LPPM Universitas Islam Malang (Unisma) melalui program hibah PKM (Pemberdayaan Berbasis Masyarakat) dengan pendanaan dari DRTPM Kemendikbudristek 2023 menghelat workshop pembelajaran berbasis Internet of Things (IoT) untuk guru di bawah LP Ma’arif NU kota Malang. Workshop ini bertempat di ruang Seminar K.H. A. Wahab Hasbullah Gedung Usman Bin Affan lantai 7 Unisma.
Acara ini dihelat melalui program Hibah PKM bertajuk ‘Workshop Pendampingan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Teaching at the Right Level (TaRL) Berbasis Teknologi pada guru LP Ma’arif Kota Malang,’. Tim pelaksana PKM terdiri atas, Dr. Sunismi, M.Pd sebagai ketua, dengan beranggotakan Dr. Sri Wahyuni, M.Pd dan Dr. Alfan Zuhairi, M.Pd.
Workshop ini memberi pemahaman terkait pembelajaran berdiferensiasi TaRL berbasis teknologi. Ada 2 Narasumber yang didatangkan, yaitu Syaiful Arief, S.Pd., M.Pd (koordinator guru penggerak Kota Malang dan Kepala sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 3 Kota Malang) dan Yusuf Amhar (ahli media IT dan tenaga pengajar Yayasan Muslim Cendekia).
Ketua Tim Penelitian LPPM Unisma, Dr. Sunismi, M.Pd., menyampaikan materi workshop terdiri atas kurikulum merdeka dan implementasinya di sekolah maupun madrasah. Juga pengembangan perangkat pembelajaran berdiferensiasi berbasis TaRL (Modul Ajar, Bahan Ajar, LKPD, Kisi-kisi Asesmen/Penilaian), pengembangan media video pembelajaran (Kinemaster atau Filmorago, live worksheet).
Ada juga materi pengembangan media Flipbook digital dan games education, pengembangan media penilaian interaktif Quizizz dan Wordwall, serta Pengembangan media Canva, Google Form dan Google Drive.
Workshop ini, lanjut Dr. Sunismi, dihelat oleh program hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai DRTPM Kemdikbud Ristek 2023. Pesertanya terdiri atas 24 sekolah di bawah LP Ma’arif NU baik SMP, MTS, MA, SMA se kota Malang.
“Ini dalam rangka mengajak guru Ma’arif mengasah kompetensi dalam mengajar dan implementasi kurikulum Merdeka. Sekolah di LP Maarif masih belum banyak yang mengimplementasikan kurikulum merdeka. Bahkan dari wawancara dengan sekretaris LP Ma’arif Malang, untuk sekolah menengah hampir 70% guru belum tahu kurikulum merdeka,” kata Sunismi.
Melalui Workshop dilaksanakan selama 2 hari, yaitu 12-13 Juli 2023 ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang kurikulum merdeka. Modelnya dengan In On In, selama 2 hari pemahaman materi, on-nya pengembangan perangkat pembelajaran, in-nya implementasi perangkat yang dikembangkan di sekolah masing-masing.
“Di tim kami, ada tim mahasiswa yang direkrut untuk membantu mengembangkan produk yang diimplementasikan di sekolah. Mahasiswa sebagai tutor akan melakukan pendampingan mengatasi permasalahan yang dialami oleh peserta workshop sekaligus melakukan monitoring pada guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran,” lanjutnya
Mahasiswa yang menjadi pendamping sekolah akan memperoleh rekognisi untuk ekuivalensi MBKM mata kuliah KKN (3 SKS) dan PPL (3 SKS). Ekuivalensi PPL mahasiswa diberi tugas mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran di sekolah sebagai model dan sekaligus dapat digunakan pengambilan data untuk skripsi.
“Rekognisi di mata kuliah KKN atau KSM mahasiswa akan datang ke sekolah-sekolah LP Ma’arif peserta workshop untuk melakukan pendampingan pada guru untuk membantu mengembangkan perangkat pembelajaran. Dengan kegiatan ini mereka akan menjadi tutor untuk guru,” ujarnya.
Ada 3 mahasiswa yang dilibatkan dari 3 prodi (prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika) di FKIP Unisma. Mereka harus membuat artikel dari skripsinya dan dipublikasikan di jurnal minimal Sinta 3. “Mereka yang dilibatkan ada rekognisi antara tugas di lapangan dengan mata kuliah yang di ekuivalensi,” lanjut Sunismi.
Workshop ini diselenggarakan secara gratis, para peserta mendapat sertifikat dengan pola 34 Jam Pelajaran (JP). 34 JP terdiri atas: struktur materi kurikulum merdeka sebanyak 2 JP, Materi perangkat pembelajaran berdiferensiasi berbasis TaRL sebanyak 4 JP, materi media pembelajaran IT 4 JP, kemudian pengembangan perangkat pembelajaran 12 JP, Review/revisi pengembangan perangkat pembelajaran 8 JP, dan implementasi perangkat pembelajaran di kelas sebanyak 4 JP,
“Peserta akan memperoleh sertifikat dengan pola 34 JP, materi workshop dan setiap sekolah peserta workshop akan diberi software aplikasi media pembelajaran IT premium untuk di install di laptob/PC sekolah sehingga dapat digunakan oleh guru-guru di sekolah tersebut. Target capaian yang harus dicapai dari kegiatan workshop ini minimal 80% peserta harus bisa mengimplementasikan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan hari ini,” pungkas Sunismi.
Sementara itu, Dekan FKIP Unisma, Dr. Hasan Busri, M.Pd., menyampaikan, workshop ini sebagai bentuk komitmen FKIP Unisma kepada guru agar konsisten dalam menerapkan berbagai regulasi pendidikan. Mulai dari kurikulum, model, dan media pembelajaran berbasis masalah.
“Ini dimulai dari guru LP Ma’arif NU. Jadi guru – guru tidak hanya formalitas dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan berbasis masalah. Kami berharap guru Maarif kedepan menjadi profesional,” kata Dekan.
Prof. Dr. H. Nor Ali, M.Pd., Ketua LP Maarif NU kota Malang mengapresiasi workshop ini. Menurutnya, program ini bagus sebagai salah satu wujud dari instrumen kurikulum Merdeka Belajar. Dalam hal ini untuk mengembangkan kemitraan antar LP Ma’arif dan tim dari Unisma.
Selain itu, workshop ini melatih hingga mengimplementasikan produk. Selain itu melibatkan mahasiswa sebagai pendamping untuk aplikasi yang berbasis teknologi. “Saya sampaikan terima kasih kepada Dekan FKIP Unisma dan Dr. Sunismi semoga kebaikan ini menjadi amal jariyah kita semuanya Insya Allah,” ujar Prof Ali. [dan/beq]
sumber:
0 Komentar