Segala aktivitas bisnis baik di kota besar maupun kecil membutuhkan internet untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Bisnis sekelas warung kopi pun akan laris jika turut menyediakan WiFi gratis.
Pun demikian, koneksi jaringan internet tak selalu mulus. Koneksi internet yang buruk bisa merusak reputasi bisnis. Contohnya lagi pengusaha restoran atau kafe, kecepatan dan kestabilan internet bisa sangat memengaruhi persepsi konsumen secara langsung.
Hal ini terkait dengan beberapa temuan riset ilmiah. Data i-ras.co.uk mencatat, 57% pengguna akan meninggalkan sebuah halaman situs jika mereka tidak bisa membukanya dalam 3 detik. Keterlambatan 3 detik pun akan menyebabkan penurunan potensi loyalitas sebanyak 7%.
iTel.com menyebutkan, 87% perusahaan memercayakan setidaknya satu beban kerja yang sangat penting pada sistem cloud. Berbagai aplikasi seperti PoS (Point of Sale) atau Google Drive sangat bergantung koneksi internet.
Jadi, meskipun perusahaan kita punya layanan komputasi awan yang andal, tanpa adanya internet yang mumpuni, produktivitas tetap tidak akan maksimal.
Riset Deloitte juga menyebutkan, penyebab frustasi karyawan nomor satu di dunia kerja ternyata disebabkan jaringan yang lambat. Hal ini terjadi baik pada perusahaan besar maupun skala UKM. Produktivitas, dengan sendirinya, akan menurun ketika jaringan tak handal.
Riset serupa dari Sandisk bahkan menyebutkan, performa jaringan yang tak handal, akan dengan mudah menghilangkan satu pekan produktivitas per tahunnya. Pegawai takkan bisa mengeluarkan potensi terbaiknya imbas dari jaringan lemot.
Pakar IT Indonesia yang pernah menggalang petisi online mengenai permasalahan koneksi internet, Onno W. Purbo, sempat mengatakan, rata-rata transaksi keuangan berbasis koneksi mencapai Rp 1,5 miliar per menit. Maka jika dijumlahkan, tiap jam nya mencapai Rp 90 miliar.
Artinya, potensi kerugian bisnis tercatat sangat besar jika koneksi internet mengalami gangguan atau masalah.
Senior IT Consultant Sharing Vision Indonesia, Wendy Hidayat, mengatakan, merujuk fenomena di atas, maka layanan pemantau dan pengelola jaringan internet saat ini sudah menjadi sebuah keniscayaan. Sebab, masyarakat Indonesia telah demikian ketergantungan.
"Menurut saya sih sangat perlu ya netwotk performer karena sekarang zamannya digital dan online. Karena itu, semua aktivitas tidak terlepas dari kualitas dan performa network atau internet. Tinggal dipastikan ada kesiapan SDM yang merata dan bisa menyesuaikan,"katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3/2023).
Senada, Expert Data Center Sharing Vision Indonesia, Beben Mustianda, juga menambahkan, penyedia jasa network performer sudah sebuah kemajuan bagi dunia TIK di Indonesia. Dan, harapannya bahkan bisa lebih berdayaguna bagi masyarakat awam.
"Contohnya perlu adanya alat seperti meteran listrik yang bisa digunakan mengukur pemakaian listrik dikonversikan dengan rupiah paket yang telah dipakai. Karena sekarang ini tidak jelas pemakaian, tiba tiba kuota habis. Jadi, jelas perlu bukan cuma network performer yang dibutuhkan bahkan lebih dari itu," ungkapnya.
Melaui umbrella brand Leap, PT Telkom pun sudah meluncurkan Netmonk, yang memiliki sejumlah fitur canggih terkait kinerja jaringan. Seperti Netmonk Prime yang menyediakan tiga modul sekaligus dalam satu dasbor, yaitu Network, Web/API, dan Linux Server Monitoring, sehingga dapat memanfaatkannya sekaligus tanpa perlu memakai produk lain sebagai tambahan.
Kemudian, Netmonk Prime juga dilengkapi dengan fitur tindakan otomatis yang dapat mengetahui letak permasalahan jaringan di mana dan memberikan saran perbaikan. Dasbor tampil secara intuitif dan mudah digunakan karena ada mode tampilan secara grafis yang memudahkan tim manajerial memahami data.
0 Komentar