Pemerintah Kaohsiung Gencarkan Perkembangan Jadi Kota Cerdas

Kaohsiung merupakan kota terbesar kedua di Taiwan dan menjadi hub utama bagi industri berat. Kini, Kaohsiung juga menjadi kota yang mengembang konsep kota cerdas atau smart city, dan bertransformasi menjadi lokasi yang lebih inovatif, berkelanjutan dan layak ditinggali.

“Inti utama dari smart city yang kami usung bukanlah teknologi yang membentuk smart city. Tapi dengan orientasi terpusat pada masyarakat. Kami perlu menjadikan pemerintah lebih cerdas, kemudian kami bisa menyuguhkan layanan publik kepada masyarakat dengan lebih baik,” ujar Deputy Mayor of Kaohsiung City Government Charles Lin.
 
Salah satu area fokus utama pengembangan smart city di Kaohsiung adalah manufaktur cerdas. Lin menyebut bahwa industri berat merupakan industri utama di Kaohsiung, dan kota ini memiliki keuntungan kuat di bidang tersebut. 
Pemerintah Kaohsiung, lanjut Lin, juga berencana menggunakan teknologi seperti IoT, AI, big data, dan komputasi awan atau cloud computing untuk mengoptimalisasi proses produksi, mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon, serta meningkatkan kualitas dan inovasi produksi, dan menciptakan layanan dengan nilai tambahan lebih banyak.
 
Manufaktur cerdas tidak hanya menguntungkan industri, lanjut Lin, juga kota secara keseluruhan. Sebab, manufaktur cerdas dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan, menarik perhatian lebih banyak bakat, meningkatkan pendapatan pajak, lingkungan dan reputasi kota Kaohsiung.
 
Selain itu, manufaktur cerdas juga dinilai Lin dapat mendorong perkembangan industri terkait lainnya, seperti logistik, edukasi, serta pariwisata dan budaya. Lin menyadari tujuan smart city adalah untuk memungkinkan lingkungan lebih cerdas dan lebih baik untuk masyarakat. Karenanya, pengembangan smart city di Kaohsiung tidak dapat dilakukan hanya oleh masyarakat.
 
Lin menyebut bahwa dukungan dari pemerintah pusat dan solusi inovatif dari perusahaan partisipan merupakan elemen penting dalam progress pengembangan smart city di Kaohsiung. Lin secara khusus menekankan pentingnya regulasi, dinilai dapat mendukung atau justru menghalangi inovasi.
 
Regulasi, jelas Lin, merupakan elemen penting untuk memastikan keamanan, kualitas dan akuntabilitas, sehingga perlu fleksibel dan adaptif untuk mengakomodasi teknologi dan model bisnis baru.
 
Kegagalan mungkin dapat terjadi, namun menurut Lin, pemerintah harus terbuka untuk mengeksplorasi dan bereksperimen pada ide dan inovasi baru baik dari perusahaan besar maupun startup.
 
Lin juga menekankan bahwa pengembangan smart city di Kaohsiung tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal masyarakat. Generasi muda mungkin dapat beradaptasi dengan mudah dengan teknologi baru dalam waktu singkat, namun tidak demikian dengan generasi lebih tua dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
 
Karenanya, pemerintahan yang dipimpin Lin menargetkan untuk menyediakan paket layanan komprehensif untuk seluruh masyarakat yang tidak memiliki akses ke atau familiar dengan teknologi, terutama generasi tua yang membutuhkan.
 
Salah satu inisiatif ini, jelas Lin, bertujuan untuk mengatasi permasalahan ini adalah via pusat panggilan yang dapat mendukung masyarakat yang kesulitan menggunakan teknologi.
 
Pemerintah Kaohsiung juga tengah berupaya untuk meningkatkan cakupan aplikasi cerdas di Kaohsiung, terutama di area pedesaan, lokasi internet terbatas atau tidak dapat diandalkan. Dengan demikian, meningkatkan infrastruktur komunikasi menjadi prioritas pemerintah Kaohsiung saat ini.

Posting Komentar

0 Komentar