Tantangan Sekolah Kejuruan di Era Industri 4.0



 Perubahan yang disebabkan oleh era Industri 4.0 menciptakan tantangan dan peluang bagi pendidikan. Terutama bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang dirancang untuk menghasilkan lulusan dan siap bersaing dalam dunia kerja.

Tak pelak lagi di era digital jebolah SMK sangat dinantikan sepakterjangnya yang sangat dekat dengan teknologi digital dan koneksi yang lebih luas. Memungkinkan lulusan SMK untuk menciptakan startup atau berkontribusi pada inovasi bisnis yang berbasis teknologi.

Era Industri 4.0, yang ditandai oleh adopsi teknologi digital dan transformasi digital dalam berbagai sektor ekonomi, memiliki dampak yang signifikan pada lulusan SMK. Terlebih Era Industri 4.0 membawa perubahan besar dalam cara kerja dan bisnis dengan adopsi teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), data analis, dan teknologi automasi.

Ini menciptakan permintaan yang lebih besar untuk lulusan SMK yang memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pemrograman, desain grafis, atau keterampilan terkait digital lainnya.

Hal tersebut diperkuat data SMK pendidikan sangat diminati oleh masyarakat. Survei Indikator menunjukkan pada tahun 2022 pendidikan SMK lebih banyak diminati dibandingkan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam survei tersebut sebanyak 49,4% responden memilih menyekolahkan anaknya ke SMK setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Persentase itu lebih besar dari responden yang memilih SMA, yakni 43%.

Program SMK Pusat Keunggulan adalah program pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Indonesia. Program ini selaras dengan kebijakakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

SMK Pusat Keunggulan memiliki fokus pada pengembangan kompetensi dan keterampilan siswa dalam bidang-bidang tertentu yang dianggap strategis dan berpotensi menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Salah satu tujuan dari program SMK Pusat Keunggulan adalah untuk menghasilkan lulusan SMK yang siap untuk terjun langsung ke dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program ini sering kali menawarkan kurikulum yang lebih khusus dan komprehensif, serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran praktis dalam bidang kejuruan yang dipilih.

Maka sudah seyogyanya SMK dapat menjadi salahs satu solusi menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2023 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang, berkurang sekitar 410 ribu orang dibanding Februari 2022.

SMK Pusat Keunggulan dirancang bekerja sama dengan industri dan lembaga-lembaga terkait lainnya untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman kerja yang relevan dan aktual selama masa studi mereka.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia industri. Namun, setiap SMK Pusat Keunggulan dapat memiliki fokus dan program kejuruan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan prioritas lokal atau regional.

Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh sekolah kejuruan. Pertama, kurangnya minat siswa, eberapa siswa mungkin tidak tertarik pada pendidikan SMK karena pandangan yang kurang positif terhadap kejuruan atau kecenderungan untuk mengutamakan pendidikan umum. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah pendaftar dan sulitnya menarik siswa yang berkualitas untuk mengikuti program kejuruan.

Selin itu, terkadang SMK dianggap sebagai pilihan sekunder atau kurang prestisius dibandingkan dengan pendidikan umum atau pendidikan tinggi. Pandangan negatif ini dapat mempengaruhi persepsi siswa, orang tua, dan masyarakat pada umumnya terhadap pentingnya pendidikan kejuruan, sehingga sulit mempromosikan dan mengembangkan program kejuruan.

Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana. Program SMK Pusat Keunggulan memerlukan fasilitas dan peralatan yang memadai untuk mendukung pembelajaran praktis. Namun, tidak semua sekolah kejuruan memiliki anggaran yang cukup untuk memperoleh atau mempertahankan peralatan modern dan fasilitas yang diperlukan. Hal ini dapat membatasi kemampuan sekolah dalam memberikan pelatihan yang relevan dan mutakhir.

Ketiga, perlu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dalam bidang kejuruan tertentu dapat menjadi tantangan. Memiliki guru yang berpengalaman dan terampil dalam industri terkait dapat memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam dan pembaruan terkait perkembangan terbaru di lapangan.

Keempat, kurangnya hubungan SMK dengan Industri. Kerjasama yang baik antara sekolah kejuruan dan industri sangat penting. Namun, menjalin hubungan yang erat dengan dunia industri dan memastikan bahwa kurikulum kejuruan tetap relevan dengan kebutuhan industri dapat menjadi tantangan. Perubahan cepat dalam teknologi dan tren industri mengharuskan sekolah kejuruan untuk terus memperbarui kurikulum dan mengadopsi metode pembelajaran yang relevan.

Kemudian transisi ke dunia kerja. Tujuan utama pendidikan SMK adalah mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke dunia kerja. Namun, beberapa siswa mungkin menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan yang sesuai setelah lulus. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya peluang kerja yang sesuai dengan keterampilan yang diperoleh, kurangnya pengalaman kerja, atau kurangnya jaringan dan pendampingan dalam mencari pekerjaan.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi sekolah kejuruan untuk terus meningkatkan kualitas program, memperkuat kemitraan dengan industri, mengadopsi teknologi pendidikan yang mutakhir, dan mempromosikan pendidikan kejuruan sebagai pilihan yang berharga bagi siswa. SMK bukan lagi sekadar SMK Bisa melainkan bisa menjadi Pusat Keunggulan untuk Indonesia yang lebih berdaya.

sumber: https://yoursay.suara.com/kolom/2023/07/10/120109/tantangan-sekolah-kejuruan-di-era-industri-40

Posting Komentar

0 Komentar