EWS Banjir Kreasi Mahasiswa Berbasis IoT: Daya Rendah, Jangkauan Deteksi 8 Km

Bencana banjir kerap melanda sejumlah wilayah di eks Karesidenan Surakarta. Terutama saat dilanda cuaca ekstrem, berupa hujan deras dengan intensitas tinggi. Sayangnya, belum semua wilayah memiliki early warning system (EWS) alias alat peringatan dini bencana banjir. Inilah yang mematik keprihatinan Rizky Joanditya, untuk membuat EWS bebasis internet of things (IoT).

Ide membuat EWS ini, bertujuan meminimalkan korban terdampak banjir. Terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Tak sembarang EWS, alat deteksi ini memanfaatkan aplikasi di smartphone.

Menariknya lagi, EWS ciptaan Rizky menggunakan sistem long range wide area network (LoRa) berbasi IoT. Sistem ini bisa mengakomodasi jarak hingga 8 km, dengan waktu yang lebih real time dan berdaya rendah.

Kelebihan LoRa ini sangat cocok untuk perangkat sensor dan diklaim lebih awet. Karena dioperasikan dengan sumber daya baterai, serta cakupan area lebih luas.

“Alat ini sudah diujicobakan di waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali. Alat ini saya coba di sana, karena air Waduk Cengklik sering meluap ketika hujan,” terang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini, Jumat (31/1/2023).

EWS ciptaan Rizky terhubung dengan device, yang akan mengirimkan informasi secara real time mengenai kondisi ketinggian air di beberapa titik yang terdapat device iFlee. Jika ketinggian air mencapai range tertentu, otomatis device akan mengirimkan informasi kepada masyarakat. Berupa peringatan dini atau alarm yang terpasang di sekitar device.

“Aplikasi dan device ini bertujuan membantu mitigasi bencana banjir. Memberikan informasi teraktual melalui smartphone, yang dimiliki oleh kebanyakan orang,” imbuh Rizky.

Hasil pengujian secara keseluruhan, sistem peringatan dini banjir ini berhasil melakukan pengukuran ketinggian air sungai, pintu air, curah hujan, termasuk mengirim data hasil pengukuran ke aplikasi saat akan terjadi banjir. EWS ini juga dapat mengirimkan status ketinggian air, dalam kondisi normal sekalipun. Sesuai dengan permintaan penggunanya.

Terkait rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data dari sensor menuju device, Rizky mengklaim tak kurang dari semenit. Sedangkan tahapan peringatan pada EWS ada beberapa bagian.

Pertama, pipa berwarna biru menandakan debit air rendah. Kedua, pipa warna hijau menandakan debit air masih berada di kondisi normal. Ketiga warna kuning, menandakan status peringatan. Keempat, warna merah menandakan kondisi awas atau siaga.

“Jika debit air  sungai menyentuh  warna merah, maka alarm akan berbunyi. Data otomatis terkirim dan terpantau tiap 30 detik sekali. Jadi masyarakat lebih cepat menerima peringatan, karena jangkauan alat ini bisa sampai 8 km,” terangnya. (ian/fer/dam)

sumber: https://radarsolo.jawapos.com/pendidikan/01/04/2023/ews-banjir-kreasi-mahasiswa-berbasis-iot-daya-rendah-jangkauan-deteksi-8-km/

Posting Komentar

0 Komentar