Terhempas Kota Cerdas

 

WALI Kota Bandung, Jawa Barat, Yana Mulyana yang biasanya menebar senyum ramah ke kalangan jurnalis, kali ini harus menyembunyikan senyumnya di balik masker berwarna putih.

 
Tak hanya itu, Kang Yana, demikian sapaan akrabnya, harus mengenakan rompi oranye dengan tangan terborgol ke depan. Dengan wajah tertunduk, Wali Kota Bandung periode 2018-2023 itu mengabaikan pertanyaan jurnalis yang memberondongnya seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi.
 
Politikus Partai Gerindra yang gemar menunggangi motor besar Harley Davidson tersebut terjaring operasi tangkap tangan atau OTT KPK pada Jumat, 14 April 2023. Orang nomor satu di Kota Kembang itu terjaring OTT saat hendak bertransaksi suap dari perusahaan pelaksana proyek Bandung Smart City, yakni PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) dan PT Sarana Mitra Adiguna (SMA).
KPK pun resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahanan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap enam tersangka. Lembaga antirasuah juga mengamankan barang bukti uang Rp924,6 juta dan sepasang sepatu merek Louis Vuitton tipe Cruise Charlie Sneaker 1A9JN8 dalam kasus dugaan suap terkait proyek pengadaan CCTV dan internet service provider untuk layanan digital Bandung Smart City di Pemerintah Kota Bandung tahun anggaran 2022-2023 ini. Kota cerdas atau kota pintar (smart city) adalah obsesi semua kepala daerah. Bahkan, sejumlah kepala daerah di berbagai kesempatan, terlebih di depan rakyatnya, sering kali mengumandangkan ambisi pemerintahannya untuk menjadikan wilayah yang dipimpinnya sebagai smart city.

 
Gerakan menuju 100 smart city merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PU-Pera, Bappenas, dan Kantor Staf Presiden. Gerakan tersebut bertujuan membimbing kabupaten/kota dalam menyusun masterplan smart city untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan.
 
Terciptanya smart city bukan perkara mudah. Apalagi jika hanya dibicarakan demi mendongkrak suara dalam pilkada. Proyek smart city membutuhkan pikiran besar untuk mewujudkannya, yakni pengelolaan kota yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar kota menjadi lebih cerdas dan efisien di dalam pemanfaatan berbagai sumber daya, sekaligus meningkatkan pelayanan dan kualitas kehidupan masyarakat kota dengan tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan hidup.
 
Konsep smart city pertama kali digulirkan IBM, perusahaan komputer ternama di Amerika Serikat. Tujuannya ialah meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan dengan enam indikator, yaitu masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living. Kendati demikian, smart city bukan berarti ‘palu gada’ (apa lu mau gua ada). Maksudnya, konsep smart city harus fokus untuk menjadikan sebuah kota cerdas pada salah satu bidang. Misalnya, Kota Kopenhagen, Denmark, fokus pada bidang lingkungan, dan Seoul, Korea Selatan, terkonsentrasi pada pelayanan publik dalam bidang TIK.
 
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2022 tentang Perkotaan yang ditetapkan oleh Presiden pada 26 Desember 2022 mendukung implementasi kota cerdas. Dalam Pasal 41 ayat 1 PP itu disebutkan bahwa Indeks perkotaan berkelanjutan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu merupakan upaya untuk memperkuat standar kota cerdas dan berkelanjutan.
 
Adapun indeks persepsi perkotaan meliputi standar kemanfaatan, keadilan, dan keterjangkauan. Pasal 43 PP itu menyebutkan bahwa standar kemanfaatan digunakan untuk memastikan warga perkotaan menerima manfaat dari layanan perkotaan; standar keadilan digunakan agar semua kelompok masyarakat termasuk kelompok rentan dapat memanfaatkan layanan perkotaan secara adil; dan standar keterjangkauan agar semua warga perkotaan dapat menjangkau layanan secara efektif dan efisien.

 
Pendekatan kota cerdas sebagaimana Pasal 61 dalam PP tersebut melalui tata kelola birokrasi, ekonomi, kehidupan berkota, masyarakat, lingkungan, dan mobilitas. Selanjutnya tata kelola birokrasi dilakukan dengan perbaikan pelayanan publik, efisiensi birokrasi, serta efisiensi dan transparansi penyusunan kebijakan.
 
Bandung Smart City sebenarnya program yang sangat bagus. Di bawah Wali Kota Bandung Yana Mulyana dibangun inovasi dalam menciptakan layanan digital satu pintu bagi masyarakat melalui aplikasi Bandung Sadayana (Bandung Semuanya, red). Layanan online ini disediakan oleh semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Bandung.
 
Membangun kota cerdas tak semata fisik. Yang utama ialah aparaturnya juga harus cerdas dan berintegritas sehingga rakyatnya akan terbawa cerdas serta memiliki sense of crisis dan sense of belonging dengan kotanya. Alhasil, visi Terwujudnya Kota Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamais bukan sesuatu yang utopis. Leureus kitu urang Bandung? (Benar begitu orang Bandung?) Tabik

Posting Komentar

0 Komentar