMMX ke depan.

Yang jelas, DMMX perlu memanfaatkan peluang pasar tersebut dengan membuktikan kepada investor lewat pertumbuhan top line (soal pendapatan) dan bottom line (soal laba) yang konsisten ke depan.

Khusus untuk saham perseroan, dengan valuasi setinggi saat ini, berinvestasi dalam jangka menengah hingga panjang di saham DMMX bukan pilihan yang baik karena risiko downside yang besar.

Singkatnya, investor perlu menunggu penyesuaian antara harga pasar dan harga wajar DMMX serta kinerja keuangan ke depan untuk bisa mempertimbangkan masuk ke saham ini.

sumber: https://www.cnbcindonesia.com/research/20230319111833-128-422915/keuangan-jeblok-saham-grup-kresna-dmmx-mahal-layak-beli

Posting Komentar

0 Komentar